Keterpurukan Liverpool Diklaim Akibat Blunder Klopp dan Piala Dunia 2022

Robbie Fowler menyebut, Klopp telah merubah pola permainan timnya, untuk menyiasati jadwal musim ini yang menjadi padat karena adanya Piala Dunia 2022 Qatar.

oleh Muhammad Yanto diperbarui 12 Sep 2022, 20:00 WIB
Jurgen Klopp telah merasakan empat laga final Liga Champions. Dari empat final itu, Klopp punya satu gelar juara yakni saat membawa Liverpool berjaya pada edisi musim 2018/2019 lalu. (AFP/Paul Ellis)

Liputan6.com, Jakarta Liverpool mengalami keterpurukan di awal musim Liga Inggris 2022/2023. The Reds hanya meraih dua kemenangan dari tujuh pertandingan mereka sejauh ini.

Liverpool berada di urutan ketujuh klasemen Liga Inggris dan baru saja menderita kekalahan telak 1-4 dari Napoli pada laga pembuka Liga Champions.

Badai cedera disebut sebagai faktor utama dibalik keterpurukan Liverpool saat ini. Jurgen Klopp kehilangan Diogo Jota, Jordan Henderson, Thiago Alcantara, Joel Matip, Ibrahima Konate, Naby Keita, Curtis Jones, Alex Oxlade-Chamberlain dan Fabio Carvalho.

Namun, ada hal paling utama yang dinilai menjadi penyebab performa Liverpool menyedihkan awal musim ini. Mantan striker Liverpool, Robbie Fowler meyakini situasi ini karena blunder Juergen Klopp.

Robbie Fowler menyebut, Klopp telah merubah pola permainan timnya, untuk menyiasati jadwal musim ini yang menjadi padat karena adanya Piala Dunia 2022 Qatar.

Piala Dunia 2022 berlangsung pada pertengahan musim, 20 November hingga 18 Desember mendatang.

Menurut Fowler, pada awal musim ini, permainan Liverpool tak seagresif musim lalu.

"Jarak yang ditempuh lebih sedikit dari setiap lawan sejauh musim ini. Berlari kurang intens, kurang sprint. Mengapa? Bukannya mereka tiba-tiba tidak bisa berlari, itu terlalu sederhana," kata Fowler, dilansir Mirro.

"Mungkin Klopp telah memutuskan untuk mencoba dan mengontrol permainan, berlari lebih sedikit untuk melihat mereka melalui musim yang konyol dengan Piala Dunia di pertengana musim," ucapnya.


Lini Tengah Kurang Mumpuni

Bek Liverpool, Joe Gomez (kiri), berduel dengan striker Napoli, Victor Osimhen, pada pertandingan Grup A Liga Champions di Stadion Diego Armando Maradona, Naples, Kamis (8/9/2022) dini hari WIB. (Alberto Pizzoli/AFP)

Fowler juga menilai, kegagalan taktik yang dipakai Klopp musim ini karena kurangnya pengontrol di lini tengah setelah Thiago Alcantara dan Naby Keita mengalamai cedera.

"Itu tidak berhasil karena dia (Klopp) tidak memiliki pengontrol lini tengahnya yang sebelumnya dimainkan Thiago, Naby Keita dan Curtis Jones," ucap Fowler.

"Mungkin lebih sederhana dari itu. Mungkin musim panas yang lebih pendek dan periode pelatihan yang mereka miliki setelah musim yang panjang," jelasnya.


Klopp Minta Maaf

Pelatih Liverpool, Jurgen Klopp berteriak saat memberikan instruksi ke para pemainnya saat bertanding melawan Crystal Palace selama pertandingan Liga Inggris di stadion Anfield, di Liverpool, Inggris (16/8/2022). Liverpool bermain imbang atas Crystal Palace 1-1. (AP Photo/Jon Super)

Sebelumnya, Klopp secara khusus sudah meminta maaf kepada suporter usai pertandingan melawan Napoli di Liga Champions, Kamis (8/9/2022).

Dia menyesal tidak mampu membalas pengorbanan para pendukung The Reds yang sudah jauh-jauh terbang ke Napoli demi menyaksikan timnya bertanding.

Alih-alih pulang dengan hati gembira. Para pendukung The Reds justru disuguhi kekalahan menyakitkan. Dalam laga di Stadion Diego Armando Maradona, Kamis (8/9/2022), Liverpool dipaksa menyerah 1-4.

"Penerbangan dari Liverpool ke Napoli sangat panjang. Untuk semua yang mereka investasikan, saya 100 persen mengerti kalau (kekalahan) itu adalah malam yang sangat mengecewakan. Tentu saja tidak lepas tangan, saya meminta maaf untuk itu," kata Klopp kepada Liverpoolfc.com usai pertandingan.

"Saya pikir masalah yang kami hadapi pada malam ini sudah jelas. Nomor satu, Napoli memainkan permainan yang sangat bagus dan kami memainkan permainan yang sangat buruk," bebernya.


Penyebab Kekalahan Liverpool

Jurgen Klopp. Pelatih asal Jerman berusia 54 tahun yang saat ini memasuki musim ke-7 bersama Liverpool mengoleksi raihan 500 gol di Liga Inggris dalam 234 laga. Ia melakukannya hanya bersama Liverpool yang telah ditanganinya sejak Oktober 2015. (AFP/Oli Scarff)

Klopp menambahkan, ada banyak penyebab pasukannya tampil melempem di kandang Napoli. Salah satunya adalah awal permainan yang buruk dan dua penalti beruntun untuk tuan rumah.

Dari dua hukuman tersebut, Napoli berhasil mencetak satu gol lewat Zielinski pada menit ke-5. Sementara satu kesempatan lainnya gagal dituntaskan oleh Victor Osimhen.

Selain faktor teknis, Klopp juga menyoroti atmosfer di markas Napoli yang penuh tekanan. Hanya saja, mantan pelatih Borussia Dortmund itu enggan menjadikan hal itu sebagai alasan.

"Atmosfer tidak mudah, tetapi masalah kami jelas adalah bahwa kami tidak bermain cukup baik," katanya.

"Itu berarti dalam kasus khusus kami, kami tidak pernah kompak. Saya tidak dapat mengingat situasi di mana kami kompak. Kami tidak memiliki satu situasi counter-pressing selama 60 menit dalam permainan di mana kami kehilangan banyak bola, hanya karena kami kalah. Menjauh," beber Klopp.


Performa Klopp

Manajer Liverpool, Jurgen Klopp, berhasil membawa timnya menjuarai Community Shield 2022 setelah mengalahkan Manchester City dengan skor 3-1 di King Power Stadium, Sabtu (30/7/2022) malam WIB. (AFP/Nigel Roddis)

Jurgen Klopp telah menangani Liverpool sejak 2015 lalu. Sejauh ini, pelatih berusia 55 tahun itu sudah mempersembahkan berbagai trofi mewah bagi The Reds, termasuk gelar juara Liga Champions, Piala Super, Piala Dunia Antarklub FIFA, gelar Liga Premier, Piala Liga, Piala FA, hingga Community Shield.

Namun perjalanan Liverpool musim ini tidak terlalu mulus. Bukan hanya di Liga Champions, The Reds juga melempem di Premier League.

Dari 6 laga, Liverpool baru meraih dua kemenangan dan satu hasil imbang. The Reds bahkan sudah menorehkan tinta hitam saat kalah 1-2 dari rival abadinya, Manchester United.

Infografis Grup G Piala Dunia 2022. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya