Liputan6.com, Jakarta Orang dengan ketahanan mental yang kuat digambarkan sebagai orang yang mampu mengatasi kesulitan hidup dan belajar dari segala ujian tersebut.
Umumnya, orang dengan mental yang tangguh memiliki kesehatan mental, kematangan emosi, dan mekanisme pertahanan adaptif yang baik atau mudah beradaptasi dengan berbagai situasi. Mereka pun terus berkembang menjadi pribadi yang lebih baik dalam menghadapi tantangan selanjutnya.
Advertisement
Menurut ahli kesehatan mental Tracy S. Hutchinson, Ph.D. setidaknya ada 7 sifat yang menandakan seseorang memiliki ketahanan mental yang kuat. Ketujuh sifat itu adalah:
1. Menghadapi kenyataan dan tantangan secara langsung
Orang yang tangguh secara mental melihat masalah sesuai fakta, penelaahan, dan masukan dari berbagai pihak.
Mereka tidak memutarbalikkan fakta dan cenderung melihat suatu situasi secara jelas, tidak setengah-setengah.
“Melakukan perencanaan sebelum bertindak dan sering berunding dengan orang lain sehingga mereka siap untuk konsekuensi dari tindakan mereka dan risiko apapun yang timbul,” kata Tracy mengutip Psychology Today, Selasa(13/9/2022).
2. Menerima konsekuensi dari pilihan pribadi
Orang yang tangguh secara mental bertanggung jawab atas tindakan mereka dan efek dari keputusan mereka.
Mereka tidak mengabaikan rasa sakit yang terjadi sebagai akibatnya dan mereka tidak mengambil peran "korban" dengan menyalahkan orang lain atas masalah yang mereka sebabkan sendiri.
Mereka juga berbelas kasih terhadap diri mereka sendiri selama masa-masa sulit, mengetahui bahwa mereka berusaha melakukan yang terbaik dalam keadaan apa pun.
Sifat Selanjutnya
Sifat selanjutnya dari orang dengan ketahanan mental yang kuat yakni:
3. Memiliki kemampuan untuk memonitor diri sendiri
Pemantauan diri berarti bahwa seseorang dapat memiliki kesadaran akan perilaku, perasaan, dan pikirannya. Serta mengatur perasaan dan tanggapannya berdasarkan tuntutan situasi.
Mereka juga proaktif tentang masalah mereka serta mencari bantuan untuk menyelesaikan masalah. Mereka bertanggung jawab atas tindakan mereka dan melihat bagaimana tindakan mereka memengaruhi orang lain.
4. Memiliki kemampuan untuk mengoreksi diri
Kemampuan mengoreksi diri juga menjadi salah satu sifat orang dengan ketahanan mental yang kuat.
Mereka menyesuaikan tanggapan mereka dalam situasi tertentu untuk menghasilkan konsekuensi positif. Karena mereka belajar dari kesalahan mereka, mereka menghasilkan lebih banyak konsekuensi positif dalam hidup mereka daripada yang negatif.
Mereka dapat diandalkan dan konsisten dalam tanggapan dan keterbatasan mereka.
Advertisement
Memaknai Luka
5. Mampu memaknai luka dan pengalaman masa lalu dan memiliki kerangka spiritual untuk memaknai hal-hal buruk
Orang yang kuat secara mental sering mencoba menggunakan pengalaman perjuangan dan luka mereka untuk membantu orang lain.
6. Tidak terlibat dalam realisme afektif dan dapat mengakses perasaan dan fakta secara bersamaan
Orang dengan ketahanan mental yang tangguh dapat membedakan antara perasaan dan fakta. Mereka juga bisa mengendalikan emosi untuk tetap berpikir jernih dalam menghadapi suatu masalah.
Mereka dapat mengakses pikiran rasional mereka secara konsisten. Mengakses pikiran rasional setelah waktu yang singkat dan menerapkan fakta dan logika pada suatu situasi adalah yang terpenting dalam kematangan emosional dan ketahanan mental.
Belajar dari Masa Lalu
7. Belajar dari masa lalu, bukan menguburnya
Orang dengan ketahanan mental yang tangguh dapat mengenali dan menangani peristiwa yang menyusahkan secara emosional di masa lalu. Serta, mengenali bahwa masa lalu mereka mungkin memengaruhi fungsi mereka saat ini.
Alih-alih mengubur masa lalu yang buruk, mereka cenderung mengambil pelajaran dan mengobati traumanya.
Gejala "mengubur" emosi atau trauma dapat mencakup makan berlebihan, gangguan makan, penggunaan alkohol atau narkoba, atau perilaku kompulsif dan bermasalah lainnya.
Orang yang kuat secara mental mencari bantuan profesional atau menemukan cara lain untuk memetabolisme rasa sakit mereka seperti berhubungan dengan orang-orang terkasih yang terpercaya, membuat jurnal, atau mencari penyembuhan melalui perawatan diri.
Dengan mampu memproses peristiwa dan kekecewaan atau trauma ini, maka masalah mereka tidak menumpuk menjadi masalah berskala lebih besar di kemudian hari.
Advertisement