PT PAL Sukses Jalankan Uji Tembak Meriam 57MM di KRI Halasan-630

Pengujian tembak meriam KRI Halasan-630 dilaksanakan di utara perairan Surabaya yang turut dihadiri oleh tim kelaikan dari Kementerian Pertahanan RI dan Mabes TNI AL.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 09 Sep 2022, 17:30 WIB
Persiapan sebelum dilakukan pengujian penembakan Meriam milik KRI Halasan-630 yang diproduksi PT PAL Indonesia pada 5 September 2022. (Foto: PT PAL)

Liputan6.com, Jakarta - PT PAL Indonesia yang merupakan bagian dari Holding BUMN Industri Pertahanan Defend ID berhasil melakukan uji coba penembakan meriam 57 MM di KRI Halasan-630. Kapal ini merupakan Kapal Cepat Rudal ketiga besutan PT PAL Indonesia.

Chief Operating Officer (COO) PT PAL Indonesia Iqbal Fikri menjelaskan,  KRI Halasan-630 telah di serahterimakan kepada TNI AL pada 2014. Setelah berlayar di perairan Indonesia, KRI Halasan-630 kembali ke fasilitas PT PAL Indonesia untuk melaksanakan skema Fit for But Not With (FFBNW) yang meliputi proses instalasi, integrasi sistem sensor dan senjata.

“Keberhasilan pelaksanaan GUN SAT blast construction senjata 57 mm yang di-install pada kapal Kapal Cepat Rudal Ketiga ini membuktikan kemampuan PAL dalam melaksanakan integrasi sistem combat yang kompleks dengan sistem pada platform kapal perang KRI yang sudah jadi," terang Iqbal Fikri dalam keterangan tertulis, Jumat (9/9/2022).

Setelah dilakukan serangkaian pemasangan senjata, KRI Halasan-630 langsung menjalani rangkaian pengujian. Salah satu diantaranya yakni Magnetic particle test (MT) yang di dalamnya terdapat pengujian penembakan meriam.

Pengujian dilaksanakan di utara perairan Surabaya yang turut dihadiri oleh tim kelaikan dari Kementerian Pertahanan RI dan Mabes TNI AL.

Dalam skema FFBNW, PT PAL Indonesia sebagai lead integrator melakukan penyiapan pondasi senjata serta integrasi sistem dan senjatanya. Melalui hasil uji penembakan ini, dinilai sukses dengan tercapainya hasil Magnetic Particle Test.

Magnetic Particle Test merupakan pengujian dalam lingkup Non-Destructive Test (NDT), bertujuan untuk memastikan tidak ada kerusakan akibat proses welding atau operasional kerja dari struktur pondasi senjata (Gun 57mm) dan deck kapal.

Secara umum tidak didapati adanya hambatan amunisi dalam melakukan penembakan atau misfired, serta tidak terjadi crack pada struktur konstruksi pondasi meriam.

 

 


Anak Bangsa

Main Gun 57mm milik KRI Halasan-630 saat melakukan uji penembakan pada 5September 2022. (Foto: PT PAL)

Iqbal Fikri menambahkan, skema FFBNW ini menjadi nilai tambah bagi PAL, sekaligus kepercayaan diri bangsa Indonesia dalam melaksanakan pekerjaan sejenis.

“Bahwa sebetulnya kita anak bangsa itu bisa, hanya perlu diberi kepercayaan dan waktu untuk membuktikan. Mengingat skema FFBNW ini juga sangat dimungkinkan untuk di aplikasikan pada beberapa KRI lainnya," jelas dia. 

Keberhasilan ini juga meningkatkan kepercayaan diri PAL dalam menyongsong proyek Refurbishment 41 kapal perang (KRI) yang direncanakan oleh Menteri Pertahanan RI Bapak Prabowo Subianto di depan Bapak Presiden RI saat berkunjung ke PAL April 2022 lalu.” tambah Iqbal.

Pada awal April 2022 lalu, telah dipasang senjata utama/Main Gun 57mm MK3 pada KRI Halasan-630. Hal ini merupakan salah satu upaya dalam mempercepat pemenuhan Minimum Essential Force (MEF) guna menyelaraskan pembangunan kekuatan pokok komponen pertahanan menuju postur TNI AL yang ideal.

 


Pelatihan

KRI Halasan-630 merupakan Kapal Cepat Rudal 60m besutan PT PAL Indonesia melakukan pengujian penembakan Meriam. (Dok PT PAL Indonesia)

Selanjutnya, telah dilaksanakan training bagi awak kapal untuk mengoperasikan senjata tersebut pada pertengahan Agustus lalu. Pelatihan yang berlangsung selama 15 hari tersebut, menghadirkan langsung tenaga ahli dari mitra global selaku produsen senjata utama KRI Halasan-630.

Pelatihan meliputi pengoperasian senjata, serta pemeliharaan. Dengan adanya pelatihan ini, diharapkan para awak dapat memiliki kemampuan dan pengetahuan bidang integrasi system dan senjata dengan baik. Sehingga dapat melaksanakan tugas dalam menjaga kedaulatan NKRI dengan optimal.

Kepercayaan penuh pemerintah dalam hal ini Kementerian Pertahanan RI dan TNI AL kepada PT PAL Indonesia untuk memenuhi kebutuhan MEF secara mandiri dari dalam negeri merupakan wujud keseriusan pemerintah dalam melibatkan industri dalam negeri guna tercapainya kemandirian pertahanan, serta memperkuat postur pertahanan bangsa khususnya kedaulatan maritim yang memiliki daya gentar tinggi.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya