Liputan6.com, Jakarta Data yang dipublikasikan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) pada Sabtu, 10 September 2022 menunjukkan adanya penambahan kasus COVID-19 sebanyak 2.609 jiwa.
Dengan tambahan ini, maka akumulasi kasus positif COVID-19 di Indonesia sejak Maret 2022 genap mencapai 6.390.553 kasus.
Advertisement
Sedangkan kasus aktif COVID-19 di Indonesia hari ini berada pada angka 34.745 dengan penurunan kasus sebanyak 505.
Penambahan juga terjadi pada kasus sembuh yakni sebanyak 3.098. Sehingga dengan tambahan tersebut, akumulasinya menjadi 6.198.051.
Begitupun dengan pasien yang meninggal akibat virus SARS-CoV-2 yang ikut mengalami penambahan. Penambahannya ada sebanyak 16 jiwa sehingga total pasien meninggal akibat COVID-19 mencapai 157.757.
Data yang dibagikan oleh Satuan Tugas Penanganan COVID-19 menunjukkan jumlah spesimen yang diperiksa yakni 57.051 dan suspek sebanyak 4.273.
Data tersebut juga menunjukkan 5 provinsi penyumbang kasus terbanyak dari transmisi lokal dan pelaku perjalanan luar negeri (PPLN). Kelimanya terdiri dari
- DKI Jakarta sebagai tingkat pertama dengan jumlah penambahan 1.125 kasus, dengan 1.055 transmisi lokal dan 70 PPLN.
- Jawa Barat dengan 465 kasus baru, dengan 463 transmisi lokal dan 2 PPLN.
- Jawa Timur dengan 251 kasus baru, 247 transmisi lokal, dan 4 PPLN.
- Banten dengan 241 kasus baru, dengan 240 transmisi lokal, dan 1 PPLN.
- Jawa Tengah dengan 159 kasus baru, 159 transmisi lokal, dan 0 PPLN.
Sedangkan, provinsi lainnya tidak menunjukkan adanya penambahan kasus yang signifikan. Terdapat provinsi yang penambahan kasusnya berada di bawah 5 yakni Jambi, Sumatera Barat, Bengkulu, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Utara, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Barat, dan Papua.
Bahkan, terdapat beberapa provinsi yang tidak mengalami kenaikan kasus sama sekali. Provinsi tersebut diantaranya adalah Gorontalo, Maluku, dan Maluku Utara.
Capaian Vaksinasi COVID-19 RI
Data situasi COVID-19, Sabtu 10 September 2022 pukul 12.00 WIB juga melaporkan adanya capaian vaksinasi COVID-19 di Indonesia. Namun, capaian vaksinasi harian tersebut tidak merincikan berapa penambahannya sejak beberapa hari lalu.
Rincian capaian tersebut yakni:
- Vaksinasi dosis pertama akumulasinya menjadi 203.435.374
- Vaksinasi dosis kedua akumulasinya menjadi 171.111.977
- Vaksinasi dosis ketiga akumulasinya menjadi 61.135.788
- Vaksinasi dosis keempat akumulasinya menjadi 417.323
Berdasarkan adanya penambahan capaian vaksinasi ini, maka akumulasinya menjadi 436.100.462 suntikan dengan target sasaran vaksinasi RI sebanyak 208.265.720 jiwa.
Berdasarkan perkembangan terbaru, vaksin COVID-19 buatan Indonesia yakni IndoVac kini telah masuk fase uji klinik untuk vaksin booster usia 18 tahun ke atas.
IndoVac sendiri merupakan vaksin COVID-19 hasil kerja sama Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Farmasi dan PT Bio Farma dengan Baylor College of Medicine, Amerika Serikat (AS).
Uji klinik vaksinasi booster akan dilakukan setelah mendapatkan Persetujuan Pelaksanaan Uji Klinik (PPUK) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Republik Indonesia.
Advertisement
Uji Klinik Sudah Dimulai Sejak Awal September
Direktur Utama PT Bio Farma Honesti Basyir mengungkapkan bahwa Bio Farma sebenarnya sudah memulai uji klinis untuk vaksin booster sejak awal bulan September.
"Secara paralel, Bio Farma sudah memulai uji klinis untuk vaksin lanjutan (booster) sejak 1 September 2022. Kami sudah mendapatkan PPUK dari BPOM untuk uji klinik vaksin IndoVac booster," ujar Honesti melalui pernyataan resmi yang diterima Health Liputan6.com pada Kamis, 8 September 2022.
"Selanjutnya, Bio Farma akan melakukan uji klinik vaksin IndoVac untuk anak-anak setelah mendapatkan PPUK (persetujuan untuk uji klinik vaksin anak) dari BPOM," tambahnya.
Uji klinis untuk IndoVac dilaksanakan di RSUP Dr. Hasan Sadikin -- Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, Bandung dan Rumah Sakit Prof. I.G.N.G. Ngoerah l, Bali -- Departemen Ilmu Kesehatan Anak Universitas Udayana.
Sudah Proses Pendaftaran ke WHO
Selain itu, vaksin IndoVac kini telah memasuki proses pendaftaran ke Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Hal ini bertujuan agar IndoVac memiliki izin penggunaan daruratnya.
Di samping itu, upaya mendapatkan izin penggunaan darurat juga dilakukan agar nantinya vaksin COVID-19 IndoVac bisa di ekspor ke negara lain.
"Dalam jangka panjang, pasar ekspor vaksin juga menjadi tujuan Bio Farma. Jadi, tidak hanya untuk kebutuhan dalam negeri, IndoVac juga digunakan untuk suplai pasar global. Peluang ekspor IndoVac terbuka lebar," ujar Honesti.
"Kami juga telah mendaftarkan Emergency Use Listing (EUL) ke Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Vaksin ini nantinya bisa digunakan di negara-negara lain melalui mekanisme support (dukungan) COVAX Facility (kerjasama multilateral). Melalui vaksin COVID-19 (dalam negeri), Bio Farma berharap dapat berkontribusi mendukung kesehatan dunia, tidak hanya di Indonesia," pungkasnya.
Advertisement