Liputan6.com, Jakarta - Sesuai janji, Sony mengungkap sejumlah informasi terkini tentang deretan gim apa saja yang akan dirilis dan sedang dikembangkan untuk peluncuran tahun mendatang.
Salah satunya adalah Tekken 8. Tampilkan trailer in-game engine pertarungan antara Jin Kazama dan Kazuya Mishima di bawah hujan, trailer ini terlihat sangat detail dan tampak sepertinya nyata.
Advertisement
Kreator gim Tekken 8, Katsuhiro Harada menjelaskan, trailer yang dilihat oleh gamer saat State of Play ternyata diambil secara langsung menggunakan PlayStaion.
Mengutip keterangan dari PlayStation blog, Rabu (14/9/2022), klip singkat pertarungan antara ayah dan anak tersebut diambil dari versi pengembangan Tekken 8 story mode.
"Seri Tekken selalu terkenal dengan film pra-render dramatis dari story mode-nya," kata Harada.
Ia menjelaskan, grafis yang tampil dan tornado di latar belakan menjadi efek aktual yang digunakan secara bertahap selama pertarungan.
Walau baru diumumkan untuk konsol PlayStation 5 saat diumumkan di State of Play tadi pagi, Bandai Namco mengonfirmasi gim ini juga akan meluncur ke Xbox Series X|S dan PC via Steam.
Sayangnya, perusahaan tidak mengungkap kapan seri terbaru Tekken 8 ini akan diluncurkan. Bandai Namco hanya menyebutkan, "stay tuned" atau "pantau terus" untuk informasi selanjutnya.
Bandai Namco Akui Jadi Korban Peretasan Kelompok Ransomware
Di sisi lain, perusahaan video game asal Jepang Bandai Namco mengonfirmasi bahwa mereka telah menjadi korban peretasan sebuah kelompok ransomware pada bulan Juli.
Pernyataan ini disampaikan oleh Bandai Namco, setelah sebelumnya, sebuah kelompok ransomware yang disebut BlackCat alias ALPHV, mengklaim telah berhasil meretas perusahaan itu.
Dalam keterangan resminya, dikutip dari Polygon, Kamis (14/7/2022), Bandai Namco menyebut peretasan ini kemungkinan telah mempengaruhi sistem internal mereka di Asia, tidak termasuk Jepang.
Selain itu, mereka mengungkapkan, beberapa data pelanggan dari bisnis mainan dan hobinya, kemungkinan telah diakses. Perusahaan pun mengatakan masih menyelidiki seberapa besar dampak dari peretasan itu.
"Pada 3 Juli 2022, Bandai Namco Holdings Inc. mengonfirmasi bahwa pihaknya mengalami akses tidak sah oleh pihak ketiga ke sistem internal beberapa perusahaan Grup di kawasan Asia (tidak termasuk Jepang)," tulis perusahaan.
Melalui keterangannya, setelah terdapat konfirmasi akses ilegal itu, mereka sudah mengambil tindakan seperti pemblokiran akses ke server, demi mencegah kerusakan yang lebih besar.
"Ada kemungkinan informasi pelanggan terkait dengan Bisnis Mainan dan Hobi di wilayah Asia (tidak termasuk Jepang) termasuk dalam server dan PC," kata Bandai Namco
"Dan saat ini kami sedang mengidentifikasi status tentang adanya kebocoran, cakupan kerusakan, dan menyelidiki penyebabnya," imbuh publisher game Elden Ring tersebut.
Advertisement
Kelompok Ransomware Klaim Retas Bandai Namco
Perusahaan juga mengatakan akan bekerja dengan organisasi eksternal untuk memperkuat keamanan di seluruh Group, dan mengambil tindakan untuk mencegah hal yang sama terulang.
Bandai Namco juga menyatakan permintaan maaf mereka kepada sebuah orang yang terlibat atas segala masalah tersebut, atau khawatir akibat insiden ini.
Sebelumnya, sebuah kelompok ransomware mengklaim telah berhasil meretas raksasa video game Bandai Namco.
Kelompok ransomware tersebut bernama ALPHV, atau juga dikenal dengan nama BlackCat. Laporan peretasan pertama kali diungkap oleh dua kelompok pemantau malware.
Dikutip dari PC Gamer, Rabu (13/7/2022), kabar ini awalnya diungkap oleh Vx-underground, yang menyertakan gambar dari blog darkweb ALPHV yang mengklaim serangan tersebut.
Target FBI
"Kelompok ransomware ALPHV (dikenal juga sebagai kelompok ransomware BlackCat) mengklaim sudah menuntut tebusan Bandai Namco," tulis Twitter Vx-underground.
Dalam keterangannya, dituliskan juga bahwa Bandai Namco adalah penerbit video game internasional, dengan beberapa judul di antaranya sepeti Ace Combat, Dark Souls, Dragon Ball, Soul Calibur, dan lain-lain.
ALPHV sendiri merupakan target dari FBI. Kepada The Record, mereka juga pernah mengklaim ingin membuat "metaverse ransomware."
Dalam laporannya di bulan April 2022, FBI Amerika Serikat menyatakan bahwa kelompok BlackCat "mengganggu setidaknya 60 entitas di seluruh dunia."
Pada 4 Desember 2021, BlackCat juga telah diiklankan di pasar bawah tanah berbahasa Rusia, dan menyebut diri mereka sebagai "generasi berikutnya dari ransomware."
(Ysl/Isk)
Advertisement