Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street menguat pada perdagangan Kamis, 8 September 2022 dalam sesi perdagangan yang bergejolak. Hal ini seiring pelaku pasar di wall street merespons komentar ketua the Federal Reserve (the Fed) Jerome Powell mengenai bank sentral yang terus meredam inflasi.
Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones melonjak 193,24 poin atau 0,61 persen ke posisi 31.774,52. Indeks S&P 500 menanjak 0,66 persen ke posisi 4.006,18 dan indeks Nasdaq bertambah 0,60 persen menjadi 11.862,13.
Advertisement
Sebelumnya, wall street melemah selama sesi tanya jawab dari Powell di Cato Institute dan kembali menegaskan kalau bank sentral akan melakukan apa yang diperlukan untuk meredam inflasi. Ia juga isyaratkan jeda kenaikan suku bunga atau memangkas suku bunga tidak akan segera terjadi.
“Sejarah sangat memperingatkan terhadap kebijakan pelonggaran premature,” ujar dia dikutip dari CNBC, Jumat (9/9/2022).
“Saya dapat meyakinkan Anda, kalau kami sangat berkomitmen untuk hal ini akan terus melakukannya sampai pekerjaan selesai,” ia menambahkan.
Sementara itu, bank sentral Eropa pada Kamis pagi, 8 September 2022 menaikkan suku bunga sebesar 0,75 persen. Hal ini sebagai langkah yang sebagian besar diharapkan menekan inflasi.
Pada perdagangan di wall street Kamis pagi, saham melanjutkan penguatan yang solid. Pada Rabu, 7 September 2022, rata-rata indeks acuan utama membukukan hari terbaik sejak 10 Agustus 2022 dengan indeks Nasdaq menghentikan penurunan beruntun dalam tujuh hari.
Namun, saham tetap dalam tren turun secara keseluruhan karena kekhawatiran tentang perlambatan ekonomi dan kenaikan suku bunga lebih lanjut dari the Federal Reserve (the Fed) mendorong beberapa investor menjauh dari pasar yang berisiko.
“Saya pikir kita memiliki pasar yang gelisah dalam minggu sebelum rilis inflasi,” ujar Chief Market Strategist B Riley Financial Art Hogan.
Gerak Saham di Wall Street
Adapun sejumlah saham yang menjadi penggerak wall street antara lain saham GameStop naik 4 persen setelah perusahaan mengungkapkan kemitraan baru dengan pertukaran kripto FTX. Selain itu, saham Rivian melonjak lebih dari 6 persen setelah mengumumkan merencanakan usaha patungan untuk membangun van komersial listrik di Eropa.
Saham Snap melonjak lebih dari 8 persen setelah Verge melaporkan CEO Evan Sipegel menyampaikan rencana perubahan Haluan dalam sebuah memo internal.
Ekonom di Nomura juga mengubah perkiraan untuk kenaikan suku bunga the Federal Reserve, sekarang antisipasi kenaikan 0,75 persen ali-alih 0,50 persen.
Goldman Sachs dan Bank of America memiliki perkiraan yang sama untuk September 2022. Ini juga merupakan harga pasar saat ini, pelaku pasar melihat peluang 86 persen dari kenaikan suku bunga 0,75 persen pada September, dan peluang itu naik dari sebelumnya 77 persen.
Advertisement
Penutupan Wall Street 7 September 2022
Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street menguat pada perdagangan Rabu, 7 September 2022. Hal ini seiring pasar mencoba melepas dari koreksi dalam tiga minggu karena suku bunga dan harga minyak mereda sehingga kurangi kekhawatiran investor terhadap inflasi tinggi yang berkelanjutan.
Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones melonjak 435,98 poin atau 1,4 persen ke posisi 31.581,28. Indeks S&P 500 mendaki 1,8 persen ke posisi 3.979,87. Indeks Nasdaq bertambah 2,14 persen menjadi 11.791,90, dan hentikan koreksi beruntun dalam tujuh hari.
Imbal hasil obligasi Amerika Serikat (AS) atau turun setelah lonjakan pada perdagangan Selasa, 6 September 2022. Harga minyak merosot dengan harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) ke posisi USD 81,94 per barel, penutupan terendah sejak Januari 2022. Pound Inggris mencapai level terendah terhadap dolar AS sejak 1985.
Sentimen The Fed
Di sisi lain, wall street menguat seiring Wakil Ketua the Fed Lael Brainard menegaskan kembali bank sentral akan melakukan apa yang diperlukan untuk menahan inflasi, sementara mencatat risiko melangkah terlalu jauh. Banyak pelaku pasar memutuskan untuk fokus pada poin terakhir dari pidatonya.
“Pada titik tertentu dalam siklus pengetatan, risikonya akan menjadi lebih berpihak. Kecepatan siklus pengetatan dan sifat globalnya serta ketidakpastian di sekitar laju di mana efek dan kondisi keuangan lebih ketat bekerja melalui permintaan agregat, menciptakan risiko yang terkait dengan pengetatan yang berlebihan,” ujar dia dikutip dari CNBC, Kamis (8/9/2022).
Wall street yang menguat membalik koreksi sebelumnya ke wilayah negatif dalam perdagangan berjangka. Saham berjangka merosot setelah artikel Wall Street Journal melihat komitmen ketua the Fed Jerome Powell untuk redam inflasi.
Dengan demikian, bank sentral AS dapat menaikkan suku bunga acuan sebesar 0,75 persen pada September, dan akan menjadi kenaikan ketiga berturut-turut.
"Gambaran besar, kami pikir saham tetap berada di posisi sulit karena kebijakan yang sebabkan pertumbuhan melambat,” ia menambahkan.
Advertisement