SKKL Berperan Krusial dalam Mendukung Digitalisasi

Kabel bawah laut diibaratkan jalan tol untuk internet dalam berkomunikasi dan membawa data digital dengan kecepatan transmisi lebih cepat.

oleh Liputan6.com diperbarui 08 Sep 2022, 20:30 WIB
Ilustrasi digitalisasi untuk UMKM kuliner (Liputan6.com/Anugerah Ayu).

 

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator (Menko) Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan berharap, digitalisasi yang sedang berkembang sangat cepat di Indonesia  dapat menghilangkan korupsi dan mendorong efisiensi di semua bidang.

“Jadi negara ini kita buat supaya digitalized (terdigitalisasi), akan hilangkan korupsi, akan buat lebih efisien, penerimaan pajak akan lebih bagus, juga membuat anak-anak muda lebih banyak berkarya,” katanya saat mengikuti FGD Investasi Kabel Bawah Laut di Indonesia yang dipantau secara secara daring di Jakarta pada Rabu (7/9), seperti dilansir Antara.

Dalam penjelasannya, Luhut menyebut, hal yang menjadi motor pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia salah satunya adalah proyek kabel bawah laut. Kabel bawah laut diibaratkan jalan tol untuk internet dalam berkomunikasi dan membawa data digital dengan kecepatan transmisi lebih cepat.

Di Indonesia sudah ada empat proyek kabel bawah laut yang sedang dalam proses pembangunan di perairan Indonesia yaitu, Proyek Echo kerja sama Meta, Google dan juga XL Axiata, Proyek Bifrost kerja sama dengan Meta, Keppel Midgrad dan Telin, Proyek Apricot kerja sama dengan Meta, Keppel Midgrad, dan NTT, serta Proyek Sun Cable yang berinvestasi sebesar Rp. 36,6 Triliun.

Menurut Lembaga Afiliasi Penelitian Indonesia (LAP) ITB, penerapan jaringan 5G lewat penyiapan infrastruktur kabel bawah laut di Indonesia memiliki potensi untuk meningkatkan PDB dengan kumulatif dengan angka 9,5 Persen atau setara dengan Rp 2.874 Triliun dari tahun 2021-2030.

Ahmad Ludfi sebagai Ketua Umum Asosiasi Sistem Komunikasi Kabel Laut Seluruh Indonesia (Askalsi) menjelaskan, Sistem Komunikasi Kabel Laut (SKKL) berperan sangat krusial dalam mendukung digitalisasi.

Menurutnya, infrastruktur kabel bawah laut di Indonesia didominasi asing, dari kabel, kapal, teknologi dan juga keamanan sampai sistem pengamanannya. Karena itu, ia mendorong adanya sistem pengamanannya.

“Targetnya kedaulatan negara seperti Pak Luhur bilang. Kita juga berharap keamanan kabel laut bisa menyukseskan program pemerintah tidak hanya di Kominfo, tapi di seluruh lapisan.” Katanya.

Ludfy yakin bahwa industri SKKL akan masih terus tumbuh dengan beriringan dengan kebutuhan internet di Indonesia, walaupun ada teknologi satelit, tetapi menurutnya serat optik sangat optimal dalam transmisi data di era digital.

Hinggis Leonanda/Universitas Multimedia Nusantara


Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi patner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya