Channel Telegram Bjorka yang Baru Hilang, Diblokir Kominfo?

Channel Telegram Bjorka hilang dari platform. Pantauan Tekno Liputan6.com, saluran private kedua yang dibuat peretas itu sudah tidak bisa diakses sejak Senin malam, (13/9/2022).

oleh Iskandar diperbarui 14 Sep 2022, 08:43 WIB
Ilustrasi Hacker Bjorka. Dok: Twitter

Liputan6.com, Jakarta - Channel Telegram Bjorka hilang dari platform. Pantauan Tekno Liputan6.com, saluran private kedua yang dibuat peretas itu sudah tidak bisa diakses sejak Senin malam, (13/9/2022).

Saat kami melakukan permintaan untuk bergabung melalui domain bjorka.ai pada Rabu pagi (14/9/2022), channel Telegram itu juga sudah tak bisa diakses.

"Akun pengguna ini tidak ada," demikian notifikasi yang muncul di Telegram.

Bukan itu saja, akun Twitter Bjorka yang baru '@bjorkanesian' juga kena suspended atau ditangguhkan.

Kemungkinan besar, saluran Telegram maupun akun Twitter Bjorka yang baru telah diblokir pemerintah, dalam hal ini Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo).

Sebab, sebelumnya Bjorka mengaku saluran Telegram dan akun Twitter pertamanya telah diblokir pemerintah Indonesia.

"Ya pemerintah indonesia baru saja menutup akun Twitter saya dan saluran saya sebelumnya di Telegram. Tapi ini tidak akan berhenti," tulis sang hacker di saluran Telegram private, dikutip Senin (12/9/2022).

"Saya membuktikan bahwa pemerintah indonesia dapat meminta platform apa pun untuk mengikuti keinginan mereka, meskipun saya tidak melanggar aturan apa pun di Twitter karena semua doxing dibagikan di Telegram," sambungnya.

Terkait hal ini kami telah meminta konfirmasi kepada pihak Kominfo, tetapi hingga berita ini naik belum ada tanggapan.

 


Hacker Bjorka Sebar Data Iwan Bule, Mahfud MD, Abu Janda, dan Muhaimin Iskandar

Ketua Umum PSSI, Iwan Bule saat hadir langsung menyaksikan MotoGP Mandalika, hari Minggu (20/03/2022). (Hendry Wibowo/Bola.com)

Sebelumnya, hacker Bjorka membocorkan data pribadi milik pejabat, tokoh politik, dan aktivis melalui saluran Telegram-nya.

Beberapa sosok yang kali ini menjadi korban doxing adalah Ketua Umum PSSI Komjen Mochamad Iriawan alias Iwan Bule, Menko Polhukam Mahfud MD, Aktvis Media Sosial Heddy Setya Permadi alias Abu Janda, dan Ketua Umum PKB sekaligus Wakil ketua DPR Muhaimin Iskandar.

Data pribadi mereka yang dibocorkan mulai dari NIK, nama lengkap, nomor ponsel, nomor Kartu Keluarga, alamat rumah, pendidikan, golongan darah hingga nomor vaksin.

"Bagaimana kabarmu pak? apakah Anda yakin tidak ada database penting yang bocor?," tulis Bjorka menyinggung Mahfud MD, dikutip dari saluran Telegram-nya, Selasa (13/9/2022).

Mahfud MD sendiri tidak menampik adanya sejumlah informasi milik negara telah diretas oleh hacker Bjorka. Namun, ia tak ambil pusing karena hal itu bukan informasi rahasia.

“Saya pastikan itu (peretasan) memang terjadi, tapi tidak ada rahasia negara,” kata Mahfud saat jumpa pers di Kantor Kemenko Polhukam Jakarta, Senin (12/9/2022).

Mahfud menambahkan, laporan peretasan didapatnya dari Badan Siber Sandi Negara (BSSN) dan Deputi VIII Kemenko Polhukam. Menurut dia, data yang diretas adalah domumen biasa dan terbuka.

“Itu bukan data rahasia karena bisa diambil dari sini-sini, cuma dokumen biasa dan terbuka, tapi itu (bocor) emang terjadi,” jelas dia.


BSSN Melakukan Penelusuran

Kepala BSSN, Hinsa Siburian (Rahmat Baihaqi/Merdeka.com)

Sebelumnya, BSSN juga sudah membenarkan jika ada peretasan.

Mereka mengaku telah melakukan penelusuran terhadap beberapa dugaan insiden kebocoran data yang terjadi, serta melakukan validasi terhadap data-data yang dipublikasikan.

“BSSN telah melakukan koordinasi dengan setiap PSE yang diduga mengalami insiden kebocoran data, termasuk dengan PSE di lingkungan Kementerian Sekretariat Negara,” tulis BSSN dalam siaran pers resminya.

BSSN bersama dengan PSE terkait telah dan sedang melakukan upaya-upaya mitigasi cepat untuk memperkuat sistem keamanan siber guna mencegah risiko yang lebih besar pada beberapa PSE tersebut.

Selain itu, BSSN juga telah melakukan koordinasi dengan penegak hukum, antara lain dengan Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri untuk mengambil langkah-langkah penegakan hukum.

“BSSN menegaskan bahwa keamanan siber merupakan tanggung jawab bersama,” BSSN menutup.


Apa Motif Hacker Bjorka Serang Indonesia?

BSSN menyatakan memberikan dukungan teknis dan meminta seluruh PSE memastikan keamanan Sistem Elektronik di lingkungan masing-masing. (Copyright foto:Pexels.com/Pixabay)

Belakangan ini dunia internet Indonesia sedang diramaikan oleh aksi yang dilakukan oleh hacker Bjorka, dengan membocorkan informasi pelanggan Indihome, KPU, nomor HP Indonesia, dokumen rahasia Presiden RI.

Dalam cuitan, Bjorka mengungkap kasus pembunuhan aktivis HAM Munir didalangi oleh Muchdi Pr sebagai otak pelaku.

Aksinya membocorkan data atau informasi ini tentunya memicu beragam reaksi, ada yang pro dan tentunya ada juga yang kontra.

Terlepas dari hal tersebut, warganet penasaran apa yang menjadi alasan atau motif hacker Bjorka bersikukuh menyerang data pemerintah.

Ternyata sang hacker pun langsung menjawab rasa penasaran kebanyakan warganet. Lewat akun Twitter-nya, Bjorka bongkar motif menyerang pemerintah karena orang terdekatnya menjadi korban kebijakan Orde Baru pasca 1965.

Mengutip akun Twitter-nya, dia mengatakan aksi peretasan yang dilakukan adalah sebagai bentuk demonstrasi di era yang baru.

"Pemimpin tertinggi dalam teknologi harusnya ditugaskan kepada seseorang yang mengerti, bukan politis dan bukan seseorang dari angkatan bersenjata. Karena mereka hanyalah orang bodoh," tulisnya.

Lebih lanjut, dia bercerita tentang betapa mudah bagi dirinya untuk menjebol sistem keamanan yang dikelola pemerintah Indonesia.

Bjorka menyebutkan, aksi peretasan ini dilakukan sebagai bentuk dedikasi untuk kawannya yang berkebangsaan Indonesia di Warsawa, Polandia.

"Saya punya teman orang Indonesia yang baik di Warsawa, dan dia bercerita banyak tentang betapa kacaunya Indonesia. Aku melakukan ini untuknya."


Diasuh oleh Korban Kebijakan 1965

Juru Bicara BSSN Ariandi Putra mengatakan mereka telah melakukan penelusuran terhadap beberapa dugaan insiden kebocoran data yang terjadi. (Copyright foto:Pexels.com/Sora Shimazaki)

"Ya, jangan repot-repot melacak dia dari kementerian luar negeri. Karena Anda tidak akan menemukan apa pun. Dia tidak lagi diakui sebagai WNI karena kebijakan tahun 1965," kata Bjorka.

Dia menambahkan, temannya tersebut adalah kakek tua yang sangat cerdas dan mengurus dirinya sejak dia lahir.

"Tahun lalu dia meninggal. Orang tua ini telah merawat saya sejak saya lahir, dan ingin pulang ke Indonesia untuk memberikan sumbangsih terhadap dunia teknologi. Walau dia tahu betapa sedihnya untuk dapat menjadi seseorang seperti BJ Habibie."

Sayangnya hal tersebut tidak terwujud hingga akhir hayatnya tahun lalu. "Dia tidak punya waktu untuk melakukannya sampai akhirnya meninggal dengan damai," ujar Bjorka.

"Tampaknya rumit untuk melanjutkan mimpinya dengan cara yang benar, jadi saya lebih suka melakukannya dengan cara ini. Kita memiliki tujuan yang sama, agar negara tempat ia dilahirkan bisa berubah menjadi lebih baik. Senang bertemu kalian," cuitnya.


Infografis Klaim dan Ancaman Hacker Bjorka Bocorkan Data Bikin Gerah Kominfo hingga Istana. (Liputan6.com/Abdillah)

Infografis Klaim dan Ancaman Hacker Bjorka Bocorkan Data Bikin Gerah Kominfo hingga Istana. (Liputan6.com/Abdillah)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya