Liputan6.com, Jakarta - Salah satu pendiri Ethereum Vitalik Buterin mengejutkan peserta di Kyiv Tech Summit.
Kehadiran Buterin dinilai menunjukkan dukungan untuk Ukraina yang dilanda perang. Kepada Coindesk, penyelenggara menyebutkan kehadiran Buterin dirahasiakan dengan ketat untuk alasan keamanan. Dukungan Vitalik Buterin terhadap Ukraina jauh dari mengejutkan.
Advertisement
Ia lahir di Rusia dan bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin pada 2017 untuk bahas peluang ethereum. Ia juga kritik tanah airnya selama bertahun-tahun serta perang dengan Ukraina.
Namun, kunjungan Buterin penting karena waktunya, perombakan ethereum yang dikenal sebagai the merge hanya beberapa lagi.
“Saya telah ikuti Ukraina sejak perang dimulai. Saya ingin datang dan melihat sendiri, dan juga beri tahu Ukraina kalau pelaku pasar di blockchain, ethereum dan crypto peduli dengan kalian dan banyak orang mendukung Anda,” tutur dia seperti dikutip dari Coindesk, Minggu (11/9/2022).
Buterin berada di Kylv pada saat Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken juga melakukan perjalanan mendadak yang mengejutkan ke Kyiv. Blinken tidak hadiri Kyiv Tech Summit.
Konferensi pada masa perang tersebut mempertemukan 30 pakar teknologi yang paling terkenal di antaranya Buterin dan dua pejabat pemeritnah yaitu Mykhallo Fedorov, Wakil Perdana Menteri dan Menteri Transformasi Digital untuk Pengembangan TI dan Alex Bornyakov, Wakil Fedorov.
Acara tiga hari tersebut difokuskan terhadap 500 peretas yang kirimkan hampir 50 proyek sebagai bagian dari hackathon terkait kripto untuk dukung Ukraina dalam perjuangan kebebasan. Tema menonjol yang dibahas antara lain pemungutan suara elektroal terdesentralisasi, bank sentral yang keluarkan mata uang digital dan peran web3 dan blockchain untuk memerangi disinformasi.
Buterin menyatakan kedatangannya untuk melihat proyek seperti apa yang sedang dilakukan di Ukraina, apa yang dipedulikan, bangun dan implikasi terhadap Ukraina.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
MicroStrategy Bakal Jual Saham Rp 7,4 Triliun untuk Beli Bitcoin
Sebelumnya, perusahaan pengembang perangkat lunak yang telah menjadi perusahaan bitcoin (BTC), MicroStrategy (MSTR), berencana untuk menjual hingga USD 500 juta atau sekitar Rp 7,4 triliun saham untuk mendanai lebih banyak pembelian cryptocurrency.
Dilansir dari CoinDesk, Sabtu (10/9/2022), pengajuan pada Jumat kepada Komisi Sekuritas dan Bursa AS mengungkapkan penawaran saham, yang akan dilakukan untuk tujuan perusahaan umum, termasuk pembelian bitcoin.
Hal ini menjadi sorotan karena tanda nyata pertama dari pendiri MSTR, Michael Saylor, yang baru-baru ini mengundurkan diri sebagai CEO untuk menjadi ketua eksekutif dan fokus membeli bitcoin.
Saylor benar-benar tidak mundur dari rencananya yang berani untuk mengubah MicroStrategy menjadi perusahaan yang memiliki cadangan kripto besar.
Sejak 2020, dia menggunakan uang yang dikumpulkan dari penawaran saham dan obligasi untuk membeli sekitar 130.000 bitcoin, senilai lebih dari USD 2 miliar.
Meskipun begitu, hal ini berdampak cukup buruk bagi perusahaan MicroStrategy, yang harganya menjadi sangat terikat dengan harga bitcoin, mengakibatkan kerugian USD 1,2 miliar karena penurunan bitcoin tahun ini.
Tetapi saham MSTR sendiri melonjak 12 persen pada Jumat (9/9/2022) karena bitcoin melonjak hampir 10 persen. Namun, saham kembali turun sekitar 1,5 persen dalam perdagangan setelah jam kerja setelah pengumuman penawaran saham, yang akan melemahkan nilai saham yang ada.
Cowen dan BTIG, dua bank investasi paling terkemuka yang mencakup saham terkait kripto, memimpin penawaran saham MSTR. Rencana dari Saylor ini muncul di tengah kasus Saylor dan MicroStrategy baru-baru ini dituntut oleh District of Columbia karena diduga menghindari pajak atas penghasilan Saylor di distrik tersebut.
Advertisement
Pendiri FTX Sebut Bitcoin Tak Punya Masa Depan jadi Jaringan Pembayaran
Sebelumnya, meskipun begitu, hal ini berdampak cukup buruk bagi perusahaan MicroStrategy, yang harganya menjadi sangat terikat dengan harga bitcoin, mengakibatkan kerugian USD 1,2 miliar karena penurunan bitcoin tahun ini.
Namun, saham MSTR sendiri melonjak 12 persen pada Jumat (9/9/2022) karena bitcoin melonjak hampir 10 persen. Namun, saham kembali turun sekitar 1,5 persen dalam perdagangan setelah jam kerja setelah pengumuman penawaran saham, yang akan melemahkan nilai saham yang ada.
Cowen dan BTIG, dua bank investasi paling terkemuka yang mencakup saham terkait kripto, memimpin penawaran saham MSTR. Rencana dari Saylor ini muncul di tengah kasus Saylor dan MicroStrategy baru-baru ini dituntut oleh District of Columbia karena diduga menghindari pajak atas penghasilan Saylor di distrik tersebut.
Alternatif untuk sistem ini disebut jaringan proof of stake atau "bukti kepemilikan", di mana peserta dapat membeli token yang memungkinkan mereka untuk bergabung dengan jaringan. Semakin banyak token yang mereka miliki, semakin mereka dapat menambang.
Selanjutnya
Dilansir dari Bitcoin.com (9/9/2022), Bankman-Fried mengatakan dalam sebuah wawancara bersama Financial Times dia tidak percaya Bitcoin harus menjadi alat pembayaran, dan mungkin masih memiliki masa depan sebagai "aset, komoditas, dan penyimpan nilai" seperti emas, kata laporan itu.
Bankman-Fried juga mengatakan, jaringan "bukti kepemilikan" akan diperlukan untuk mengembangkan kripto sebagai jaringan pembayaran karena lebih murah dan tidak terlalu haus daya.
Blockchain Ethereum, yang menampung cryptocurrency terbesar kedua, Ether telah bekerja untuk pindah ke jaringan intensif energi ini.
FTX, yang didirikan bersama oleh Bankman-Fried pada 2019, bernilai USD 32 miliar atau sekitar Rp 468,8 triliun dalam putaran pendanaan Februari, dan Bankman-Fried sendiri memiliki kekayaan sekitar USD 21 miliar, menurut Forbes.
Advertisement