Liputan6.com, Probolinggo - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikdaya) Kabupaten Probolinggo memberikan pendampingan psikologis kepada siswa yang menjadi korban jembatan gantung yang putus yang menghubungkan Desa Kregenan dan Desa Pajarakan Kulon.
Kepala Disdikdaya Kabupaten Probolinggo Fathur Rozi mengatakan, pendampingan psikologis ini sangat diperlukan untuk menghilangkan trauma.
Advertisement
“Kita berikan proses pemulihan trauma (trauma healing) agar siswa SMP Negeri 1 Pajarakan ini bisa kembali ceria seperti sedia kala. Harapannya anak-anak dapat tetap bisa belajar tanpa dihantui peristiwa ini,” katanya, Sabtu (10/9/2022).
Menurut Rozi, peristiwa ini bermula ketika 150 siswa dan siswi SMPN 1 Pajarakan bersama gurunya jalan sehat dalam rangka memperingati Hari Olahraga Nasional (Haornas) 2022.
Dengan memakai pakaian olahraga sekolah, rute jalan sehat dimulai dari SMPN 1 Pajarakan ke selatan hingga Desa Kregenan Kecamatan Kraksaan dan Desa Rondokuning serta finish kembali di sekolah.
Musibah terjadi ketika rombongan ini sedang melintasi jembatan gantung yang menghubungkan dua desa di Kecamatan Pajarakan dan Kecamatan Kraksaan. Karena tidak mampu menahan beban yang ada, jembatan gantung tersebut putus dan ambruk.
Tidak Ada Korban Jiwa
"Akibatnya, puluhan siswa dan guru terjatuh ke sungai saat melintasi jembatan gantung setinggi 7 meter tersebut,” terangnya.
Rozi menerangkan setelah mendapatkan perawatan di Puskesmas Pajarakan, sebanyak 15 siswa dan siswi bersama gurunya dirujuk dan sedang menjalani perawatan di RSUD Waluyo Jati Kraksaan.
“Alhamdulillah tidak ada korban jiwa. Kita sudah koordinasi dengan Polsek dan Koramil untuk meredam kabar timbulnya korban jiwa. Kita tangkal berita hoaks dengan menyampaikan berita sesuai fakta,” pungkasnya.
Advertisement