Pakar: Selera Humor Ratu Elizabeth II Bantu Dirinya Berumur Panjang

Kecerdasan Ratu Elizabeth terlihat ketika sekelompok turis Amerika gagal mengenalinya saat dia berjalan di tanah miliknya di Kastil Balmoral pada Agustus 2021.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 09 Sep 2022, 18:35 WIB
Ratu Elizabeth II (Foto: Instagram/@mimi.julid)

Liputan6.com, London - Selera humor Ratu Elizabeth II adalah bagian penting dari karakternya. Menurut banyak pengamat, ratu tidak pernah menganggap dirinya "terlalu serius".

Awal tahun ini, sejarawan kerajaan Robert Lacey mengatakan kepada BBC bahwa "menertawakan sesuatu" adalah "teknik bertahan hidup yang penting" bagi Ratu Elizabeth II.

"Dia jelas menganggap pekerjaannya serius, tetapi pada saat yang sama, itu tidak menghentikannya untuk merasa konyol," tambahnya, terkait sosok Ratu Elizabeth II.

Sejarawan dan penulis Sir Anthony Seldon juga mencatat bahwa "karakteristik yang menentukan" kerajaan adalah bahwa ratu tidak "menganggap dirinya terlalu serius."

Dia menambahkan bahwa ketegarannya "secara signifikan berkontribusi pada keberhasilan pemerintahannya."

Kecerdasan Ratu Elizabeth terlihat ketika sekelompok turis Amerika gagal mengenalinya saat dia berjalan di tanah miliknya di Kastil Balmoral pada Agustus 2021.

Richard Griffin -- polisi Ratu -- mengatakan kepada The Times, bahwa para turis bertanya apakah dia tinggal di dekat situ. Dengan geli, dia menjawab bahwa dia punya rumah di dekat sini.

Ketika mereka bertanya lebih lanjut apakah dia pernah bertemu Ratu, dia dengan nakal menjawab, "Tidak, tapi polisi ini pernah," menunjuk ke arahnya.

Mantan perwira yang bekerja untuk keluarga kerajaan selama lebih dari 30 tahun itu lantas menambahkan bahwa kelompok itu akhirnya pergi, tidak menyadari bahwa mereka baru saja mengobrol dengan salah satu wanita paling terkenal di dunia.


Nasib Monarki Inggris Setelah Kematian Ratu Elizabeth II

Ratu Inggris Elizabeth II saat menghadiri peresmian jembatan Queensferry, Skotlandia, Minggu (4/9). Pembangunan jembatan ini telah menghabiskan lebih dari 22,6 Triliun rupiah. (Andrew Milligan/PA via AP)

Peter Harris, seorang profesor di Departemen Ilmu Politik Universitas Negeri Colorado, adalah pakar hubungan internasional dan kebijakan luar negeri AS.

Dia juga lahir di Inggris dan mengatakan kepergian Ratu Elizabeth II akan menandai "hari penting" bagi negara.

"Hanya orang-orang berusia pertengahan 70-an atau lebih yang dapat mengingat kehidupan sebelum ratu," kata Harris.

Harris berbicara kepada SOURCE tentang apa yang terjadi selanjutnya setelah kematian ratu, apa dampaknya secara geopolitik dan apa artinya bagi masa depan monarki Inggris.

"Monarki adalah tentang stabilitas dan kontinuitas. Saat sang ratu meninggal, rangkaian peristiwa yang diatur dengan sangat baik dimulai. Tujuannya adalah kesinambungan di setiap level," ujar Peter Harris, dikutip dari laman source.colostate.edu, Jumat (9/9/2022).

"Kita mungkin akan melihat keterkejutan dan trauma publik dalam beberapa minggu mendatang."

"Jika ada satu tujuan yang dimiliki seorang raja: Itu untuk mewakili stabilitas dan kontinuitas. Monarki adalah benteng melawan ketidakpastian."

Sementara itu, Pakar kerajaan Katie Nicholl menjelaskan semua perubahan gelar akan terjadi di antara kerajaan setelah kematian Ratu Elizabeth II.

"Dalam beberapa menit Istana Buckingham menyampaikan berita duka atas meninggalnya Ratu, kami mendengar kata-kata pertama dari Raja baru dan konfirmasi dari Istana Buckingham bahwa Charles memang akan dikenal sebagai Raja Charles III," kata Nicholls.

"Dia bisa saja memilih untuk mengambil nama lain sebagai Raja. Tapi dia telah memilih nama Raja Charles III."

 


Perubahan Status Lain Menurut Pakar

Pangeran Charles dan Camilla di Kapel St George di Windsor, Inggris, mengikuti pemberkatan gereja di upacara pernikahan sipil mereka, 9 April 2005. (ALASTAIR GRANT / POOL / AFP)

Camilla Parker Bowles, sementara itu, akan beralih dari Duchess of Cornwall ke Queen Consort.

"Apa yang kami ketahui tentang gelar tersebut adalah Charles telah memutuskan untuk menjadi Raja Charles III, dan kini kita memiliki Permaisuri Camilla," jelasnya.

Sementara itu, William dan Kate Middleton telah mengubah gelar mereka di Instagram, dari Duke dan Duchess of Cambridge menjadi Duke dan Duchess of Cornwall dan Cambridge.

"Kemungkinan besar Pangeran William, Duke of Cambridge akan menjadi Pangeran Wales, dan Catherine pada gilirannya menjadi Putri Wales," kata Nicholls.

"Mereka juga akan mewarisi sejumlah gelar melalui Charles, yang akan melepaskan gelar Pangeran Wales karena dia adalah Raja Charles III."

Gelar Princess of Wales sebelumnya dipegang oleh Putri Diana, dan sementara banyak perbandingan telah diperbincangkan antara mendiang Diana dan Kate.

Nicholls mengatakan, Kate telah berhasil menciptakan "peran baru untuk dirinya sendiri" yang terpisah dari Diana.


Perbaiki Hubungan William dan Harry

Kate Middleton dan Meghan Markle bersama suaminya Pangeran William dan Pangeran Harry saat menghadiri perayaan Natal kerajaan di Gereja St Mary Magdalene di Sandringham, Inggris (25/12). (AFP Photo/Paul Ellis)

Katie Nicholl juga menyebut, kematian Ratu Elizabeth II dapat membuka pintu bagi Pangeran Harry dan Pangeran William untuk menebus kesalahan dan memperbaiki keretakan mereka selama bertahun-tahun. Setidaknya itulah harapannya, kata pakar kerajaan kepada ET.

"Kami tahu bahwa ini adalah keretakan antara saudara kerajaan yang mendalam," kata Nicholl.

"Kami tahu itu adalah keretakan yang menyebabkan ratu sangat sakit dan saudara-saudara akan bersama di Balmoral. Ini adalah pertama kalinya mereka bersama, sejak pemakaman Duke of Edinburgh hampir 18 bulan yang lalu."

Ya, mereka berdua ada di sana, tetapi masih ada banyak ketegangan, kata Nicholl.

"Saya pikir ada harapan bahwa ini akan memicu semacam rekonsiliasi antara dua bersaudara ini, yang selama 18 bulan terakhir benar-benar bersaudara dalam perang," tambah Nicholl.

Infografis Ratu Inggris Elizabeth II Meninggal Dunia. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya