Liputan6.com, Jakarta - Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) DPR mencopot Syaifullah Tamliha dari kursi pimpinan komisi V DPR. Tamliha digantikan oleh Muhammad Iqbal.
Tamliha diketahui adalah loyalis mantan Ketum PPP Suharso Monoarfa. Menanggapi pencopotan dirinya ia mengaku heran dengan langkah Ketum baru Mardiono yang langsung mencopot yang berbeda pendapat.
Advertisement
"Kata Mardiono ingin islah dan menghindari konflik, kok malah copot-mencopot. Saya dari dulu juga enggak punya minat jadi pimpinan komisi, tapi hanya karena perintah partai. Semestinya konflik pendapat tidak boleh menyebabkan konflik person. Namun tentunya masing-masing memiliki cari demokratis," kata Tamliha pada wartawan, Selasa (13/9/2022).
Tamliha lantas mengutip pesan Tokoh Muda NU Alm. Subhan, ZE. "Demokrasi dibunuh oleh orang-orang yang mengaku dirinya demokratis, dengan cara seolah-olah demokratis dan dalam forum yang seolah-olah demokratis. Ini yang terjadi hari ini dalam tubuh partai saya, PPP, " kata dia.
Tamliha juga meyinggung soal uang bahwa uang di partai tidak bisa mempersatukan orang.
"Duit tidak akan pernah mempersatukan orang. Dua saudara bisa saling membunuh karena berebut warisan ‘ghanimah’. Hanya ideologi/iman yang bisa mempersatukan orang," ujar dia.
Pernyataan Soal Mukernas
Menurut Tamliha, ia memperkirakan pencopotan dirinya karena pernyataan Mukernas PPP tidak sesuai AD/ART.
"Mungkin saja. Saya hanya berupaya menegakkan AD/ART PPP. Menjadi Preseden buruk bagi PPP sudah dua kali terjadi, pergantian Ketua Umum tanpa MLB, sehingga buat apa ada Muktamar? Jika seorang Ketum PPP bisa diganti hanya lewat rapat pengurus harian abal-abal yang dilanjutkan dengan Mukernas," pungkas dia.
Advertisement
Dicopot
Sebelumnya, Sekretaris Fraksi PPP Achamd Baidowi membantah pencopotan Tamliha terkait dukungan Tamliha pada Mantan Ketum Suharso Monoarfa.
“Tidak ada kaitannya (dengan dukungan), Hanya pergantian biasa, tour of duty,” kata Baidowi alias Awiek saat dikonfirmasi, Selasa (13/9/2022).