Trivia Saham: Mengenal Apa Itu EBITDA

Trivia saham kali ini membahas ebitda. Apa itu ebitda?

oleh Agustina Melani diperbarui 12 Sep 2022, 05:00 WIB
Ilustrasi Laporan Keuangan.Unsplash/Isaac Smith

Liputan6.com, Jakarta - Saat memilih saham, ada sejumlah faktor yang perlu diperhatikan investor. Salah satunya kinerja keuangan perusahaan.Mengetahui kinerja perusahaan melalui laporan keuangan ini penting bagi investor.

Dengan mengetahui, laporan keuangan perusahaan tercatat atau emiten dapat mengetahui bagaimana kinerja bisnis perusahaan tersebut. Laporan keuangan tersebut pun menjadi tolak ukur kesehatan keuangan perusahaan tersebut, demikian mengutip dari laman bmoney.id, Senin (11/9/2022).

Dengan mengetahui kesehatan keuangan perusahaan tercatat atau emiten, investor dapat mengambil keputusan untuk memilih saham dan memutuskan untuk lanjut investasi di saham tersebut atau tidak. Selain itu, investor juga bisa mendapatkan manfaat dari laporan keuangan tersebut antara lain evaluasi kinerja perusahaan, mengetahui kondisi laba bersih perusahaan, potensi penjualan. Kemudian analisis break even point (BEP), mengetahui jumlah utang perusahaan dan memantau arus kas.

Bicara soal laporan keuangan, ada juga salah satu hal yang sering didengar yaitu ebitda. Ebitda juga dapat menjadi pertimbangan investor. Dengan ebitda, investor dapat melihat seberapa besar keuntungan dibandingkan dengan biaya produksi.

Lalu ingin tahu apa itu ebitda?

Mengutip Instagram @bahana_sekuritas, Ebitda merupakan pendapatan sebelum bunga, pajak, dan amortisasi merupakan pengurangan dari total penjualan dikurangi harga pokok penjualan.

Adapun rumus ebitda tersebut laba bersih ditambah bunga ditambah pajak ditambah depresiasi ditambah amortisasi.

Kegunaan ebitda ini dapat digunakan untuk memperkirakan arus kas positif dan negatif. Selain itu menganalisis profitabilitas beberapa perusahaan yang bergerak di bidang yang sama dengan cara eliminasi pendanaan dan modal.


Kinerja IHSG pada 5-9 September 2022

Pengunjung melintas dilayar pergerakan saham di BEI, Jakarta, Senin (30/12/2019). Pada penutupan IHSG 2019 ditutup melemah cukup signifikan 29,78 (0,47%) ke posisi 6.194.50. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat selama sepekan tepatnya pada 5-9 September 2022.

Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Sabtu (10/9/2022), IHSG bertambah 0,91 persen ke posisi 7.242,65 pada pekan ini.

Pada pekan lalu, IHSG berada di posisi 7.177,17. Kapitalisasi pasar bursa bertambah 0,89 persen menjadi Rp 9.462,81 triliun. Kapitalisasi pasar bursa naik Rp 84 triliun dari pekan lalu di posisi Rp 9.378,89 triliun.

Rata-rata volume transaksi di BEI sebesar 19,11 persen menjadi 35,12 miliar saham dari 29,49 miliar saham pada penutupan pekan lalu. Selanjutnya rata-rata frekuensi transaksi harian bursa turut naik 15,64 persen menjadi 1.455.548 kali transaksi dari 1.258.658 kali transaksi pada pekan sebelumnya.

Rata-rata nilai transaksi harian bursa juga bertambah 5,38 persen menjadi Rp 15,28 triliun dari Rp 14,50 triliun pada penutupan pekan sebelumnya.

Sementara itu, investor asing juga membukukan aksi beli bersih Rp 995,73 miliar pada Jumat, 9 September 2022. Pada pekan ini, investor asing melakukan aksi beli saham Rp 23,84 triliun dan aksi jual Rp 19,11 triliun.

Selama sepekan, investor asing membukukan aksi beli saham bersih Rp 4,73 triliun. Dengan demikian, investor asing mencatat aksi beli bersih mencapai Rp 72,46 triliun pada 2022.

 

 


Kata Analis

Suasana pergerakan perdagangan saham perdana tahun 2018 di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (2/1). Perdagangan bursa saham 2018 dibuka pada level 6.366 poin, angka tersebut naik 11 poin. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, penguatan IHSG 0,91 persen pada pekan ini didorong penguatan indeks global termasuk Amerika Serikat dan regional yang bergerak menguat. Dari dalam negeri, data ekonomi makro juga mendukung IHSG.

"Data makro ekonomi yang dapat dikatakan membaik dalam rangka pemulihan ekonomi nasional," ujar dia saat dihubungi Liputan6.com.

Ia menambahkan, di tengah penguatan IHSG terdapat sentimen negatif yang beredar secara global seperti sikap hawkish bank sentral Amerika Serikat ataut the Federal Reserve dalam kebijakan moneternya.

"Kemudian ada kenaikan suku bunga oleh ECB kemarin 75 basis poin, meski masu sesuai dengan harapan pelaku pasar namun dapat diperhatikan dengan adanya keputusan bank sentral menaikkan suku bunga," ujar Herditya.

Ia mengatakan,  tampaknya era suku bunga rendah sudah berakhir. Hal itu dapat menjadi kabar yang kurang baik bagi pasar modal.

Mayoritas sektor saham menguat pada pekan ini. Indeks sektor saham energi memimpin penguatan dengan naik 3,7 persen. Disusul indeks sektor saham dasar IDXbasic bertambah 3,56 persen.


Sektor Saham Lainnya

Pekerja tengah melintas di layar pergerakan IHSG di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (18/11/2019). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup pada zona merah pada perdagangan saham awal pekan ini IHSG ditutup melemah 5,72 poin atau 0,09 persen ke posisi 6.122,62. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Selanjutnya indeks sektor saham industri IDXindustry melesat 2,21 persen. Indeks sektor saham IDXproperty menguat 1,56 persen, indeks sektor saham teknologi IDXtechnology bertambah 0,68 persen dan indeks sektor saham IDXhealth menanjak 0,36 persen.

Sementara itu, indeks sektor saham transportasi tergelincir 3,03 persen, dan pimpin koreksi sektor saham pada pekan ini. Diikuti indeks sektor saham nonsiklikal turun 1,8 persen dan indeks sektor saham IDXinfrastruktur melemah 0,94 persen, indeks sektor saham keuangan IDXfinance susut 0,39 persen dan indeks sektor saham IDXsiklikal terpangkas 0,06 persen.

Pada pekan ini terdapat satu  pencatatan saham, yaitu saham PT Black Diamond Resources Tbk. (COAL) resmi tercatat di Papan Pengembangan BEI pada Rabu, 7 September 2022.

COAL merupakan perusahaan tercatat ke-44 di BEI pada tahun 2022 dan bergerak pada sektor Energy dengan subsektor Oil, Gas, and Coal. Adapun Industri COAL adalah Coal dengan subindustri Coal Production.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya