Liputan6.com, New Delhi - India melaporkan 5.221 kasus baru COVID-19 pada Senin (13/9), sehingga totalnya menjadi 44.500.580.
Dengan pelaporan kasus baru, beban kasus aktif India saat ini mencapai 47.176, menunjukkan data dari kementerian kesehatan India.
Advertisement
Dilansir laman Xinhua, Selasa (13/9/2022), negara itu juga mencatat 15 kematian terkait COVID-19 lagi selama 24 jam terakhir, menjadikan jumlah kematian menjadi 528.165 sejak awal pandemi, kata kementerian itu.
Saat ini, tingkat positif harian mencapai 2,82 persen dan tingkat positif mingguan tercatat 1,72 persen, menurut data kementerian.
Menurut kementerian, sejauh ini 43.925.239 pasien COVID-19 telah sembuh dan dipulangkan dari rumah sakit di negara Asia Selatan itu, termasuk 5.975 pasien baru.
Kementerian melaporkan bahwa lebih dari 2,1 miliar dosis vaksin COVID-19 telah diberikan di negara itu, dan lebih dari 889 juta tes COVID-19 dilakukan secara nasional.
Pekan lalu, Organisasi Kontrol Standar Obat Pusat India membersihkan vaksin hidung pembuat vaksin Bharat Biotech terhadap COVID-19 untuk penggunaan darurat.
Saat ini, pemerintah India memfokuskan upaya anti-coronavirus untuk meningkatkan cakupan dosis booster karena penyerapan untuk dosis ketiga masih rendah di negara tersebut.
India Menyetujui Penggunaan Vaksin COVID-19 Lewat Hidung
India pada Selasa, 6 September 2022, menyetujui penggunaan vaksin COVID-19 yang diberikan melalui hidung (nasal). Vaksin bebas jarum suntik ini dikembangkan secara lokal guna mendorong industri farmasi di negara tersebut.
Vaksin intra-nasal ini dikembangkan oleh pembuat Covaxin, Bharat Biotech bersama dengan Washington University St Louis. Lampu hijau dari Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) disebut telah dikantongi sejak November 2021.
Regulator obat India atau Drugs Controller General of India (DCGI) VG Somani memberikan otoritas penggunaan darurat vaksin iNCOVACC (BBV154) sebagai dosis utama bagi seseorang di atas 18 tahun yang belum divaksinasi, bukan sebagai booster.
"Langkah ini akan semakin memerkuat perjuangan kolektif kita melawan pandemi," kata Menteri Kesehatan, Masukh Mandaviya di Twitter seperti dikutip dari situs Channel News Asia pada Rabu, 7 September 2022.
Advertisement
Tingkat Keamanannya Sebanding
Dalam sebuah pernyataan disebutkan bahwa Bharat Biotech melakukan uji coba fase ketiga di 14 lokasi di seluruh India dan menemukan bahwa keamanannya 'sangat sebanding' dengan vaksin lain. Data pengembangan akan diserahkan ke jurnal peer-review dan dirilis ke publik.
Ketua dan Direktur Pelaksana Bharat Biotech, Dr Krishna Ella menyebut bahwa vaksin COVID-19 yang diberikan melalui hidung ini sebagai 'pengubah permainan global' dalam teknologi dan sistem pengiriman vaksin intra-nasal.
"Permintaan vaksin COVID-19 masih rendah tapi pengembangan produk vaksin intranasal terus kami lakukan untuk memastikan bahwa kami siap dengan platform teknologi untuk penyakit menular di masa depan," katanya.
Belum Jelas Kapan Akan Tersedia untuk Umum
Masih belum jelas kapan produk tersebut akan tersedia untuk penggunaan umum. Perusahaan hanya mengatakan akan diluncurkan pada waktunya.
Persetujuan penggunaan darurat vaksin COVID-19 melalui hidung muncul dua hari setelah China meluncurkan vaksin COVID-19 inhalable pertama di dunia , Convidecia Air, yang diberikan melalui nebuliser.
Kasus COVID di India
India dilanda lonjakan besar dalam kasus COVID-19 tahun lalu yang membuat sistem perawatan kesehatannya hampir runtuh. Lalu, pasokan oksigen habis, dan pasien berjuang untuk mendapatkan obat dari apotek yang menipis.
Lebih dari 200.000 orang meninggal dalam beberapa minggu, menurut angka resmi, meskipun para ahli percaya jumlah korban sebenarnya beberapa kali lebih tinggi.
India telah memberikan lebih dari 2 miliar dosis vaksin, menginokulasikan sepenuhnya lebih dari dua pertiga dari 1,4 miliar penduduknya.
Advertisement