Liputan6.com, Jakarta - Jerawat telah jadi masalah kulit lintas usia. Ya, pejuang jerawat nyatanya bukan hanya para remaja, namun juga orang dewasa, fenomena yang kemudian melahirkan istilah adult acne. Apa itu sebenarnya jerawat saat dewasa?
Menurut ahli dermatologi dr. Madana N., SpKK, jerawat memang umumnya jadi masalah kulit seseorang di masa pubertas. Namun, yang disebut adult acne adalah ketika masalah kulit tersebut muncul di usia lebih dari 25 tahun.
Baca Juga
Advertisement
"Ada juga yang (mulai berjerawat) di usia 30 tahun, bahkan 40 tahun. Beberapa kasus pasien memang (kulitnya) dulu berjerawat, terus sampai sekarang. Tapi, ada yang baru (berjerawat) saat berusia 30 dan 40 tahun," katanya dalam jumpa pers di bilangan Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu.
Ia menyambung, "Adult acne bisa dialami wanita dan pria. Tapi berdasarkan penelitian, wanita yang sering terkena adult acne."
Berbeda dengan jerawat saat remaja, adult acne umumnya berada di sepertiga area bawah wajah, yakni dagu, di bawah hidung, bahkan leher. "Jerawat (saat dewasa) cenderung besar dan meradang. Ada pula komedo sewarna kulit, tapi beruntusan," imbuh dr. Madana.
Sementara teen acne cepat muncul, jerawat saat dewasa cenderung lebih lamban, tapi ada secara terus-menerus. dr. Madana mengatakan bahwa pandemi COVID-19 cenderung memperparah kasus kulit berjerawat saat dewasa.
Pasalnya, karena memakai masker, sepertiga bawah area wajah lebih sering tertutup. "Lalu, (permukaan kulit) bergesekan dengan masker, dan itu memperparah jerawat. Proses peradangan dan jerawatnya jadi double," tuturnya.
Penyebab Adult Acne
dr. Madana menjelaskan bahwa ada berbagai penyebab munculnya jerawat ketika dewasa. Di antaranya, pertama, hormonal. "Biasanya hormon androgen meningkat dan itu memengaruhi kelenjar minyak. Produksi minyak berlebih, lalu berjerawat," ia mengutarakan.
Selain itu, stres, siklus tidur yang kurang sehat, dan penyakit wanita dewasa seperti Polycystic Ovary Syndrome (PCOS), genetik, dan konsumsi obat-obatan tertentu juga bisa memicu timbulnya adult acne. Masalah jerawat tidak berhenti ketika meradang saja karena bekasnya juga sama mengesalkan.
"Bekas jerawat sendiri macam-macam," tuturnya. "Ada bekas jerawat kemerahan, scar atau bopeng, dan kecokelatan."
Lamanya bekas jerawat untuk hilang, menurut dr. Madana, tergantung tingkat masalah jerawat yang dialami. "Kalau jerawat ada nanah, lebih lama hilang bekasnya," ia mengatakan.
Karena itu, dr. Madana menyarankan untuk menangani masalah jerawat sedini mungkin. Ia berkata, "Jangan sampai jerawat meradang atau bernanah. Karena itu bekasnya lebih lama hilang, terlebih jika berjerawatnya sudah di usia dewasa."
Advertisement
Cerita Shareefa Daanish
Aktris, sekaligus adult acne fighter, Shareefa Daanish, pun berbagi perjuangannya melawan adult acne yang mulai dialaminya di awal pandemi COVID-19. "Waktu remaja, aku justru jarang jerawatan," katanya mengawali cerita.
"Karena masalah jerawat ini, insecure aku waktu dulu memulai karier akting datang lagi. Aku awalnya memang kurang percaya diri karena bentuk wajahku yang tidak seperti aktris kebanyakan. Karena jerawat, aku jadi ingat lagi ketakutan-ketakutan itu. Jadi lebih sensitif juga. Merasa syuting tidak totalitas, karena kepikiran jerawat," katanya.
Ia pun sudah bolak-balik mencoba berbagai solusi mengatasi kulit berjerawat. "Ikutin berbagai tips di media sosial, DIY juga, coba rekomendasi produk macam-macam. Dari pengalaman ini, menurutku penting untuk paham solusi terbaik untuk kulit kita bagaimana," tuturnya.
Karena itu, demi meningkatkan kesadaran di masyarakat akan pilihan solusi untuk melawan masalah jerawat, Daanish digandeng La Roche Posay. "Aku dapat pemahaman bahwa solusi terbaik dimulai dari analisa dan diagnosa ahli," tuturnya.
Ia menyambung, "Pertama, aku mendapatkan analisa acne severity level aku menggunakan Effaclar Spotscan, yang mengukur tingkat keparahan jerawatku, dan aku direkomendasikan mengunjungi dermatologist untuk mendapatkan diagnosa."
Atasi Jerawat dengan Medis dan Dermatologi
Head of Marketing Active Cosmetics Division Indonesia, Nestya Sedayu, mengatakan bahwa melalui video kampanye bersama Daanish, mereka ingin menyampaikan pesan bagaimana medis dan dermatologi dapat membantu mengatasi permasalahan jerawat.
"Bagi rekan-rekan acne fighters di Indonesia, salah satu langkah awal untuk mendapatkan kulit yang sehat adalah mendapat analisa dan diagnosa dermatologi, sehingga dapat menemukan penanganan yang tepat," ujarnya. "Ketika masalah kulit berangsur membaik, kepercayaan diri dan quality of life juga akan meningkat."
Dalam perawatan, dr. Madana mengatakan, kunci mengatasi kulit berjerawat adalah mencegah penumpukan sel kulit mati dan produksi minyak berlebih. "Eksfoliasi dengan frekuensi dan bahan yang tepat itu penting," katanya.
Sebagai salah satu solusi, La Roche Posay pun menawarkan Effaclar Serum. Produk tersebut hadir dengan formulasi Tri-Acid-Complex, yaitu Salycilic Acid 1,5 persen untuk membersihkan pori-pori secara menyeluruh dan mencegah penumpukan sebum berlebih; Glycolic Acid 3,5 persen guna membantu pembaharuan kulit dan menyamarkan noda bekas jerawat' serta LHA 0,45 persen untuk membantu eksfoliasi mikro secara lembut untuk pori tampak kecil.
Juga, terdapat Niacinamide yang menjaga kekuatan pertahanan kulit, menenangkan secara intensif, menyejukkan kulit yang teriritasi ringan, serta membantu menyamarkan pori-pori dan noda hitam. Tidak ketinggalan, ada La Roche Posay Thermal Spring Water yang menenangkan kulit dan meredakan rasa tidak nyaman.
"Saran saya," Nestya mengatakan. "Jangan langsung dipakai setiap hari. (Pakai serum) 2--3 kali seminggu dan hanya malam hari dengan besoknya harus memakai tabir surya. Banyaknya bisa 1--3 tetes, sesuaikan dengan wajah masing-masing."
Advertisement