Liputan6.com, Jakarta - Harga batu bara masih perkasa dan betah di posisi USD 400 per ton. Analis menilai harga batu bara masih terus tinggi dapat membebani kinerja emiten semen. Namun, untuk jangka menengah hingga panjang prospek saham emiten semen masih terbilang cukup baik.
Analis Kiwoom Sekuritas, Rizky menuturkan, prospek saham emiten semen di tengah tingginya harga batu bara dapat membebani kinerja emiten semen.
Advertisement
“Prospek saham emiten semen di tengah tingginya harga batu bara dapat membebani kinerja emiten semen, sebab cost produksinya akan meningkat,” kata Rizky kepada Liputan6.com, ditulis Sabtu (10/9/2022).
Meskipun demikian, prospek saham emiten semen masih terbilang cukup baik untuk jangka menengah hingga panjang.
“Untuk jangka menengah hingga panjang masih cukup bagus, karena dipercepatnya proyek pengembangan IKN akan berdampak positif untuk emiten semen dan juga sektor konstruksi,” kata dia.
Selain itu, Rizky menjelaskan terdapat sentimen yang mempengaruhi saham emiten semen, salah satunya kenaikan tarif listrik untuk rumah tangga.
“Sentimen yang mempengaruhi emiten semen kenaikan tarif listrik untuk rumah tangga yang akan dimulai pada Juli 2022 dan juga rencana penerapan pajak karbon pada pembangkit listrik tenaga batu bara menjadi tekanan terbesar bagi industri semen,” ujar dia.
Untuk rekomendasi saham, Rizky memilih untuk mencermati saham PT Semen Indonesia Tbk (SMGR).
“Emiten SMGR dapat dicermati dengan potensi upside 15 persen dengan valuasi yang masih dibawah rata-rata pasarnya,” imbuhnya.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Dibayangi Resesi Global
Sementara itu, Analis Jasa Utama Capital Sekuritas, Cheryl Tanuwijaya mengatakan, yang perlu diperhatikan dengan tingginya harga batu bara serta tingginya inflasi yang berdampak pada terjadinya kenaikan suku bunga acuan, akan menekan permintaan properti, sehingga menunda beberapa proyek.
“Namun, risiko terbesar saat ini adalah resesi global, yang akan mengganggu beberapa rencana masa depan, kenaikan harga coal yang mencetak rekor semakin membebani kinerja emiten semen, prospeknya masih belum menarik apalagi ada kenaikan harga BBM yang membuat masyarakat menunda konsumsi,” kata Cheryl.
Cheryl menambahkan, saham emiten semen ini dipengaruhi oleh sentimen kenaikan harga batu bara dan strategi sahamnya masih wait and see.
“Sentimennya kenaikan harga coal, perlu lihat konsumsi masy pasca kenaikan harga BBM khususnya masyarakat menengah ke atas yang paling terdampak (karena tidak ada bantuan subsidi pemerintah). Namun berjalannya pembangunan proyek IKN bisa jadi harapan jangka menengah panjang. Strategi saham nya masih wait and see,” ujar dia.
Advertisement
Kinerja IHSG pada 5-9 September 2022
Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat selama sepekan tepatnya pada 5-9 September 2022.
Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Sabtu (10/9/2022), IHSG bertambah 0,91 persen ke posisi 7.242,65 pada pekan ini. Pada pekan lalu, IHSG berada di posisi 7.177,17. Kapitalisasi pasar bursa bertambah 0,89 persen menjadi Rp 9.462,81 triliun. Kapitalisasi pasar bursa naik Rp 89 triliun dari pekan lalu di posisi Rp 9.378,89 triliun.
Rata-rata volume transaksi di BEI sebesar 19,11 persen menjadi 35,12 miliar saham dari 29,49 miliar saham pada penutupan pekan lalu. Selanjutnya rata-rata frekuensi transaksi harian bursa turut naik 15,64 persen menjadi 1.455.548 kali transaksi dari 1.258.658 kali transaksi pada pekan sebelumnya.
Rata-rata nilai transaksi harian bursa juga bertambah 5,38 persen menjadi Rp 15,28 triliun dari Rp 14,50 triliun pada penutupan pekan sebelumnya.
Sementara itu, investor asing juga membukukan aksi beli bersih Rp 995,73 miliar pada Jumat, 9 September 2022. Pada pekan ini, investor asing melakukan aksi beli saham Rp 23,84 triliun dan aksi jual Rp 19,11 triliun. Selama sepekan, investor asing membukukan aksi beli saham bersih Rp 4,73 triliun. Dengan demikian, investor asing mencatat aksi beli bersih mencapai Rp 72,46 triliun pada 2022.
Mayoritas sektor saham menguat pada pekan ini. Indeks sektor saham energi memimpin penguatan dengan naik 3,7 persen. Disusul indeks sektor saham dasar IDXbasic bertambah 3,56 persen.
Sektor Saham Lainnya
Selanjutnya indeks sektor saham industri IDXindustry melesat 2,21 persen. Indeks sektor saham IDXproperty menguat 1,56 persen, indeks sektor saham teknologi IDXtechnology bertambah 0,68 persen dan indeks sektor saham IDXhealth menanjak 0,36 persen.
Sementara itu, indeks sektor saham transportasi tergelincir 3,03 persen, dan pimpin koreksi sektor saham pada pekan ini. Diikuti indeks sektor saham nonsiklikal turun 1,8 persen dan indeks sektor saham IDXinfrastruktur melemah 0,94 persen, indeks sektor saham keuangan IDXfinance susut 0,39 persen dan indeks sektor saham IDXsiklikal terpangkas 0,06 persen.
Pada pekan ini terdapat satu pencatatan saham, yaitu saham PT Black Diamond Resources Tbk. (COAL) resmi tercatat di Papan Pengembangan BEI pada Rabu, 7 September 2022.
COAL merupakan perusahaan tercatat ke-44 di BEI pada tahun 2022 dan bergerak pada sektor Energy dengan subsektor Oil, Gas, and Coal. Adapun Industri COAL adalah Coal dengan subindustri Coal Production.
Advertisement