Liputan6.com, Jakarta Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengusulkan skema bantuan baru bagi usaha mikro yang terdampak kenaikan harga BBM subsidi. Skemanya disebut akan berupa hibah.
Kendati begitu, Menteri Teten belum merinci skema hibah seperti apa yang akan diberikan guna memudahkan pelaku UMKM. Namun, ia masih tetap akan memanfaatkan program yang ada sekarang seperti Bantuan Presiden Usaha Mikro (Banpres Usaha Mikro/BPUM).
Advertisement
Ia juga menyebut, besaran anggaran atau nominal yang akan diterima pelaku usaha mikro. Pasalnya, hal itu masih dalam bahasan di kementerian terkait.
"Kita sudah siapkan itu (bantuan), tapi modelnya belum ketemu. Untuk Banpres produktif akan kita manfaatkan, tetapi ini sedang kita usulkan ada dana hibah untuk usaha mikro yang terdampak kenaikan harga BBM. Namun masih dalam pembahasan anggarannya," kata dia dalam konferensi pers di Kementerian Koperasi dan UKM, Senin (12/9/2022).
Disamping itu, Menteri Teten mengungkap akan juga memberikan bantuan kepada usaha mikro di sektor kuliner. Utamanya para pengguna LPG Subsidi 3 kilogram.
Masih sama seperti skema hibah sebelumnya, untuk ini masih dalam proses penggodokan di Kemenkop UKM.
"Kita lagi pikirkan skemanya, khawatir ini harus hati-hati, kalau enggak nanti tidak tepat sasaran. Nanti kita bakal bahas lagi sama Kementerian terkait," kata dia.
Rencananya, besaran yang akan diberikan sama seperti BPUM. Yakni, Rp 600.000 per penerima. "Besarannya sama kaya BPUM, ini paling mudah, dan tepat sasaran, by address," tukasnya.
Bantu Nelayan
Sebelumnnya, Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengungkap metode penyaluran BBM Subsidi jenis Solar kepada nelayan. Salah satunya dengan menghadirkan SPBU Nelayan skala Pertashop.
Ia menegaskan dengan adanya upaya ini akan memudahkan akses bagi nelayan. Sehingga, nelayan bisa membeli Solar dengan harga wajar dan tak membebani biaya operasiona berlebihan.
"Bagi nelayan solar sangat dibutuhkan 60 persen biaya produksi nelayan adalah solar. Selama ini akses mereka mendapatkan solar ini masih sulit. Dari 1.000 desa pesisir desa nelayan hanya ada 388 SPBU Nelayan sehingga nelayan itu sekarang mendapatkan solar itu dari para pengecer sehingga harganya rata-rata itu Rp 6.000-10.000, variatif di berbagai daerah," terangnya dalam koferensi pers, Senin (12/9/2022).
Dengan menghadirkan Pertashop di banyak titik, Menteri Teten berharap pasokan bisa terjaga dan lebih meluas. Ini merupakan hasil dari kerja sama antara Kementerian Koperasi dan UKM, Kementerian BUMN, Kementerian Kelautan dan Perikanan, dan Pertamina sebagai badan penyalur.
Advertisement
Dikebut
Dalam jangka panjang, Menteri Teten menyebut, penyediaan Pertashop ini dalam bentuk kerja sama bisnis antara Pertamina dan Koperasi Nelayan.
"Setelah Desember (2022) kita akan mengebut (pembuatan Pertashop) bisa seluruhnya. Sudah ada modelnya makanya pakai rantai pasok semacam Pertashop yang lebih mudah. Ini B2B antara Pertamina dengan koperasi koperasi nelayan," tutur dia.
Diberitakan sebelumnya Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki bakal meluncurkan Program Solusi Nelayan. Ini merupakan kolaborasi dengan Kementerian BUMN dan Pertamina.
Melalui program ini, nelayan akan diberikan akses untuk mendapatkan Solar subsidi. Langkah ini dinilai jadi solusi ditengah kenaikan harga BBM Subsidi termasuk Solar.
"Karena dengan Program Solusi Nelayan ini, solar untuk koperasi nelayan akan mampu memperbaiki akses nelayan untuk kemudahan mendapatkan solar. Sehingga nanti kenaikan solar tidak terlalu terdampak karena rantai pasoknya bisa diperbaiki. Mereka bisa langsung mendapatkan harga yang lebih murah," jelas Teten dalam keterangan resminya, Senin (5/9/2022).