Liputan6.com, Toronto - Ratu Elizabeth II dikabarkan tengah sakit.
Seluruh anggota keluarga terdekat Ratu Inggris Elizabeth II diminta untuk berkumpul ke Balmoral, setelah kondisi kesehatan sang ratu dikabarkan memburuk.
Advertisement
Semua anak Ratu Inggris itu sedang atau dalam perjalanan ke Balmoral. Ratu Elizabeth memiliki empat anak, delapan cucu dan 12 cicit," demikian dikutip dari laman BBC, Kamis (8/9/2022).
Mengetahui kabar tersebut, Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau, kemudian mendoakan Ratu Inggris dan keluarga kerajaan.
"Warga Kanada selalu memikirkan Ratu Elizabeth," Perdana Menteri Justin Trudeau mengatakan dalam sebuah tweet pada hari Kamis.
"Pikiran saya, dan pikiran orang Kanada di seluruh negeri, bersama Yang Mulia Ratu Elizabeth II saat ini. Kami mendoakan yang terbaik untuknya, dan berharap yang terbaik untuk Keluarga Kerajaan," sambung twit PM Kanada itu seperti dikutip dari CNN, Kamis (8/9/2022).
Ratu Elizabeth II adalah Ratu Kanada dan kepala negara Kanada. Ia juga disebut sebagai personal embodiment of the Crown in Canada, menurut situs web pemerintah Kanada.
Ratu Elizabeth II dilaporkan sakit dan kini berada di bawah pengawasan medis. Saat ini ratu ada di Balmoral setelah dokter melakukan perawatan akibat masalah kesehatannya, demikian keterangan dari Istana Buckingham, Inggris.
"Menyusul hasil pemeriksaan lebih lanjut pagi hari ini, para dokter mengkhawatirkan kesehatan Yang Mulia dan merekomendasikan dia untuk tetap berada di bawah pengawasan medis," kata seorang dokter dalam pernyataan.
Sempat Tampil di depan Umum
Ratu Elizabeth II sempat tidak terlihat di depan publik selama beberapa pekan. Namun, pada akhir Juni 2022 ia kembali tampil di muka umum. Ratu terlihat bahagia dengan membagikan senyum semringah saat melakukan tugas kerajaan di Skotlandia.
Istana Buckingham sebelumnya mengatakan bahwa Ratu, yang telah mengalami masalah mobilitas selama beberapa bulan terakhir, mungkin tidak bisa lagi melakukan perjalanan.
Namun, penggemar kerajaan terkejut sekaligus gembira setelah video Ratu Elizabeth II turun dari kereta di Edinburgh tanpa bantuan dibagikan oleh media sosial resmi Kerajaan Inggris. Seorang pengguna Twitter menulis, "Sungguh senyuman yang luar biasa, Yang Mulia," sementara yang lain menambahkan, "Bukankah Ratu kita terlihat luar biasa?!"
Di Instagram, penggemar kerajaan hampir tidak bisa menahan kegembiraan mereka. Salah satunya berkomentar, "Sang Ratu terlihat luar biasa. Dia pasti senang berada di Skotlandia."
Ratu Elizabeth II dipercaya tengah memiliki semangat yang baik saat ia mengambil bagian dalam upacara penting yang berlangsung di halaman depan Holyroodhouse, kediaman resmi bangsawan di Skotlandia.
Melansir Daily Beast, Rabu, 29 Juni 2022, selama upacara, Ratu secara simbolis menyerahkan kunci ibu kota Skotlandia oleh Lord Provost. Sesuai tradisi, ia kemudian mengembalikan kunci dengan mempercayakan para pejabat terpilih untuk menyimpannya.
Ratu tersenyum berdiri di halaman depan istana, dengan seorang anggota rombongannya memegang payung di atas kepalanya. Ia bergabung dengan putra bungsunya, Pangeran Edward, dan istrinya Sophie.
Advertisement
Jika Ratu Elizabeth II Meninggal di Skotlandia, Kode Rahasia Operation Unicorn Diaktifkan
Ratu Inggris Elizabeth II saat ini berada di bawah pengawasan medis di Balmoral, Skotlandia. Sang ratu saat ini berada di bawah pengawasan medis, setelah dokter mengkhawatirkan kesehatannya.
Awal pekan ini, Ratu Elizabeth II secara resmi menunjuk Perdana Menteri baru di Scottish Estate yang mendobrak tradisi tak seperti sebelumnya.
"Menyusul evaluasi lebih lanjut pagi ini, para dokter Ratu mengkhawatirkan kesehatan Yang Mulia dan telah merekomendasikan dia tetap di bawah pengawasan medis," ujar seorang juru bicara Istana seperti dikutip dari Yahoo News, Kamis (8/9/2022).
"Sang Ratu merasa nyaman dan berada di Balmoral."
Bagaimana jika sang ratu meninggal di Skotlandia, kabarnya ada rencana khusus dengan kode rahasia Operation Unicorn (Operasi Unicorn).
Apa itu Operasi Unicorn?
Operation Unicorn akan segera menghentikan bisnis di Parlemen Skotlandia sehingga pihak berwenang dapat mempersiapkan pemakaman kenegaraan.
Bisnis politik akan ditangguhkan dan pemakaman kemungkinan akan berlangsung sekitar sepuluh hari setelah kematiannya.
Diyakini bahwa jika Ratu meninggal di Skotlandia, maka orang-orang dari seluruh dunia dapat melakukan perjalanan ke negara itu.
Diperkirakan bahwa Katedral St Giles dan Holyroodhouse di Edinburgh akan menjadi titik fokus bagi jurnalis dan publik.
Itu juga berarti bahwa jasadnya akan dibaringkan di Holyroodhouse dengan peti mati, kemudian dibawa ke katedral di Royal Mile.
Jenazah Ratu Elizabeth II kemudian akan ditempatkan di Royal Train di Stasiun Waverley dan perjalanan kembali ke London.
Diyakini ada sekitar tiga pertemuan setiap tahun yang melibatkan anggota pemerintah, polisi, dan lembaga penyiaran untuk menyusun strategi peristiwa kematian Ratu.
Apa itu Operation London Bridge?
Sebelumnya kode rahasianya adalah operation London Bridge (Operasi London Bridge). Ini adalah rencana utama ketika Ratu meninggal bukan di Skotlandia melainkan di London.
Pada hari kematian Ratu Inggris itu, para menteri akan menerima telepon dan email yang berbunyi: "Rekan-rekan yang terhormat, dengan kesedihan saya menulis untuk memberi tahu Anda tentang kematian Yang Mulia Ratu."
Parlemen Inggris akan menunda dan Perdana Menteri selanjutnya akan membuat pernyataan.
Tidak ada anggota lain dari Pemerintah Inggris akan diizinkan untuk membuat pernyataan apapun sampai setelah pengumuman tersebut.
Pangeran Charles akan menyampaikan pidato ke Inggris sebelum bertemu dengan Perdana Menteri.
Sehari setelah kematian Ratu, pejabat pemerintah akan mengumumkan Pangeran Charles sebagai raja baru mereka.
Advertisement