Sampaikan Tuntutan, Tujuh Perwakilan Buruh Temui KSP

Massa buruh menggelar aksi unjuk rasa di Patung Kuda Arjuna Wiwaha, Jakarta Pusat pada Senin (12/9/2022). Ada 3.000 massa dari Jabodetabek yang hadir.

oleh Ady Anugrahadi diperbarui 12 Sep 2022, 13:22 WIB
Sejumlah elemen massa mulai berdatangan ke Patung Kuda Arjuna Wiwaha, Jakarta Pusat untuk demo BBM hari ini, Senin (12/9/2022).

Liputan6.com, Jakarta - Tujuh perwakilan elemen buruh bertandang ke Kantor Staf Kepresidenan (KSP), hari ini Senin (12/9/2022). Mereka hendak menyampaikan keberatan atas kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang dinilai membebankan rakyat terutama para pekerja.

Ketua KSPSI DPC Kabupaten Tangerang Agus Darzana menerangkan, perwakilan elemen buruh yang bernegosiasi dengan KSP di antaranya Sekjen KSPSI, Armanto Ahmad dan Wakil Presiden KSPI R Abdullah.

"Dari tujuh perwakilan KSPSI yang datang ke istana menyampaikan petisi, petisi itu adalah menolak kenaikan BBM. Karena kenaikan BBM ini pekerja selalu menderita," kata Agus di lokasi, Senin (12/9/2022).

Agus menerangkan, petisi berupa tuntutan elemen buruh dituliskan dalam bentuk surat. Rencananya akan diserahkan kepada perwakilan dari KSP. Menurut dia, kenaikan harga BBM tak berbanding lurus dengan upah yang diterima kaum pekerja.

"Kita pekerja dari tahun 2021 tidak naik gaji tidak naik karena adanya PP 36 tahun 2021 tentang Pengupahan yang dinilai menyesengsarakan. Kalau tahun ini tidak naik berarti sudah 3 tahun kita menderita," ujar dia.

Agus mengancam akan menggalang massa untuk menyuarakan aspirasi seandainya negosiasi dengan perwakilan KSP berjalan buntu.

"Kalau nanti tidak ada kesepakatan pemerintah tidak turunkan BBM maka akan ada aksi susulan di tiap-tiap kabupaten/kota di 34 Provinsi," ujar dia.

Agus bersama dengan massa buruh menggelar aksi unjuk rasa di Patung Kuda Arjuna Wiwaha, Jakarta Pusat pada Senin (12/9/2022). Ada 3.000 massa dari Jabodetabek yang hadir.

Adapun tuntuan menolak kenaikan BBM, menolak Undang-Undang Cipta Kerja, dan meminta kenaikan upah pekerja 15 persen sampai 30 persen.

"Aksi pada hari ini menuntut diturunkannya harga BBM. Karena dengan naiknya bbm otomatis masyarakat pekerja akan menderita karena dengan kenaikan BBM semua harga harga bahan pokok semua naik dan kebutuhan kebutuhan pekerja semuanya naik termasuk kontrakan semuanya naik," ujar dia.


Bawa Miniatur Keranda

Sejumlah elemen massa berdatangan ke Patung Kuda Arjuna Wiwaha, Jakarta Pusat untuk demo BBM hari ini, Senin (12/9/2022). (Liputan6.com/ Ady Anugrahadi)

Sejumlah elemen massa mulai berdatangan ke Patung Kuda Arjuna Wiwaha, Jakarta Pusat hari ini, Senin (12/9/2022). Mereka hendak menyampaikan aspirasi terkait penolakan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).

Pantauan di lapangan elemen massa dari serikat buruh dengan seragam biru-biru mulai menyemut di kawasan Patung Kuda Arjuna Wiwaha, Jakarta Pusat pada pukul 11.39 WIB.

Seorang orator dari atas mobil komando memberikan instruksi kepada peserta aksi yang hadir.

Bendera serikat buruh dan bendera merah-putih berkibar di tengah-tengah pengunjuk rasa. Terlihat pula minatur keranda dengan dibalur kain berwarna hijau.

Ruas jalan di depan Gedung Sapta Pesona terpasang road barrier beton dan kawat berduri. Kawat tersebut menjadi pembatas bagi massa buruh yang menyampaikan aspirasi.

Sementara di hadapan massa buruh demo BBM, polisi telah membuat barikade pengamanan untuk mengawal jalannya unjuk rasa.

Orator mengklaim perwakilan dari pemerintah berencana menemui massa buruh. Ada tujuh utusan dari perwakilan buruh yang sedang bernegosiasi dengan pemerintah di Istana Negara.

Karena itu, ia meminta kepada peserta aksi untuk menjalankan aksi dengan tertib.


6.000 Personel Disiagakan

Ribuan buruh melakukan aksi mogok nasional menuntut pemerintahan Jokowi-JK membatalkan kenaikan BBM dan menaikan upah layak untuk buruh. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Sebanyak 6.100 personel gabungan dikerahkan untuk mengamankan aksi demo mahasiswa dan buruh pada hari ini, Senin (12/9/2022).

Konsentrasi massa terbagi menjadi tiga titik, dua di antaranya di Patung Kuda Arjuna Wiwaha, Jakarta Pusat dan kawasan Gedung DPR/MPR Jakarta Pusat.

"Untuk seluruh wilayah Jakarta Pusat tersebar sebanyak 6.100 personel gabungan TNI-Polri," kata Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Komarudin dalam keterangan tertulis, Senin (12/9/2022).

Terpisah, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Endra Zulpan menerangkan, estimasi masaa yang akan turun ke jalan berjumlah 2.090 orang. Adapun, 1.885 orang akan berkumpul di Patung Kuda Arjuna Wiwaha Jakarta Pusat.

"Massa gabungan dari berbagai aliansi seperti KSPSI sekira 1.000 orang, GNPR sekira 400 - 700 orang, BEM Univ Azzahra sekira 20 orang, Pergerakan Aktivis Nusantara sekira 15 orang, DPD IMM DKI Jakarta sekira 50 orang, GMNI sekira 100 orang, GMII sekira 50 orang, Koordiantor Pusat BEM Tanah Air sekira 150 orang dan KOM-JU sekira 100 orang," terang dia.

Seperti dilihat dalam poster, salah satu elemen massa GNPR membawa tiga tuntutan yakni; turunkan harga BBM, turunkan harga-harga, dan tegakkan supermasi hukum. 


Serikat Buruh Demo di Balai Kota DKI Jakarta

Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) melakukan aksi unjuk rasa di Balaikota, Senin (12/9/2022). Aksi dimulai pada pukul 10.00 WIB dengan membawa tiga tuntutan.

Pantauan Liputan6.com, hingga pukul 11.23 WIB aksi diikuti oleh Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) DKI Jakarta. Sejumlah buruh melakukan aksi dengan bertelanjang dada di depan Balai Kota.

Sejumlah buruh mulai berorasi dan menyampaikan tuntutan. Adapun tuntutan pertama, FSPMI menyampaikan kenaikan harga BBM tersebut akan menurunkan daya beli yang saat ini sudah turun sebesar 30 persen.

"Dengan BBM naik, maka daya beli akan turun lagi menjadi 50 persen. Penyebab turunnya daya beli adalah peningkatan angka inflasi menjadi 6.5 persen hingga 8 persen, sehingga harga kebutuhan pokok akan meroket," ujar Ketua Perda KSPI Winarso dalam keterangannya, Senin (12/9/2022).

Tuntutan kedua, mereka menyebut upah buruh tidak naik dalam tiga tahun terakhir, bahkan Menteri Ketenagakerjaan sudah mengumumkan jika Pemerintah dalam menghitung kenaikan UMK 2023 kembali menggunakan PP 36/2021.

"Dengan kata lain, diduga tahun depan upah buruh tidak akan naik lagi, dan kami menuntut kenaikan Upah Minimun tahun 2023 sebesar 10-13 persen," ujar dia.

Infografis Tuntutan dan Alasan Buruh Tolak Kenaikan Harga BBM. (Liputan6.com/Trieyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya