Pasar Kripto Melesat, Investor Hiraukan Komentar Ketua The Fed

Investor berusaha untuk tidak mengkhawatirkan komentar Ketua The Fed soal kenaikan suku bunga.

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 11 Sep 2022, 06:00 WIB
Ilustrasi Mata Uang Kripto, Mata Uang Digital. Kredit: WorldSpectrum from Pixabay

Liputan6.com, Jakarta Menjelang akhir pekan, pasar aset kripto terus mengalami kebangkitan. Perspektif September menjadi bulan yang tidak baik untuk aset kripto masih bisa diuji.

Melansir Coinmarketcap, Sabtu (10/9/2022) pagi, nilai Bitcoin naik ke zona hijau, 9,75 persen dengan harga USD 21.288 atau sekitar Rp 315,7 juta selama 24 jam terakhir, dan terus melonjak 6,88 persen dalam sepekan.

Trader Tokocrypto, Afid Sugiono, mengatakan gerak reli market yang melaju pada menandakan optimisme investor untuk melakukan akumulasi. 

Investor berusaha untuk tidak mengkhawatirkan komentar Ketua The Fed, Jerome Powell yang mengindikasikan kuat bakal menaikkan suku bunga acuannya.

"Sejauh ini market kripto masih ketularan nasib baik dari gerak gesit pasar saham AS kemarin. Maklum saja, investor selalu menggunakan laju indeks saham AS sebagai cerminan selera risiko mereka. Di samping itu, komentar Jerome Powell tampak tak dihiraukan oleh investor," kata Afid dalam keterangan tertulis, dikutip Sabtu (10/9/2022).

Investor Sempat Galau dengan The Fed

Laju harga aset kripto sempat melambat setelah Powell lagi-lagi menunjukkan sikap untuk terus mengerek suku bunga acuan demi menekan inflasi AS. 

Selain Powell, Presiden Fed, Chicago Chris Evans yang biasanya bersikap dovish pun mendukung kenaikan suku bunga acuan The Fed hingga 4 persen di akhir tahun nanti.

Komentar tersebut sempat bikin investor galau dan menjauhi market kripto. Namun, kembali percaya diri setelah melihat kinerja saham AS yang berhasil masuk di zona hijau.

Di samping itu, dorongan semangat juga dirasa berasal dari masih melandainya nilai Dolar AS (DXY). Pelemahan nilai aset greenback ini akan membuat investor semangat untuk kembali melangkah ke pasar aset berisiko.

Investor kembali menunjukkan antusiasmenya terhadap pembaruan jaringan Ethereum disebut The Merge, yang dijadwalkan meluncur pada 10 hingga 15 September 2022. 

 


Sentimen Negatif Masih Membayangi

Semangat investor kripto mungkin bisa perlahan memudar yang disebabkan salah satunya oleh kebijakan Gedung Putih AS yang kemarin merilis laporan dampak lingkungan atas aktivitas penambangan aset digital, seperti Bitcoin, bakal menghambat upaya AS dalam perang melawan perubahan iklim.

Kemudian, pada tanggal 13 September nanti, akan menjadi hari ketika data indeks harga konsumen AS dirilis dan membantu investor memahami apa yang terjadi dengan tingkat inflasi ke depan.

"Dua kali pengumuman terakhir, data inflasi AS menyebabkan lonjakan besar dalam volatilitas di market kripto. Pertama kali angka yang dirilis jauh di atas ekspektasi, sementara data Juli membawa kejutan yang menyenangkan bagi investor dengan inflasi yang terkendali," jelas Afid.

Pada 10 Agustus, data inflasi membuat market melihat lonjakan volume perdagangan dan volatilitas saat Bitcoin mencapai level tertinggi USD 25.000. Namun terlepas dari euforia jangka pendek, market belum dapat memasuki mode pemulihan penuh dan kembali bearish tak lama setelah itu.

 

DisclaimerSetiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya