Bawaslu Libatkan Masyarakat Awasi Hoaks hingga Politik Uang pada Pemilu 2024

Isu yang menjadi fokus pemantauan lembaga pemantau, seperti pemilu akses bagi disabilitas, politisasi SARA, korupsi, politik uang, hoaks, literasi digital, netralitas ASN dan TNI/Polri.

oleh Hanz Jimenez Salim diperbarui 09 Sep 2022, 21:00 WIB
Logo Bawaslu (Liputan6.com/Helmi Afandi)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) RI menguatkan keterlibatan partisipasi masyarakat dalam mengawasi Pemilu 2024 yang tahapannya sudah berjalan sejak 2022 ini.

"Untuk menguatkan partisipasi masyarakat dalam mengawasi pemilu, Bawaslu meningkatkan konsolidasi dengan pemantau pemilu secara intensif," kata anggota Bawaslu RI, Lolly Suhenty dilansir dari Antara, Jumat (9/9/2022).

Bawaslu, kata dia, juga menyambut baik isu yang menjadi fokus pemantauan lembaga-lembaga pemantau, seperti pemilu akses bagi disabilitas, politisasi SARA, korupsi, politik uang, hoaks, literasi digital, netralitas ASN dan TNI/Polri.

Bawaslu mengapresiasi lembaga pemantau yang mulai mengembangkan fokus pemantauannya pada isu-isu krusial tersebut. Menurut dia pada pemilu terdahulu fokus isu itu belum banyak dipantau.

Eksistensi pemantau yang fokus terhadap isu seperti pemilu akses bagi disabilitas, politisasi SARA, korupsi, politik uang, hoaks, literasi digital, netralitas ASN dan TNI/Polri diharapkan dapat memperbaiki kualitas penyelenggaraan pemilu.

Bawaslu mengimbau, pemantau pemilu yang telah terakreditasi untuk memastikan adanya penguatan pemantauan di seluruh tahapan sesuai fokus isu dan tahapan masing-masing lembaga pemantau.

Dia mengatakan penguatan kerja sama antara Bawaslu dan lembaga pemantau juga terus dilakukan, diantaranya untuk penguatan pendidikan politik, pemantauan tahapan pemilu dan isu krusial, serta penyediaan data untuk riset.

"Dalam waktu dekat, kerja sama akan ditindaklanjuti melalui penandatanganan nota kesepahaman secara serentak. Ke depan, konsolidasi ini akan dilakukan secara berkelanjutan bagi lembaga pemantau yang baru terakreditasi," ucap Lolly.


Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi patner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya