Liputan6.com, Jakarta - Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri, mendapat dorongan untuk bisa maju dalam Pilpres 2024 mendatang, dari Organisasi Anak Desa Pangkajene dan Kepulauan (Pangkep) di Sulawesi Selatan.
Mereka menilai, latar belakang Firli Bahuri yang lahir dari desa hingga menjabat sebagai jenderal bintang tiga Korps Bhayangkara dan mengemban amanah sebagai ketua KPK telah mewakili harapan dan perjuangan anak desa yang hanya bermodalkan kegigihan, keberanian, dan kejujuran untuk meraih kesuksesan.
Advertisement
“Kami anak desa bangga dengan Pak Firli. Beliau idola kami, bukan anak pejabat, bukan dari keluarga kaya, dari desa terpencil tapi sukses pimpin KPK,” kata Ketua Ketua Pangkep, Muhamad Ikhsan, di Pangkajene, dalam keterangan pers diterima, Sabtu (10/9/2022).
Diketahui, nama Firli Bahuri mulai dikenal masyarakat Sulawesi usai peristiwa ditangkapnya kepala daerah Sulawesi Selatan dalam kegiatan operasi tangkap tangan (OTT). Hal itu memantik kehebohan, sebab yang bersangkutan dikenal sebagai kepala daerah bercitra bersih dan berprestasi.
“Tapi kemudian itu tidak benar, ternyata korupsinya terbukti, dan sekarang banyak warga berterima kasih ke Pak Firli, beliau berani karena benar,” urai Ikhsan.
Sosok Tepat
Senada dengan Ikhsan, anggota komunitas lainnya bernama Adi Khaairudin Nu'mang berpendapat bahwa Firli merupakan sosok yang tepat untuk memimpin Indonesia ke depan. Hal itu karena korupsi masih menjadi masalah serius yang harus dibasmi mulai dari tingkat pusat hingga pemerintahan daerah.
“Kalau tidak ada korupsi kami yakin desa-desa pasti maju, pembangunan merata ke seluruh daerah,” yakin Adi.
Menurut Adi, saat ini ketimpangan pembangunan antar penduduk atau antar daerah begitu mencolok. Dia lantas membandingkan kondisi pembangunan di daerahnya yang dinilai tertinggal dari daerah lain di Sulawesi Selatan.
Dia meyakini, kondisi demikian bisa teratasi jika korupsi di berbagai lini dan tingkatan dibasmi hingga akar. Sebab, korupsi yang ada saat ini dilakukan sistematis, terstruktur, dan masif menjadikan pembangunan tidak sampai ke desa-desa.
“Pak Firli pasti paham derita anak desa, meskipun kami hidup serba terbatas, pendapatan pas-pasan, kami juga ingin maju, tapi ya tolonglah jangan ada korupsi,” harap dia menutup.
Advertisement