Mengenal Trigger Finger, Jari Tertekuk yang Banyak Dialami Diabetesi

Aktivitas berulang yang dilakukan dalam waktu lama tak hanya menyebabkan Carpal Tunnel Syndrome (CTS) namun juga keluhan tangan lainnya, yakni trigger finger.

oleh Fitri Syarifah diperbarui 10 Sep 2022, 12:00 WIB
Ilustrasi Jari Tangan Bengkak Credit: pexels.com/Doung

Liputan6.com, Jakarta Aktivitas berulang yang dilakukan dalam waktu lama tak hanya menyebabkan Carpal Tunnel Syndrome (CTS) namun juga keluhan tangan lainnya, yakni trigger finger.

Menurut Dokter Spesialis Bedah Ortopedi Konsultan Hand and Microsurgery dari Orthopedic Center RS Pondok Indah – Bintaro Jaya, Oryza Satria, trigger finger adalah kondisi ketika jari tertahan dalam posisi tertekuk dan sulit diluruskan. Kondisi ini bisa terjadidi jari manapun yang memiliki tendon fleksor (berfungsi menekuk jari).

Kondisi yang juga disebut trigger thumb (jika terjadi pada ibu jari) atau stenosing tenostynovitis ini dapat terjadi akibat tiga hal, yaitu:

- Pembesaran tendon fleksor,

- Penebalan lapisan tendon fleksor (Pulley), atau

- Penebalan jaringan lunak yang menyelubungi tendon dan lapisan tendon fleksor.

"Meski cukup banyak terjadi, kebanyakan kasus penyebab trigger finger tidak diketahui secara pasti. Walaupun begitu, gerakan berulang yang berlebihan (overuse) berisiko menyebabkan terjadinya trigger finger," kata Oryza, melalui pesan elektronik pada Liputan6.com, Sabtu (10/9/2022).

Selain itu, lanjut Oryza, diabetes, asam urat (gout), penyakit ginjal, kelainan penyimpanan glikogen,dan rheumatoid arthritis juga berisiko menyebabkan trigger finger.

"Penyandang diabetes berisiko mengalami trigger finger lebih tinggi dibandingkan dengan yang tidak menyandang diabetes (10 persen berbanding 2,6 persen)," jelasnya.

Sekitar 50 persen kasus trigger finger pada penyandang diabetes pun terjadi pada lebih dari satu jari . Jadi, para penyandang diabetes harus lebih waspada dengan kondisi ini, lanjutnya.


Terus Tertekuk

Trigger Finger

Menurut Oryza, gejala utama yang timbul dari trigger finger adalah jari yang sulit diluruskan setelah ditekuk dan untuk meluruskannya perlu usaha atau bahkan bantuan dari tangan lain. Selain itu, bisa pula timbul gejala lain.

"Misalnya saja rasa nyeri pada jari yang terkena (terutama saat beraktivitas dengan jari tersebut), pembengkakan, kekakuan atau hilangnya gerakan, serta timbul gerakan atau sensasi abnormal," ungkapnya.

 


Penanganan Trigger Finger

Mengutip laman rs Kariadi, diagnosis trigger finger tidak membutuhkan pemeriksaan penunjang seperti laboratorium maupun foto ronsen.

Dokter atau tenaga kesehatan akan menegakkan diagnosis berdasarkan riwayat medis dan pemeriksaan fisik. Saat pemeriksaan fisik, dokter akan meminta pasien untuk membuka dan menutup genggaman tangan, memeriksa area nyeri, kehalusan gerakan dan ada tidaknya gerakan yang terkunci.

Pada beberapa kasus, trigger finger dapat membaik dengan sendirinya. Akan tetapi, jika diabaikan kondisi tersebut dapat memberat hingga jari yang terkena akan terkunci dalam posisi tertekuk secara permanen. Penatalaksanaan trigger finger sangat bervariasi, tergantung pada keparahan dan lama kondisi tersebut terjadi.


Tatalaksana yang Dapat Diberikan

1. Istirahat

Hindari aktivitas yang membutuhkan gerakan menggenggam dan mencengkeram berulang sampai gejala mereda. Jika Anda tidak dapat menghindari aktivitas tersebut, penggunaan sarung tangan dengan busa dapat membantu.

2. Obat anti nyeri dan radang

Obat anti inflamasi non-steroid (OAINS) dan pereda nyeri seperti ibuprofen atau paracetamol, dapat menjadi solusi jangka pendek untuk membantu meredakan nyeri dan peradangan pada jari.

3. Hand Splint

Dokter rehabilitasi medik dapat meresepkan splint atau alat bantu yang digunakan di malam hari untuk mempertahankan jari yang terkena dalam posisi lurus. Dalam posisi tersebut, tendon pada jari yang terkena dapat beristirahat.

4. Latihan Peregangan dan lingkup gerak sendi

Latihan peregangan dan lingkup gerak sendi akan membantu mengurangi rasa kaku dan memperluas lingkup gerak sendi jari-jari. 

5. Terapi okupasi

Terapi okupasi diperlukan untuk memodifikasi aktivitas sehari-hari sehingga tidak membebani jari-jari dan tangan. Selain itu, pasien juga akan dilatih menggunakan jari-jari dalam aktivitas sehari-hari.

6. Extracorporeal Shock Wave Therapy (ESWT)

ESWT adalah tindakan terapi untuk menghilangkan nyeri dengan menggunakan gelombang kejut dari luar tubuh. Berdasarkan beberapa studi, ESWT dinilai mampu menjadi pilihan terapi selain pembedahan, untuk pasien trigger finger yang tidak merespon penatalaksanaan konservatif. ESWT mampu mendorong proses pemecahan molekul dan membantu menghilangkan jaringan yang rusak.

7. Tindakan pembedahan

Apabila cara-cara diatas tidak efektif untuk mengatasi trigger finger, Dokter mungkin akan menyarankan tindakan pembedahan, untuk membantu mengurangi nyeri dan mengembalikan pasien ke aktivitas sebelum sakit.

Segera kunjungi Dokter apabila anda mengalami gejala-gejala seperti diatas. Dokter akan membantu menegakkan diagnosis dan memberikan penanganan lebih lanjut sesuai kondisi Anda.

 

Infografis 3 Area Wajah Sering Disentuh Tangan Rentan Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya