Ketahui Uniknya Sejarah Mangkuk Ayam Jago, Dijual Mulai Rp 7.000 per Buah

Di platform e-commerce, mangkuk ayam jago dibanderol dengan harga yang beragam.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 12 Sep 2022, 11:59 WIB
Ilustrasi mangkuk ayam jago. (dok. Liputan6.com/Dinny Mutiah)

Liputan6.com, Jakarta - Penikmat kuliner Indonesia sudah tak asing dengan mangkuk ayam jago, yang kerap ditemui ketika menyantap jajanan seperti mie ayam, bakso, soto, dan lain-lainnya.

Mangkuk porselen berwarna putih dengan gambar ayam jago berjengger merah serta bunga di sampingnya ini memang telah melegenda.

Selain di gerobak dan restoran bakso, mangkuk ayam jago ternyata juga dapat dibeli melalui berbagai e-commerce ternama di Indonesia.

Di platform e-commerce Tokopedia, mangkuk ayam jago dibanderol dengan harga yang beragam, mulai Rp 7.000 untuk harga satuan, juga ada yang Rp 22.500 hingga sekitar Rp 100.000. 

Di e-commerce Lazada, harga mangkuk ayam jago dibanderol sekitar Rp Rp 21.000 hingga Rp 37.000. 

Harga serupa juga terlihat di Shopee, di mana mangkuk ayam jago dijual mulai Rp 23.000 hingga sekitar Rp. 95.000.

Namun bagaimana sebenarnya sejarah mangkuk ayam jago hingga dikenal luas dalam kuliner Indonesia?

Dikutip dari Tionghoa.info, Senin (12/9/2022), mangkuk bergambar ayam jago itu berasal dari negeri China. Di negara itu, mangkuk menjadi perangkat makan utama yang digunakan setiap hari.

Mangkuk bergambar ayam jago kerap menjadi salah satu barang yang wajib digunakan sebagai hantaran dalam upacara pernikahan.

Awal cerita mangkuk bergambar ayam jagi berasal pada masa Dinasti Ming, periode pemerintahan Kaisar Chenghua (1465-1487 M).

Pada saat itu, Kaisar memesan 4 cawan bergambar ayam jago dan ayam betina pada seorang perajin keramik di daerah Jingdezhen, Provinsi Jiangxi, sebagai sebuah tanda cinta.

Cawan tersebut dikenal dengan nama Jigangbei atau cawan ayam. Pada cawan itu tergambar ayam jago, ayam betina, dan sepasang anak ayam, sebagai symbol kemakmuran, banyak anak, banyak rezeki.

 


Makna Simbolis

Google Doodle Mangkuk Ayam Jago Lampang

Adapun makna simbolis pada mangkuk bergambar ayam ini. Kata Ji 鸡, yang berarti ‘ayam’, mirip bunyinya dengan kata Jia 家 yang bermakna rumah atau keluarga.

Sementara itu, gambar tanaman peony melambangkan kekayaan, serta gambar pohon pisang dengan daun lebar bermakna keberuntungan untuk keluarga.

Seiring berjalan waktu, mangkuk ayam legendaris ini terus mendapat apresiasi dan diminati setiap Kaisar yang berkuasa, hingga mematok harga yang cukup fantastis untuk ukuran sebuah mangkuk. 

Uniknya, pada tahun 1776, Kaisar Qian Long (1735-1796), membuat puisi khusus yang memuja mangkuk ayam jago tersebut.

Hingga pada masa Dinasti Qing barulah mangkuk ayam jago pun mulai diproduksi massal.

Dalam perkembangan selanjutnya, mangkuk ayam jago merupakan lambang kerja keras bagi petani di Tiongkok, untuk mendapat kemakmuran. Hal ini mengingat peran ayam jago yang selalu membangunkan mereka di pagi hari untuk segera bekerja di ladang.


Lokasi Pabrik Mangkuk Ayam Jago Berdiri

foto: Freepik

Setelah China, mangkuk ayam jago kemudian menyebar ke berbagai beahan dunia, termasuk Indonesia lewat para perantau. 

Sementara di Provinsi Guangdong, adalah lokasi pabriknya berdiri.

Penyebaran mangkuk ayam jago pun mulai ke beberapa negara di Asia Tenggara. Mangkuk ayam jago pun semakin banyak diproduksi. Mulai dari menggunakan teknik gambar tangan hingga menggunakan mesin.

Namun, perlu diketahui, produksi mangkuk ayam jago tidak bisa dilakukan secara sembarangan. Hal itu dikarenakan, sudah ada satu perusahaan yang memiliki hak cipta atas gambar mangkok tersebut.

Pada surat kabar Kompas per tanggal 4 September 2017, terdapat pengumuman dari PT Lucky Indah Keramik, bahwa hanya perusahaan ini yang memiliki hak untuk memproduksi barang-barang dengan gambar ayam jago.

PT Lucky Indah Keramik juga memperingatkan bagi para produsen, importir, distributor, agen ataupun pengecer untuk tidak membeli, menyimpan, mengimpor dan memperdagangkan barang-barang yang bergambar ayam jago. PT Lucky Indah Keramik hanya menunjuk PT Kencana Makmur Mitra Abadi sebagai distributor tunggal.

Diketahui, Mangkok Chenghua asal Dinasti Ming yang sudah berusia 500 tahun, hanya tersisa 16 buah di dunia, dengan empat di antaranya dimiliki oleh perorangan, sisanya dikoleksi oleh museum publik.

Bahkan, mangkuk ini pernah dilelang beberapa kali oleh badan lelang Sotheby’s di Hong Kong dengan harga yang fantastis, yaitu USD36,3 juta atau sekitar Rp508,2 miliar.

Infografis 4 Tips Jaga Kesehatan Mental Saat Pandemi Covid-19. (Liputan6.com/Trieyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya