Cara Sekolah Internasional di Tangsel Agar Siswa Terhindar dari Praktek Perundungan

Sekolah bertaraf internasional di Tangerang Selatan (Tangsel), mengadakan sebuah acara untuk menghindari kasus perundungan.

oleh Pramita Tristiawati diperbarui 09 Sep 2022, 10:47 WIB
Sekolah bertaraf internasional di Tangerang Selatan (Tangsel), mengadakan sebuah acara untuk menghindari kasus perundungan. (Liputan6.com/Pramita Tristiawati)

Liputan6.com, Tangerang - Sekolah bertaraf internasional di Tangerang Selatan (Tangsel), mengadakan sebuah acara untuk menghindari kasus perundungan. Hal ini dilakukan untuk menanamkan saling menghargai seluruh siswa, meski mereka berbeda tingkatan kelas.

Guna menghindari kssus perudungan hingga berujung pemukulan, Mutiara Harapan Islamic School di Tangerang Selatan menggelar Language Fair, Kamis (8/9/2022). Acara tersebut memamerkan hasil karya dari siswa pre-school yang siswanya berumur dua tahun sampai Upper Secondary (SMA).

Bukan hanya itu, sekolah yang menggunakan kurikulum dari Cambridge tersebut juga mengadakan fashion show dari beberapa negara.

Kepala Sekola Secondary Mutiara Harapan Islamic School, Romansyah mengatakan, kegiatan yang memancing kreativitas siswa itu sudah dipersiapkan selama satu bulan.

"Jadi ini selama satu bulan para siswa mempersiapkan Language Fair, guru hanya mengarahkan semua yang menentukan siswanya sendiri mau ambil tema fashion show seperti apa. Ada juga presentasi yang dipersiapkan sendiri. Jadi antar teman itu bonding satu sama lain, yang tadinya diam jadi aktif dan sebagainya," ungkap Romansyah dalam keterangannya.

Bahkan, Romansyah menegaskan tidak ada aksi bullying alias perundungan apa lagi senioritas dalam Mutiara Harapan Islamic School. Hal itu dileburnya dalam berbagai aktivitas interaktif seperti Language Fair ini yang mengharuskan siswanya saling berinteraksi dalam kreativitas.

"Antara SMP dan SMA itu sangat dekat sekali tidak ada senioritas, malah senangnya adik kelas dan kakak kelas tetap sopan. Hal lainnya mereka sangat bisa bonding aktivitas apapun, basket, project, adik kelas yang enggak paham dibantuin senior untuk Language Fair ini," papar Romasnyah.

 


Hukuman Tegas

Tak segan-segan, hukuman tegas akan diberikan kepada siswa yang berani melakukan perundungan. Terlebih, perundungan sudah disertai kekerasan fisik dan mengancam nyawa.

"Dari awal kita tekankan campaign anti bullying, jadi semua udah menandatangin fakta integritas sehingga bully dalam bentuk apapun, verbal fisik media sosial akan ditindak tegas. Tidak ada toleransi lah, bisa dikeluarkan dari sekolah," tegasnya lagi.

Di kesempatan yang sama, Mutiara Harapan Students Union (MHSU) atau Ketua Osis, Farrel mengatakan, dalam Language Fair ini dirasa sangat bermanfaat dalam bonding antar siswa.

"Kerasa banget ya dalam waktu satu bulan ini saling bantu kakak adik kelas di sini, jadi yang enggak kenal bisa saling kenal. Makin mempererat juga," kata Farrel.

Selain memperkuat bonding, Language Fair juga bisa melahirkan kreativitas siswa yang belum terlihat sebelumnya.

"Banyak dari teman-teman tuh yang jadi tahu dia handal dibidang ini, ketahuan setelah ikut acara," katanya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya