Liputan6.com, Jakarta - Hacker atau peretas Bjorka dalam akun Twitter miliknya @bjorkanism merilis informasi yang diklaim sebagai hasil retasan terbarunya, terkait dalang pembunuhan aktivis HAM, Munir Said Thalib.
Bjorka menyebut, Ketua Umum Partai Berkarya, Muchdi Purwopranjono alias Muchdi PR adalah sosok dalang pembunuhan berencana Munir.
Baca Juga
Advertisement
Menanggapi hal itu, Sekjen Partai Berkarya, Badaruddin Andi Picunang mengatakan hal serupa juga pernah terjadi lima tahun lalu menjelang Pemilu 2019. Kini isu keterlibatan Muchdi PR dalam kasus kematian Munir kembali muncul.
“Waktu itu (jelang Pemilu 2019) menyorot kehadiran Pak Muchdi PR dan Polycarpus di Partai Berkarya. Selaku Sekjen saat itu saya membantah dan pasang badan,” kata Badaruddin dalam keterangan pers diterima, Senin (12/9/2022).
Menurut Badaruddin, pengadilan dan secara hukum sudah memberi putusan, baik Muchdi PR dan Polycarpus. Mereka sudah diperiksa dan menjalani proses dan terbukti sudah bebas secara hukum. Dia pun yakin, isu yang hadir saat ini perlahan akan sirna.
“Lama-lama isu itu hilang dengan sendirinya. Saat ini muncul lagi, entah skenario apa lagi,” katav Badaruddin heran.
Berkait Dinamika Partai Berkarya
Badaruddin meyakini, kembali dimunculkannya isu kematian Munir berkait dengan partainya. Diketahui, Partai Berkarya saat ini tengah disorot karena tidak lolos pendaftaran di KPU dan terdapat dinamika internal yang tak kunjung usai.
“Kader lagi galau menunggu kepastian dan Ketum kami lagi berjuang bagaimana partai ini bisa eksis di Pemilu 2024, minimal jadi pengusung capres dari PT 25 persen jalur suara nasional hasil Pemilu 2019 jika tak ada peluang ikut Pileg 2024,” jelas dia.
Pertanyakan Motif Hacker Bjorka
Badaruddin pun mengajak publik agar sengkarut kasus kematian Munir diserahkan kembali ke negara saja. Sebab ketua umum partainya, Muchdi PR, sudah terbukti tidak terlibat oleh pengadilan dan sudah dibebaskan.
“Isu ini tidak ada hubungannya dengan Partai Berkarya dan Ketum Muchdi PR tidak pernah membawa isu ini ke partai karena kasus ini sudah lama dan selesai sebelum Partai Berkarya lahir di tahun 2016,” tegas Badaruddin.
“Adanya hacker Bjorka membuka ke publik lagi pasti ada niat di balik itu. Entah mau menutupi isu ter-update sekarang atau sekedar isu jelang pemilu lima tahunan. Wallahu alam. Lama lama juga akan hilang dengan sendirinya,” yakin dia menandasi.
Advertisement