Putri Diana Seharusnya Jadi Ratu Inggris Saat Pangeran Charles Naik Takhta Raja

Putri Diana kembali menjadi sorotan usai Ratu Elizabeth II meninggal dan naiknya Camilla menjadi ratu pendamping raja Inggris yang baru.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 09 Sep 2022, 14:05 WIB
Kue pernikahan Pangeran Charles dan Putri Diana yang berusia 40 tahun bakal dilelang Agustus 2020 mendatang. (Instagram/lady_.dianaspencer).

Liputan6.com, London - Nama Lady Diana kembali menjadi sorotan setelah Ratu Elizabeth II meninggal. Sebab kini Inggris memiliki ratu (pendamping) baru yaitu Camilla. 

Seperti diketahui, Putri Diana seharusnya menjadi ratu Inggris lewat pernikahannya dengan Pangeran Charles yang kini menjadi Raja Charles III. Ia saat itu bergelar Putri Wales (Princess of Wales). 

Pangeran Charles dan Putri Diana menikah di musim panas pada 29 Juli 1981. Situs History menyebut nyaris 1 miliar orang dari 74 negara menonton proses tersebut. 

Usia Diana waktu itu masih 20 tahun dan Charles sudah 32 tahun.  Pesona Diana ternyata tidak bisa mengalihkan Pangeran Charles dari mantan kekasihnya: Camilla Shand. 

Camilla berusia satu tahun lebih tua dari Pangeran Charles. Ayah dari Camilla adalah mantan tentara bernama Bruce Shand, sementara ibunya bernama Rosalind yang merupakan putri seorang bergelar bangsawan yakni Lord Ashcombe. 

Sementara, Diana merupakan putri dari John Spencer, Viscount Althorp. Keluarga Spencer lebih dekat dengan keluarga kerajaan Inggris. Salah satu nenek Diana, yakni Ruth Roche, dikenal sebagai orang dekat dari Ibu Suri Ratu Elizabeth (ibunda Ratu Elizabeth II). 

Badai Rumah Tangga

Pernikahan musim panas Charles-Diana berakhir dengan badai rumah tangga yang besar. Perselingkungan Charles dengan Camilla telah menjadi rahasia umum. 

Diana pun akhirnya memulai hubungan juga dengan pria militer bernama James Hewitt yang berpangkat mayor. Sama seperti Charles-Camilla, usia Diana dan James juga tak terpaut jauh. 

Pada 1989, Putri Diana lantas melabrak Camilla pada sebuah pesta ulang tahun. Menurut laporan Mirror, Diana lantas memberikan peringatan yang dingin kepada wanita yang lebih tua itu.

"Tolong jangan perlakukan saya seperti orang bodoh, saya tahu apa yang sedang terjadi," ujar Lady Diana.


Queen of Hearts

Putri Diana pada 7 November 1985. Ia mengenakan tiara Spencer saat menghadiri jamuan makan malam bersama Pangeran Charles di Australia. (AP Photo/Jim Bourdier, FILE)

Sejarah telah mencatat bahwa Diana meninggal pada tahun 1997 dalam sebuah kecelakaan mobil. Kecelakaan terjadi sekitar lima tahun setelah ia resmi berpisah dari Charles pada 1992.

Pada 2005, Charles resmi menikah dengan Camilla. Kini, Camilla telah menjadi ratu Inggris mendampingi Raja Charles III. 

Meski Putri Diana akhirnya tidak pernah menjadi ratu, ia tetap populer di dunia. Media dan fansnya banyak yang memanggilnya sebagai Queen of Hearts karena sikapnya yang dermawan. 

Sikap Diana yang toleran juga menjadikannya populer. Dulu, Putri Diana mau dekat dengan komunitas LGBT dan pasien HIV, padahal saat itu gelombang diskriminasi luar biasa masif.

Setelah Diana meninggal, penyanyi legendaris Inggris Elton John menyanyikan versi khusus lagu berjudul Candle in the Wind untuk mendiang Diana.

Pada lirik lagu tersebut, Elton memanggil Diana sebagai England's Rose.

Elton yang juga seorang gay berkata tidak akan menyanyikan lagu itu lagi, kecuali mendapat izin dari Pangeran William atau Pangeran Harry.

Hingga kini, Diana juga populer di layar kaca. Emma Corin yang memerankan Diana di seri The Crown berhasil memenangkan Golden Globe atas aktingnya. Aktris Kristen Stewart turut mendapatkan berbagai pujian karena aktingnya sebagai Diana di film Spencer.


Raja Charles III

Dalam file foto ini diambil pada 10 Mei 2022 Pangeran Charles Inggris, Prince of Wales (kanan) melihat Mahkota Negara Kekaisaran (kiri) dihapus setelah membaca Pidato Ratu di Kamar House of Lords selama Pembukaan Negara Parlemen di Gedung Parlemen, di London. Sebagai raja baru Inggris, Charles III mengatakan bahwa Ratu Elizabeth II adalah penguasa yang disayangi serta ibu yang sangat dicintai dan akan dirindukan di seluruh dunia. (AFP/Ben STANSALL)

Pangeran Charles kini telah menjadi Raja Charles III. Ia menjadi raja setelah ibunya, Ratu Elizabeth II, meninggal pada Kamis 8 September 2022. 

Ratu Elizabeth II adalah penguasa Britania Raya yang paling lama berkuasa, yakni 70 tahun. Otomatis hal itu membuat Charles sebagai Pangeran Wales dengan durasi paling lama.  

Pangeran Wales (Prince of Wales) adalah gelar untuk pangeran yang akan menjadi raja Britania Raya. Kini, gelar itu akan segera dimiliki oleh Pangeran William yang merupakan penerus takhta. 

Raja Charles III adalah mantan suami dari Putri Diana. Mahligai rumah tangga keduanya sempat menjadi sorotan media internasional karena hubungan yang tidak harmonis. Charles juga diketahui menjalin hubungan dengan mantan kekasihnya: Camilla.

Konflik antara Charles dan Diana dianggap menjadi salah satu faktor mengapa Ratu Elizabeth II menyebut tahun 1992 sebagah annus horribilis (Tahun yang Buruk). 

Sesuai namanya, Raja Charles saat ini adalah yang ketiga di sejarah Inggris. Raja Charles yang pertama lahir pada tahun 1600. Ia berkuasa pada 1625, namun kekuasaannya berakhir dengan kekacauan dan monarki sempat dihapus dari Inggris. 

Charles selanjutnya adalah putra sulung dari Raja Charles I. Raja Charles II menjadi sosok di era Restorasi yang mengembalikan monarki. Ia juga dikenal sejarah sebagai raja yang populer karena sikapnya yang flamboyan. 

Saat ini, usia Raja Charles III adalah 73 tahun. Ia pun menjadi raja tertua yang naik takhta di sejarah Inggris.


Detail Jadwal 10 Hari Rangkaian Prosesi Pemakaman Ratu Elizabeth II

Dalam file foto ini diambil pada 21 Juni 2017 Ratu Inggris Elizabeth II dan putranya Pangeran Charles Inggris, Pangeran Wales bersiap untuk mengambil tempat duduk mereka saat mereka tiba di House of Lords selama Pembukaan Parlemen Negara di Houses of parlemen di London. Raja Charles III menjadi penerus takhta Kerajaan Inggris setelah Ratu Elizabeth II wafat pada Kamis (8/9/2022). (AFP/Carl Court)

Sebelumnya dilaporkan, Operasi London Bridge, nama kode untuk rencana aksi yang rumit setelah kematian Ratu Elizabeth II, telah dijalankan. Hari wafatnya Yang Mulia seharusnya adalah D-Day atau H+0, tapi karena pengumuman datang terlambat kemarin, jadwalnya digeser. Artinya H+0 adalah hari ini, Jumat (9/9/2022).

Ini akan diikuti masa 10 hari berkabung yang berpuncak pada pemakaman Ratu, melansir The Sun, Jumat (9/9/2022). Rencana tersebut telah ada sejak 1960-an dan diperbarui setiap tahun, melibatkan cabang-cabang pemerintahan, polisi, Gereja Inggris, bahkan sektor transportasi di Kota London, Inggris.

Raja Charles III dan Camilla menginap di Balmoral tadi malam, tapi akan kembali ke London hari ini. Terlepas dari kesedihannya, tugas panggilan untuk Charles dan audiensi pertamanya sebagai raja dengan Perdana Menteri Liz Truss diharapkan terjadi sesegera mungkin.

Raja juga akan membuat pidato televisi pertamanya. Ia akan bertemu dengan Earl Marshal, Duke of Norfolk, yang bertanggung jawab atas aksesi dan pemakaman Ratu, untuk menyetujui jadwal beberapa hari mendatang.

Raja akan memutuskan lamanya pengadilan atau berkabung kerajaan untuk anggota keluarga Kerajaan Inggris dan rumah tangga kerajaan. Ini akan berlaku setidaknya selama sebulan.

Pemerintah Inggris kemudian akan mengonfirmasi lama berkabung nasional, kemungkinan sekitar 12 hingga 13 hari, mulai sekarang hingga sehari setelah pemakaman Ratu Elizabeth II. Ini juga mengumumkan hari pemakaman akan jadi hari libur umum dalam bentuk Hari Berkabung Nasional.

Infografis Ratu Inggris Elizabeth II Meninggal Dunia. (Liputan6.com/Trieyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya