Rupiah Menguat ke 14.875 per Dolar AS Usai Bank Sentral Eropa Kerek Suku Bunga Acuan

Kurs rupiah pagi ini menguat 26 poin atau 0,17 persen ke posisi 14.875 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya 14.901 per dolar AS.

oleh Tira Santia diperbarui 09 Sep 2022, 10:20 WIB
Nilai tukar mata uang rupiah terhadap dolar, selalu mengalami perubahan setiap saat terkadang melemah terkadang juga dapat menguat.

Liputan6.com, Jakarta Nilai tukar rupiah menguat jelang akhir pekan, seiring kenaikan suku bunga acuan oleh Bank Sentral Eropa atau European Central Bank (ECB).

Kurs rupiah pagi ini menguat 26 poin atau 0,17 persen ke posisi 14.875 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya 14.901 per dolar AS.

"Nilai tukar rupiah berpotensi menguat hari ini terhadap dolar AS seiring dengan kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral Eropa semalam sebesar 75 basis poin," kata Pengamat Pasar Uang Ariston Tjendra saat dihubungi di Jakarta, Jumat.

Menurut Ariston, kenaikan suku bunga acuan ECB sedikit banyak mengurangi tekanan penguatan dolar AS. Indeks dolar AS terlihat mengalami koreksi.

Tapi di sisi lain, lanjut Ariston, pergerakan nilai tukar terhadap dolar AS masih belum lepas dari isu kenaikan lanjutan suku bunga acuan AS.

Semalam Gubernur Federal Reserve (Fed) Jerome Powell masih menegaskan bahwa fokus bank sentral adalah menurunkan tingkat inflasi AS secara signifikan mendekati target 2 persen.

"Ini artinya kenaikan suku bunga acuan sebagai alat moneter untuk mengendalikan inflasi bakal terus dijalankan. Hal ini masih akan memberi tekanan ke rupiah," ujar Ariston.

 

 

Dari dalam negeri, Ariston menilai pelaku pasar masih mengamati isu kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dan inflasi yang bisa memberikan tekanan ke rupiah.

Ariston memperkirakan hari ini rupiah akan bergerak di kisaran level 14.850 per dolar AS hingga 14.920 per dolar AS.

Pada Kamis (8/9) lalu rupiah ditutup menguat 17 poin atau 0,11 persen ke posisi 14.901 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya 14.918 per dolar AS.


Milenial Bakal Punya Akun Rupiah Digital di Bank, Bisa buat Main Metaverse

Petugas menata uang rupiah kertas tahun emisi 2022 saat membuka penukaran untuk warga di Hall Basket Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, Minggu (21/8/2022). Masih dalam rangka HUT Kemerdekaan ke-77 Republik Indonesia, Bank Indonesia mengeluarkan uang baru TE 2022 dengan pecahan Rp 100.000, Rp 50.000, Rp 20.000, Rp 10.000, Rp 5.000, Rp 2.000, dan Rp 1.000. (merdeka.com/Arie Basuki)

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyatakan, pihaknya tengah mempersiapkan rupiah digital sebagai alat pembayaran yang sah di masa depan. Nantinya, alat tukar tersebut bisa digunakan generasi milenial untuk bertransaksi di e-commerce, digital banking, hingga metaverse.

"Di masa depan, milenial nantinya bakal punya dua akun di bank, baik itu akun standar yang kita ketahui atau akun digital, di perbankan, atau di perusahaan sistem pembayaran," ungkapnya dalam Konferensi Internasional Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan (BMEB) ke-16, Kamis (25/8/2022).

"Jadi Anda bisa memainkan metaverse di sana menggunakan rupiah digital," ujar Perry.

Untuk itu, Bank Indonesia kini tengah menyeleksi bank-bank atau perusahaan sistem pembayaran terbesar sebagai calon distributor rupiah digital.

Nantinya, Bank Indonesia bakal menyalurkan rupiah digital hanya kepada perbankan atau perusahaan sistem pembayaran terpilih, dengan dapat menggunakan Distributed Ledger Technic (DLT) yang dimiliki masing-masing.

"Platform distribusinya akan menggunakan DLT blockchain, dan perbankan terpilih nantinya akan punya dua akun, yakni akun digital dan akun standar," terang Perry.

Menurut dia, rupiah digital kelak bakal punya arti penting ketika dunia sudah makin bertransisi ke era digital. Tapi di sisi lain, Perry juga tetap ingin mempertahankan rupiah sebagai salah satu pilar kedaulatan negara.

"Tidak ada negara di dunia ini tanpa kedaulatan mata uangnya, baik itu dolar Amerika Serikat, euro, yuan China, juga rupiah. Itu lah mengapa Bank Indonesia perlu mencermati CBDC (central bank digital currency). Itulah alasan mengapa Bank Indonesia sedang dalam proses merilis rupiah digital," tuturnya.


BI Seleksi Bank Distributor Rupiah Digital

Teller menunjukkan mata uang rupiah di penukaran uang di Jakarta, Rabu (10/7/2019). Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup stagnan di perdagangan pasar spot hari ini di angka Rp 14.125. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Bank Indonesia (BI) tengah menseleksi perbankan maupun perusahaan-perusahaan sistem pembayaran terbesar untuk mendistribusikan rupiah digital.

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan, pihak bank sentral memilih untuk mendistribusikan rupiah digital secara grosir (wholesale), yakni hanya kepada perbankan maupun perusahaan payment system terbesar.

"Kita sedang dalam proses menseleksi pemain terbesar dalam bank, perusahaan sistem pembayaran yang akan dimandatkan untuk mendistribusikan rupiah digital," ujar Perry dalam Konferensi Internasional Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan (BMEB) ke-16, Kamis (25/8/2022).

Perry menyampaikan, Bank Indonesia bakal menyalurkan rupiah digital hanya kepada perbankan atau perusahaan sistem pembayaran terpilih, dengan dapat menggunakan Distributed Ledger Technic (DLT) yang dimiliki masing-masing.

"Platform distribusinya akan menggunakan DLT blockchain, dan perbankan terpilih nantinya akan punya dua akun, yakni akun digital dan akun standar," terangnya.

Menurut dia, keberadaan rupiah digital jadi salah satu bentuk kedaulatan negara yang jadi tanggung jawab pihak bank sentral, khususnya saat dunia sedang berfokus pada isu digitalisasi.

"Tidak ada negara di dunia ini tanpa kedaulatan daripada mata uangnya, baik itu dolar Amerika Serikat, euro, yuan China, juga rupiah," ungkap dia.

"Itu lah mengapa Bank Indonesia perlu mencermati CBDC (central bank digital currency). Itulah alasan mengapa Bank Indonesia sedang dalam proses merilis rupiah digital," tegas Perry. 


BI Siap Terbitkan Rupiah Digital, Simak Tahapannya!

Karyawan menunjukkan uang rupiah dan dolar AS di Jakarta, Rabu (30/12/2020). Nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup menguat 80 poin atau 0,57 persen ke level Rp 14.050 per dolar AS. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Bank Indonesia (BI) segera menerbitkan konseptual desain mata uang digital bank sentral, yaitu rupiah digital. Tercatat ada tiga aspek utama yang sedang disiapkan BI sebelum resmi menerbitkan rupiah digital untuk transaksi.

"Ada tiga aspek yang kami persiapkan untuk rupiah digital. Satu aspek sudah selesai, dan kami dalam tahap finalisasi untuk merilis yaitu konseptual desain dari digital rupiah," katanya Gubernur BI Perry Warjiyo seperti dikutip Jumat (22/7/2021).

Aspek kedua, BI tengah mempersiapkan untuk mengintegrasikan infrastruktur sistem pembayaran dan pasar keuangan agar terkoneksi, terintegrasi, dan interoperabilitas dengan rupiah digital.

"Nomor dua adalah mengintegrasikan infrastruktur sistem pembayaran dan pasar keuangan agar terkoneksi, interkoneksi, terintegrasi," ujarnya.

Terakhir, sebelum menerbitkan rupiah digital yang harus diperhatikan yaitu soal pilihan teknologi. "Dan yang ketiga pilihan tentu saja adalah pilihan teknologinya," imbuh Perry.

Lebih lanjut, Perry menjelaskan soal konseptual desain rupiah digital yang direncananya akan diterbitkan dalam bentuk wholesale. Dengan demikian, rupiah digital yang diterbitkan oleh bank sentral bisa digunakan sebagai alat pembayaran yang sah sama seperti rupiah dalam bentuk kertas.

"BI akan menerbitkan digital rupiah sebagai alat pembayaran yang sah. Alat pembayaran yang sah di negeri ini sesuai dengan Undang-Undang Dasar (UUD), UU mata uang dan UU Bank Indonesia," tegasnya.   

Infografis Nilai Tukar Rupiah (Liputan6.com/Trie Yas)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya