Liputan6.com, Jakarta - Ketika Anda menghabiskan waktu bertahun-tahun dengan satu pasangan, kemungkinan besar Anda akan mengalami banyak pencapaian penting bersama.
Hal yang sama berlaku untuk satu pasangan yang telah menikmati enam tahun bahagia dalam suatu hubungan dan melakukan "segala sesuatu" yang Anda harapkan dari pasangan yang telah menghabiskan bertahun-tahun bersama untuk melakukannya.
Advertisement
Dari bertemu keluarga masing-masing, hingga merencanakan masa depan mereka, pasangan itu mengira mereka masing-masing telah menemukan belahan jiwa mereka. Tetapi masa depan pasangan itu dibiarkan tergantung pada keseimbangan, dan kebahagiaan mereka hancur, menyusul penemuan yang mengejutkan.
Setelah melakukan tes DNA, yang dilakukan dengan harapan menemukan lebih banyak tentang diri mereka sendiri, ternyata itu malah mengungkapkan kebenaran yang tidak pernah mereka duga, pasangan itu mengalami dilema yang memilukan.
Artikel tentang setelah tes DNA, wanita ini baru tahu pria yang ia pacari selama 6 tahun adalah saudara kandungnya menjadi yang terpopuler di kanal Citizen6-Liputan6.com. Disusul dengan artikel tentang bisa berteman dengan siapa saja, ini tiga zodiak paling ekstrovert.
Sementara itu artikel ketiga terpopuler tentang tujuh tips ini bisa bantu kamu mengatasi rasa malas dan menunda-nunda pekerjaan.
1. Setelah Tes DNA, Wanita Ini Baru Tahu Pria yang Ia Pacari Selama 6 Tahun adalah Saudara Kandungnya
Pasangan itu patah hati setelah mengetahui bahwa mereka sebenarnya adalah saudara laki-laki dan perempuan. Mereka tidak pernah menyadarinya, karena mereka berdua diadopsi pada usia dini.
Kisah itu terungkap setelah sang pacar membagikan pengalaman mereka dalam sebuah posting di forum Reddit "offmychest".
Memposting sebagai u/LetsSinWith wanita itu mengklaim: "Saya baru tahu bahwa saya telah berkencan dengan saudara kandung saya selama 6 tahun."
2. Bisa Berteman dengan Siapa Saja, Ini 3 Zodiak Paling Ekstrovert
Apa jadinya dunia tanpa para ekstrovert? Merekalah yang (dengan penuh kasih) mendorong kita keluar dari zona nyaman untuk memperluas wawasan, bertemu orang baru, dan mencicipi semua kesenangan yang ditawarkan kehidupan.
Dan, berkat keajaiban unsur-unsurnya, tiga tanda zodiak ini memancarkan energi ekstrovert murni. Ini dia tiga tanda zodiak paling ekstrovert seperti dilansir dari Stylecaster:
1. Aries
Aries — tanda api utama zodiak — adalah pemimpin tertinggi. Sudah menjadi sifat alami mereka untuk ingin memimpin, karena mereka adalah zodiak pertama dalam roda zodiak. Mereka tidak akan memimpin dengan tenang dari belakang, namun—mereka gagah, berpendirian dan tahu bagaimana membuat diri mereka didengar.
Orang-orang yang berapi-api ini menjadi organisator dan aktivis politik yang sangat baik karena mereka hebat dalam mengumpulkan orang banyak dan mengekspresikan perasaan mereka dengan cara yang kuat.
Advertisement
3. 7 Tips Ini Bisa Bantu Kamu Mengatasi Rasa Malas dan Menunda-nunda Pekerjaan
Rasa malas bisa saja menghambat aktivitas yang kamu lakukan. Kondisi ini juga kemudian dapat memicu kebiasaan malas bergerak yang dapat berdampak pada berbagai masalah kesehatan. Lalu, bagaimana cara menghilangkan rasa malas ini?
Pada umumnya, orang malas kemudian dapat diartikan juga dengan kebiasaan tidak melakukan kegiatan yang sebenarnya bisa dia lakukan. Rasa malas dapat terjadi juta akibat sejumlah alasan, misalnya saja target yang tidak realistis, keinginan mendapatkan hasil yang sempurna, juga tidak menyusun rencana.
Beberapa peneliti dari University of Oxford sendiri mengatakan rasa malas ternyata banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor biologis, tak hanya dari faktor psikologis saja. Untuk dapat mengetahui hal ini, peneliti kemudian melakukan berbagai pemindaian magnetic resonance imaging (MRI) serta meneliti aktivitas otak yang mempengaruhi motivasi dan rasa malas pada diri seseorang.
Saat seseorang memutuskan untuk melakukan sesuatu, bagian korteks premotorik otak kemudian cenderung menyala sebelum titik lain pada otak yang mengendalikan gerakannya menjadi aktif. Sebaliknya, pada orang yang malas, korteks premotorik ini kemudian tidak menyala akibat koneksinya yang terputus.
Para peneliti sendiri menduga bahwa koneksi otak yang menghubungkan “keputusan dalam melakukan sesuatu” menjadi tindakan nyata yang kurang efektif pada orang yang pemalas. Otak pada orang malas harus bekerja lebih keras agar dapat mengubah keputusan yang diambil menjadi tindakan-tindakan nyata.