Kisah Juraij Pemuda Ahli Ibadah Tak Gubris Panggilan Ibu, Didoakan Bertemu Wanita Pezina

Di zaman Bani Israil hiduplah seorang pemuda yang rajin beribadah, bahkan ia terkenal sebagai ahli ibadah. Dia bernama Juraij, pemuda saleh yang meninggalkan perdaganganya demi fokus ibadah kepada Allah.

oleh Muhamad Husni Tamami diperbarui 14 Sep 2022, 14:30 WIB
Ilustrasi beribadah. (Sumber Foto: Pixabay)

Liputan6.com, Jakarta - Di zaman Bani Israil hiduplah seorang pemuda yang rajin beribadah, bahkan ia terkenal sebagai ahli ibadah. Dia bernama Juraij, pemuda saleh yang meninggalkan perdaganganya demi fokus ibadah kepada Allah.

Saking rajinnya beribadah sampai-sampai membuat ibu Juraij marah. Itu terjadi ketika sang ibu memanggil Juraij, namun sang anak tak menggubris panggilan ibunya. Juraij memilih untuk melanjutkan salat.

“Wahai Juraij, aku ibumu, kemarilah dan berbicaralah denganku,” kata sang ibu saat memanggil anaknya seperti dikutip dalam riwayat Imam Muslim dari Abu Hurairah.

“Ya Allah, ibuku dan salatku,” ucap Juraij yang memilih meneruskan salatnya.

Panggilannya tak digubris, sang ibu memilih untuk mendoakan anaknya. Ia berdoa agar Allah memperlihatkan wanita pezina kepada anaknya sebelum ajal menjemput.

“Ya Allah, ini adalah Juraij. Dia adalah anakku. Aku mengajaknya berbicara, tetapi dia menolak. Ya Allah, jangan Engkau matikan dia sebelum Engkau memperlihatkan kepadanya wanita pezina,” demikian doa sang ibu.

 

Saksikan Video Pilihan Ini:


Doa Sang Ibu Terkabul

Ilustrasi berdoa. Credit: pexels.com/pixabay

Rupanya Allah mengabulkan doa ibu Juraij. Suatu ketika ada seorang penggembala kambing yang bermalam di tempat ibadah Juraij. Kemudian ada wanita desa dan penggembala itu menggaulinya di tempat ibadah Juraij.

Wanita itu hamil dan melahirkan bayi dari hasil zina. Oleh wanita itu, Juraij dituduh sebagai ayah dari anak yang dilahirkannya.

Orang-orang berdatangan untuk menemui Juraij lantaran pemuda ahli ibadah itu telah berbuat zina. Namun kala itu Juraij sedang salat. Orang-orang memutuskan untuk merobohkan tempat ibadah Juraij.

Tidak lama kemudian Juraij keluar menemui mereka. Ia tersenyum, mengelus kepala bayi dan mempertanyakan sosok bapak pada bayi tersebut.

“Bapakku adalah penggembala kambing,” kata bayi tersebut.

Berkat kesalehannya, pemuda ahli ibadah itu bebas dari fitnah wanita pezina. Orang-orang yang telah merobohkan tempat ibadahnya ingin membangun kembali dengan emas dan perak, namun Juraij menolaknya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya