Hari Kesehatan Gigi dan Mulut Nasional, Dokter: Periksa Rutin Sebelum Ada Keluhan

Periksa gigi secara rutin sebelum ada keluhan apapun

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 13 Sep 2022, 08:00 WIB
Paramedis Puskesmas Cinere memeriksa kesehatan gigi murid kelas III di SDI Al Hidayah, Cinere, depok, Senin (12/9/20222). Selain pemeriksaan gigi, telinga, dan kuku yang dilakukan periodik 6 bulan sekali juga dilakukan penyuluhan kesehatan dan pemberian obat cacing kepada anak-anak. (merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Jakarta - Hari Kesehatan Gigi dan Mulut Nasional jatuh setiap 12 September atau tepat pada hari ini. Momen ini dimanfaatkan dokter gigi untuk menyebarkan kesadaran terkait pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut.

Imbauan cek kesehatan gigi dan mulut setiap 6 bulan sekali masih digencarkan oleh para dokter gigi. Meski begitu, masih banyak orang yang hanya memeriksakan gigi dan mulut ketika ada keluhan saja.

Padahal, banyak manfaat yang didapat jika cek kesehatan gigi dan mulut rutin dijalani. Salah satunya yakni menjaga tubuh tetap sehat dan terhindar dari berbagai penyakit.

Meski jarang menyebabkan kematian, sakit gigi tetap dapat mengganggu aktivitas sehari-hari. Bahkan, jika masalah gigi berlubang dibiarkan berlarut-larut maka ada potensi menimbulkan keluhan kesehatan lainnya.

Menurut dokter gigi spesialis konservasi gigi di RS Pondok Indah, Hanny Ilanda, pemeriksaan gigi secara berkala dapat membantu seseorang memiliki gigi yang kuat dan mulut yang sehat. Apabila kondisi gigi dan mulut yang perlu perawatan dapat ditemukan pada tahap awal, penanganan dapat segera dilakukan sebelum kondisi menjadi semakin parah.

“Selain penanganannya lebih mudah, dari segi finansial pun akan menjadi lebih ekonomis,” kata Hanny mengutip keterangan pers, Senin (12/9/2022).

Hanny pun menjelaskan terkait penyebab gigi berlubang. Menurutnya, faktor dominan penyebab gigi berlubang adalah kondisi mulut yang tidak bersih. Hal ini menjadi awal timbulnya lubang gigi (karies) yang terbentuk karena adanya sisa-sisa makanan di sekitar gigi dan jaringan pendukung yang terkontaminasi dengan bakteri.


Jika Dibiarkan

Dokter gigi spesialis konservasi gigi di RS Pondok Indah, Hanny Ilanda.

Jika dibiarkan, lama-kelamaan sisa makanan yang menumpuk ini akan membentuk plak dan berubah menjadi asam.

Asam dari sisa makanan inilah yang menyebabkan demineralisasi dari email dan dentin yang ada di permukaan gigi.

Lubang ada gigi yang masih belum ditangani dapat menembus dan merusak tulang di sekitar gigi, dan pada akhirnya akan mengganggu saraf gigi. Apabila masih dibiarkan, gigi akan mati dan membusuk.

Bakteri dalam gigi yang sudah membusuk dapat menyebar dan mengakibatkan peradangan pada bagian tubuh yang lain. Mulai dari otot jantung, ginjal, hidung, hingga mata, bahkan mengakibatkan peradangan artritis pada sendi.

Penyebaran penyakit dari gigi ke organ tubuh lain ini dapat dijelaskan melalui teori fokal infeksi. Fokal infeksi adalah infeksi kronis di suatu tempat yang memicu penyakit di lokasi lain dalam tubuh.

Racun, sisa-sisa kotoran, maupun mikroba penyebab infeksi bisa menyebar ke organ tubuh lainnya melalui sirkulasi dan pembuluh darah.


Akibat Fokal Infeksi

Ilustrasi bracket kawat gigi, behel. (Photo by Yingpis Kalayom on Unsplash)

Fokal infeksi dapat menyebabkan timbulnya lesi atau kerusakan pada mulut. Beberapa lesi yang merupakan buah dari fokal infeksi di antaranya adalah:

- Infeksi saluran akar

- Abses atau bisul

- Kista

- Granuloma

- Peradangan

- Infeksi jaringan periodontal (penyangga gigi) yang melibatkan gusi dan tulang alveolar.

Jika ini terjadi, maka perlu dilakukan prosedur berupa perawatan saluran akar pada gigi-gigi yang rusak. Ini dilakukan guna membersihkan mikroorganisme yang terdapat di dalamnya. Pembersihan karang gigi dan perawatan jaringan penyangga gigi/gusi juga bisa dilakukan.

Gigi rusak yang dibiarkan bisa berujung pada masalah yang lebih serius. Sudah umum diberitakan bahwa bakteri dalam gigi dapat menyebabkan penyakit jantung, kata Hanny. Namun ternyata tak hanya itu saja, bakteri dalam mulut juga dapat menyebabkan sinusitis.

Sinus maksilaris adalah rongga sinus terbesar yang letaknya berada di bawah mata dan di atas gigi geraham rahang atas. Sinus merupakan beberapa pasang ruang kosong yang terhubung ke rongga hidung.

Akar gigi geraham rahang atas umumnya berada sangat dekat dengan dasar sinus maksilaris. Bahkan, pada beberapa kasus, ada yang akar giginya menyatu dengan dasar sinus. Posisi anatomis tersebutlah yang menyebabkan infeksi gigi yang meluas hingga ke akar bisa menyebabkan sinusitis.

Begitu juga sebaliknya, radang yang terjadi pada sinus akan menyebabkan sakit pada gigi di bawahnya. Apabila sudah terjadi kondisi ini, maka tak hanya perawatan pada gigi yang harus dilakukan, melainkan juga disertai dengan penanganan sinusitis dengan terapi antibiotik dan obat-obatan penunjang.


Pencegahan Gigi Berlubang

Ilustrasi gigi sehat/credit: Freepik.com

Maka dari itu, gigi berlubang perlu dicegah. Langkah-langkah pencegahan gigi berlubang sangatlah sederhana, yaitu dengan melakukan hal-hal berikut:

- Menyikat gigi pada pagi hari sesudah sarapan dan malam hari sebelum tidur

- Menggosok lidah selama 30 detik untuk mengurangi jumlah bakteri dalam mulut

- Menggunakan dental floss agar sisa makanan yang tersangkut di celah-celah gigi dapat terangkat

- Berkumur dengan mouthwash (yang tidak mengandung alkohol) untuk mengoptimalkan pembersihan gigi

- Menghindari konsumsi makanan setelah menyikat gigi pada malam hari

- Mengurangi konsumsi makanan yang manis dan lengket

- Memperbanyak konsumsi buah-buahan dan sayur

- Memperkuat gigi dengan pasta gigi yang mengandung fluoride

- Mengganti sikat gigi setiap dua bulan pemakaian dan atau ketika bulu-bulu sikat gigi sudah mekar

- Menjaga sikat gigi selalu kering jika tidak digunakan agar tidak berlumut dan berjamur

“Jangan lupakan juga rutin memeriksakan diri ke dokter gigi setiap enam bulan sekali untuk mendapatkan perawatan gigi dan rongga mulut yang sesuai dengan kondisi gigi dan mulut Anda.”

Beberapa perawatan yang dapat dilakukan oleh dokter gigi dalam pemeriksaan rutin, antara lain:

- Pemeriksaan seluruh permukaan gigi

- Membersihkan gigi dari berbagai plak dan noda akibat rokok, teh, ataupun kopi

- Penambalan dilakukan ketika ditemukan karies

- Pembersihan karang gigi dengan scaler

- Jika gigi sudah terbebas dari masalah, seluruh permukaan gigi dioles dengan fluoride yang berfungsi melindungi gigi dari karies.

Infografis Berunjuk Rasa, Jangan Lupa Protokol Kesehatan. (Liputan6.com/Abdillah)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya