6 Fakta Singkawang, Kota Paling Toleran di Indonesia versi Setara Institute

Berikut fakta Singkawang yang menarik lainnya

oleh Switzy Sabandar diperbarui 10 Sep 2022, 15:00 WIB
Dibandingkan Pontianak, Singkawang memiliki daerah tujuan wisata di Kalimantan yang lebih lengkap dengan 20 objek wisata yang beragam.

Liputan6.com, Singkawang - Pada 2021, Setara Institute menobatkan Kota Singkawang, Kalimantan Barat, sebagai kota paling toleran se-Indonesia. Hal tersebut didasarkan pada skor Indeks Kota Toleran (IKT) Singkawang yang meraih nilai 6.483, yang disusul Kota Manado dengan skor 6.400.

Kota Singkawang memang memiliki keberagaman dan toleransi yang tinggi. Mayoritas penduduk Singkawang adalah etnis Tionghoa, Dayak, dan Melayu, atau yang sering disebut dengan singkatan Tadayu.

Memiliki banyak keberagaman, masyarakat Singkawang hidup berdampingan secara rukun dan penuh toleransi. Berikut fakta Singkawang yang menarik lainnya:

1. Vihara dan Masjid tertua dibangun bersebrangan

Keberadaan Vihara Tri Dharma Bumi Raya yang berseberangan dengan Masjid Raya tertua di Singkawang menjadi salah satu wujud toleransi beragama di kota yang juga dijuluki Hongkong van Borneo ini. Vihara yang populer dengan sebutan Pekong Toa ini sudah berusia hampir 200 tahun.

Sementara itu, di seberangnya terdapat bangunan Masjid Raya di Singkawang Kalimantan Barat yang berdiri megah dan sudah ada sejak 1885. Kedua tempat ibadah tersebut masih berfungsi hingga sekarang.

Jika dilihat dari sisi Vihara, kedua tempat ibadah tersebut seolah berdiri berdampingan satu sama lain.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:


Rukun

2. Kerukunan antarumat yang kuat

Kota Singkawang memiliki kerukunan antarumat beragama yang sangat kuat. Penduduknya mayoritas adalah etnis Tionghoa, Dayak, dan Melayu.

Ketika ada perayaan besar, seperti Cap Go Meh, tidak hanya masyarakat Tionghoa saja yang menyaksikan. Namun, dari berbagai suku dan agama lainnya juga turut menyaksikan.

Hal serupa juga terjadi saat perayaan agama lain, misalnya saat menjelang Lebaran. Penduduk agama lain pun ikut memeriahkan acara.

3. Kota seribu kelenteng

Selain dijuluki sebagai kota amoy, Singkawang juga dijuluki sebagai kota seribu kelenteng. Kelenteng atau klenteng adalah sebutan untuk tempat ibadah penganut kepercayaan tradisional Tionghoa.

Saat berkunjung ke Singkawang, di sepanjang jalan, wisatawan akan dengan mudah menemukan kelenteng di berbagai sudut.

 


Perumahan Tionghoa Berumur Satu Abad

4. Perumahan Tionghoa berusia 100 tahun

Terletak di sekitar Pekong Toa, tepatnya di Gang Mawar, di samping Sungai Singkawang terdapat kawasan yang masih kental dengan suasana Pecinan. Banyak bangunan rumah Tionghoa yang berusia lebih dari seratus tahun.

Tempat tersebut dilengkapi dengan kelenteng kecil bagi masyarakat yang menghuni blok tersebut.

5. Menjadi lokasi syuting film Indonesia

Kota Singkawang merupakan salah satu kota di Kalimantan yang kerap dijadikan sebagai lokasi pembuatan film Indonesia. Banyak film Indonesia yang pernah dibuat di Singkawang, di antaranya 'Jejak Cinta' yang diperankan oleh Baim Wong dan Prisia Nasution serta film 'Bulan Terbelah di Langit Amerika 2' yang dibintangi Acha Septriasa, Nino Fernandez, Abimana Aryasatya, dan Rianti Cartwright.

6. Surganya destinasi wisata

Tak hanya menampilkan toleransi antarumat beragama, Kota Singkawang juga menjadi surganya destinasi wisata. Kota Singkawang memiliki sejumlah destinasi wisata unggulan yang bisa dikunjungi oleh wisatawan, baik domestik maupun mancanegara.

Tempat wisata yang bisa dikunjungi ketika berada di Singkawang, di antaranya Pantai Pasir Panjang, Sinka Island Park, Taman Bukit Bougenville, Taman Teratai Indah, Pasar Hong Kong, Danau Biru, Masjid Raya Singkawang, dan lainnya.

 

Penulis: Resla Aknaita Chak

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya