Liputan6.com, Jakarta - Aroma tidak sedap pada vagina dapat menimbulkan ketidaknyamanan. Alhasil, mungkin terlintas dalam benak Anda soal apa yang harus dilakukan untuk menghilangkannya.
Anda mungkin akan berlari ke laman Google dan mencari bagaimana cara bersihkan vagina yang benar. Seperti pada hal lainnya, akan ada begitu banyak informasi yang muncul.
Advertisement
Tak menutup kemungkinan untuk Anda menemukan jawaban yang kurang tepat dalam hal membersihkan vagina. Lalu, bagaimanakah cara terbaik yang direkomendasikan bila hendak membersihkan area vagina?
Ahli terapi fisik dasar Beyond Basics Physical Therapy, Mary Bogle mengungkapkan bahwa vagina sebenarnya hanya membutuhkan sedikit pencucian. Bahkan, penggunaan produk pembersih vagina terutama yang beraroma tidak dianjurkan.
"Saya hanya menyarankan untuk membersihkan vagina dengan menggunakan air. Kalau memang harus menggunakan sabun pembersih, gunakanlah yang ringan dan bebas dari pewangi," ujar Mary mengutip Elite Daily, Selasa (13/9/2022).
"Sabun dapat membuat vagina menjadi terlalu kering. Tetapi ada juga yang tidak masalah dengan sabun cair. Carilah sabun dengan pH antara 5,3 sampai 7,0. Tes pH vagina juga bisa dilakukan di rumah dengan strip tes pH atau membuat janji dengan obgyn," tambahnya.
Pendapat selaras disampaikan oleh anggota spa kesehatan intim wanita, dr Carolyn DeLucia. Menurutnya, jika hendak menggunakan sabun atau pembersih vagina, pastikan untuk menggunakan yang ringan.
"Vagina atau vulva sama seperti labia, dapat dicuci dengan sabun dan air yang lembut," kata Carolyn.
Pentingnya Memilih Jenis Sabun untuk Kesehatan Vagina
Dokter obgyn sekaligus penulis She-ology, Sherry A Ross mengungkapkan bahwa dalam hal membersihkan vagina, jenis sabun yang digunakan akan sangat penting untuk kesehatan vagina Anda.
"Menggunakan sabun yang tidak ramah vagina hingga menambahkan produk kebersihan vagina yang salah dalam keranjang belanja Anda dapat mengganggu keseimbangan pH vagina tanpa disadari. Ini berpotensi menyebabkan infeksi dan gatal-gatal," ujar Sherry.
Menurut Sherry, bagian luar vagina harus dibersihkan setiap hari. Namun meski begitu, tidak perlu untuk terlalu banyak mencuci vagina dalam prosesnya.
"Membersihkan vagina setiap hari itu penting. Tapi itu juga dapat menyebabkan Anda terlalu banyak mencuci vagina Anda dalam prosesnya. Jika Anda tidak menggunakan jenis sabun yang tepat pada vagina Anda, maka iritasi bisa ikut terjadi," kata Sherry.
Seorang praktisi dalam Planned Parenthood, Glory Guerrero menambahkan, bagi wanita yang lebih suka menggunakan sabun, ia merekomendasikan untuk menggunakan sabun tidak beraroma.
"Karena produk beraroma dapat mengubah pH di vagina kita. Kami juga menyarankan Anda membersihkan hanya bagian luar vagina dan tidak perlu membersihkan bagian dalam,” ujar Glory.
Advertisement
Tidak Perlu Bersihkan Vagina Bagian Dalam
Sherry mengungkapkan bahwa membersihkan vagina hanya dianjurkan berfokus pada area luar dan tidak perlu membersihkan area vagina pada bagian dalam. Hal tersebut lantaran vagina mengandung banyak bakteri sehat.
"Saya suka memikirkan vagina seperti oven di rumah. Anda biasanya hanya harus membersihkan bagian atasnya saja," ujar Sherry.
Vagina dapat membersihkan dirinya sendiri lewat keputihan normal yang terjadi. Sherry menjelaskan, keputihan yang sehat akan nampak seperti susu atau berwarna bening, dan akan berbau seperti vagina.
"Vagina tidak dimaksudkan untuk berbau seperti taman mawar, tetapi memiliki aroma yang akrab dan normal. Kuncinya adalah mengetahui seperti apa bau 'normal' Anda. Kita semua yang memiliki vagina biasanya tahu perasaan canggung itu jika ada bau baru dan aneh yang menghampiri kita, terutama amis,” kata Sherry.
Membersihkan Area Antara Vagina dan Anus
Lebih lanjut Mary mengungkapkan bahwa pembersihan vagina dengan air sekali dalam sehari sudah cukup. Namun perlu juga untuk membersihkan area perineum yakni area antara vagina dan anus.
"Pastikan Anda selalu menyeka dari depan ke belakang agar tidak ada bakteri dari anus yang masuk ke dalam vagina," ujar Mary.
Selain itu, Glory mengungkapkan bahwa Anda perlu khawatir jika bau yang muncul pada vagina cenderung kuat, amis, gatal, dan diiringi dengan cairan lainnya.
"Apapun yang berbau amis cenderung menjadi tanda infeksi. Terutama jika baunya tetap muncul setelah Anda mencucinya," kata Glory.
Advertisement