Ketahanan Mental Setiap Orang Berbeda, Apa Penyebabnya?

Sebagian orang memiliki ketahanan mental yang kuat, tapi sebagian lainnya tidak. Hal ini telah menjadi fokus para peneliti dalam psikologi positif selama beberapa dekade terakhir.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 12 Sep 2022, 18:00 WIB
Ilustrasi kesehatan mental (Gambar oleh Total Shape dari Pixabay)

Liputan6.com, Jakarta Sebagian orang memiliki ketahanan mental yang kuat, tapi sebagian lainnya tidak. Hal ini telah menjadi fokus para peneliti dalam psikologi positif selama beberapa dekade terakhir.

Menurut ahli kesehatan mental Tracy S. Hutchinson, Ph.D. ini telah menjadi topik eksplorasi yang populer sejak zaman kuno. Mitos, agama, cerita, dan dongeng telah mengeksplorasi bagaimana individu tidak hanya dapat mengatasi banyak rintangan dalam hidup mereka, tetapi juga berkembang dengan banyak hasil positif sebagai hasilnya.

Misalnya, dalam buku-buku terlaris seperti The Hero's Journey (Campbell) dan The Alchemist (Ruiz), pahlawan dan pahlawan wanita menghadapi rintangan dan kemunduran yang sangat besar berkali-kali. Namun, mereka bisa bangkit kembali dengan mental yang lebih kuat.

Ketahanan mental didefinisikan sebagai pola adaptasi positif selama atau setelah paparan yang signifikan terhadap kesulitan dan risiko. Beberapa orang berkembang setelah menghadapi kesulitan, sedangkan beberapa lainnya merasa stres dan hancur.

Penyebab ketahanan setiap orang yang berbeda tak bisa dijawab dengan satu jawaban pasti. Pasalnya, variabel lain dapat berkontribusi pada kurangnya ketahanan, termasuk trauma yang belum terselesaikan sebelumnya atau ada pula faktor lingkungan.

Namun, para peneliti berpendapat bahwa ketahanan berkaitan erat dengan sifat kepribadian yang melekat terkait dengan kemampuan beradaptasi (Lester & Godwin, 2021) dan kematangan emosional, dan mekanisme pertahanan adaptif (Metzger, 2014). Banyak ahli teori percaya bahwa ketangguhan mental dan emosional atau kemampuan untuk beradaptasi adalah sesuatu yang dibawa sejak lahir sampai batas tertentu.

“Ciri-ciri ini dapat diamati sejak kecil dan cenderung konsisten selama hidup seseorang,” Tulis Tracy mengutip Psychology Today, Senin (12/9/2022).


Indikator Ketahanan Mental Terlihat Sejak Kecil

Pada anak-anak dan remaja, kehadiran hal-hal positif seperti keberhasilan sosial dan akademik atau perilaku prososial digunakan untuk menentukan tingkat ketahanan mental dan emosional di masa depan.

Faktor-faktor ini sangat penting karena mereka sebagian besar umum di seluruh budaya. Di sebagian besar masyarakat, anak-anak diharapkan untuk bergaul dengan anak-anak lain, mengatur emosi mereka, dan mengikuti aturan sekolah dan rumah.

Kemampuan untuk mematuhi norma-norma sosial ini sejak dini tidak hanya menunjukkan potensi keberhasilan mereka sebagai orang dewasa. Namun juga dapat menjadi indikator ketahanan mental yang lebih kuat di masa depan.

Sayangnya, tidak semua individu memiliki manfaat dari sifat-sifat ini akibat masalah kedewasaan emosional. Mereka yang memiliki sifat kurang tangguh secara mental bisa saja sebenarnya belum matang secara emosional dan menunjukkan fungsi pertahanan yang maladaptif.

Ini berarti mereka kemungkinan mengalami tekanan emosional dan drama internal atau eksternal yang kronis. Mereka gagal untuk mengatur situasi dengan baik misalnya terkait masalah interpersonal dalam hubungan.


Sifat Sebagai Alat Psikologis

Ketidakdewasaan emosional bisa saja mengakibatkan terjadinya konflik yang tinggi. Hal ini kemudian berkorelasi negatif dengan ketahanan.

Sebaliknya, mereka yang memiliki kedewasaan emosional dan pertahanan adaptif dapat memiliki kemampuan "mengubah timah menjadi emas" atau mengambil makna dari pengalaman menyakitkan dalam hidup mereka.

Sederhananya, orang yang belum dewasa secara emosional tidak memiliki kemampuan untuk menavigasi dunia secara konstruktif karena sifat kepribadian yang melekat pada mereka.

Kekuatan mental dan fungsi pertahanan adaptif dikaitkan dengan kesehatan mental yang positif, kematangan psikososial dan emosional, keberhasilan pekerjaan, dan hubungan yang bermakna. Orang yang tangguh secara mental memiliki "perangkat alat psikologis" yang lengkap.

Dalam beberapa kasus, alat ini bisa disebut sifat. Sebuah sifat adalah seperangkat perilaku, pikiran, dan perasaan yang berguna dalam mengelola berbagai pengalaman hidup yang beragam dengan sukses.

Kemampuan untuk menilai realitas dengan jelas dan memanfaatkan serta memiliki akses penuh ke sifat-sifat adalah kunci ketahanan mental. Namun, mereka yang memiliki masalah psikologi dan khususnya gangguan kepribadian, cenderung bergumul dengan ketahanan karena defisit atau kekurangan bawaan mereka.


Ciri Kepribadian Orang Tangguh Mental

Orang yang memiliki kepribadian "tidak teratur", misalnya yang memiliki gangguan kepribadian antisosial, akan menghadapi konsekuensi negatif akibat sifat eksklusifnya. Ia tidak peduli dengan orang lain dan akhirnya orang lain pun tidak mempedulikannya.

Sebaliknya, orang yang tangguh secara mental akan mampu mengoreksi diri, memiliki empati terhadap orang lain, dan akan mengubah perilakunya untuk menghentikan konsekuensi negatif yang timbul. Singkatnya, orang yang tangguh secara mental dapat mengenali dan memecahkan masalah mereka sendiri.

“Satu hal yang pasti, hidup ini penuh dengan cobaan dan kesengsaraan. Namun, cara seseorang menghadapi dan menanggapi tantangan yang terus-menerus terjadi dalam hidup ini akan menentukan apakah mereka akan berkembang atau terpuruk.”

Orang yang tangguh secara mental memiliki ciri kepribadian yang cukup beragam untuk memungkinkan mereka fleksibel, beradaptasi dari waktu ke waktu, dan menyesuaikan respons mereka dengan benar untuk mendapatkan hasil yang lebih positif daripada yang negatif.

Mereka cenderung belajar dari kesalahan mereka dan dapat membuat makna dari peristiwa negatif yang terjadi dalam hidup yang penting untuk kesehatan mental dan kesejahteraan yang baik.

Infografis Ciri-ciri Ibu rumah tangga Punya Masalah Kesehatan Mental.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya