Liputan6.com, Jakarta Drama dari Iran seperti tak henti terjadi. Sebuah langkah mengejutkan, jika tak disebut gila, kembali dilakukan dengan memecat Dragan Skocic dan mendatangkan lagi Carlos Queiroz sebagai pelatih tim nasional Iran. Langkah Asosiasi Sepakbola Iran (FFIRI) itu hanya 75 hari menjelang pembukaan Piala Dunia 2022.
“Carlos Queiroz kembali dan menjadi pelatih Iran Lagi! Terima kasih kepada Dragan Skocic dari Federasi Iran. Selamat datang kembali, bos!” ujar FFIRI dalam pernyataan resminya seperti dikutip dari akun Twitter timnas Iran.
Advertisement
Iran tergabung di Grup B bersama Inggris, Amerika Serikat, dan Wales. Mereka akan membuka kiprahnya dengan menghadapi The Three Lions pada 21 November 2022 di Stadion Internasional Khalifa.
Sebelumnya FFIRI sudah pernah memecat Skocic pada 12 Juli 2022 lalu, namun enam hari kemudian menganulir sendiri keputusannya dengan Kembali memanggil pelatih berkebangsaan Kroasia itu.
Saat itu FFIRI beralasan bahwa mereka tidak menemukan pengganti Skocic menjelang Piala Dunia 2022.
Skocic sendiri punya rekor apik selama menangani timnas Iran. Dari 18 laga yang dilakoni bersama pelatih asal Kroasia itu, Team Melli merebut 15 kemenangan, 1 kali seri, dan hanya 2 kali kalah. Namun, rekor apik itu rupanya tak membuat petinggi FFIRI yakin Skocic bisa membawa Iran tampil apik di Qatar nanti.
Langkah mencopot Skocic dan memilih Queiroz itu merupakan pemenuhan janji Presiden FFIRI, Mehdi Taj.
Saat kampanye pemilihan presiden, dia memang berjanji membawa kembali Queiroz ke Team Melli. Pekan lalu, dia secara resmi terpilih sebagai Presiden FFIRI. Sebelumnya, dia juga menduduki jabatan serupa pada 2016 hingga 2019.
Pelipur Lara
Suporter timnas Iran sebenarnya mendukung Skocic, yang telah menunjukkan tangan dinginnya. Di putaran akhir kualifikasi Piala Dunia 2022 Zona Asia, timnas Iran sempat menahan Korsel 1-1, Di pertemuan berikutnya Iran kalah 0-2.
Akan tetapi, kehendak Mehdi Taj tak bisa dicegah. Suporter harus menerima Queiroz yang justeru tak punya rekor bagus di Piala Dunia. Pelatih kawakan asal Portugal itu tidak punya rekor bagus di Piala Dunia.
Di Piala Dunia Brasil 2014 dan Rusia 2018 Iran sama-sama tersungkur pada fase grup.
Sedangkan di Piala Dunia 2014, Iran hanya mengoleksi 1 poin hasil imbang dengan Nigeria serta kalah dari Argentina dan Bosnia & Herzegovina. Adapun pada Piala Dunia 2018, Team Melli menang atas Maroko, imbang dengan Spanyol, dan hanya kalah dari Portugal.
Bagi Queiroz, kepercayaan Mehdi Taj dan FFIRI jadi pelipur lara tersendiri. Sebelumnya, April lalu, eks asisten Sir Alex Ferguson di Manchester United itu dipecat setelah gagal meloloskan timnas Mesir ke Piala Dunia 2022 dan hanya jadi runner-up di Piala Afrika.
Kepercayaan Iran juga merupakan merayakan kehadirannya yang kelima di Piala Dunia
Queroz asal Portugal itu akan memimpin Iran untuk ketiga kalinya di Piala Dunia, sekaligus merayakan kehadirannya yang kelima di Piala Dunia.
Sebelumnya ia pernah melatih Afrika Selatan pada 2002 dan Portugal pada 2006.
"Ketika keluarga menelepon Anda, yang dapat Anda lakukan hanyalah pulang. Saya sepenuhnya berkomitmen pada tugas saya dan siap untuk misi," komentar Querioz di akun Instagram-nya tentang pemanggilan Iran.
Advertisement
Peta Grup B
Querioz yang mantan pelatih Real Madrid itu praktis hanya punya waktu dua bulan mempersiapkan timnas Iran berjibaku di Grup B Piala Dunia 2022.
Dari peserta yang ada, Inggris diperkirakan akan lolos dengan mudah. Mereka datang ke Qatar dengan penuh ambisi. Sejak dipegang Gareth Southgate, Inggris memang memilki grafik yang menanjak. Mulai menjadi semifinalis Piala Dunia 2018 di Rusia. Hingga menjadi finalis di Piala Eropa 2022, setelah dikalahkan Italia di final.
Bagaimana dengan Wales? Lolos ke Qatar tahun ini merupakan prestasi luar biasa, mengingat keadaan sepakbola Wales sempat mengalami krisis kecil pada 2021. Legenda Manchester United, Ryan Giggs, yang menggantikan Chris Coleman pada 2018 sebagai pelatih, diskors setelah didakwa melakukan pelanggaran terkait kekerasan dalam rumah tangga.
Ini adalah kali kedua The Dragons lolos ke Piala Dunia sejak 64 tahun silam. Di mana Wales terakhir kali tampil di Piala Dunia pada tahun 1958. Ketika itu, mereka mampu melaju hingga babak perempat final.
Sedangkan Amerika Serikat akan berangkat ke Qatar membawa pemain-pemain muda yang merupakan generasi emas saat ini. Mereka memiliki pengalaman dari klub-klub Eropa yang saat ini diperkuatnya. Peluang mereka lebih besar untuk lolos dibandingkan Wales dan Iran.
Iran sendiri, dengan melihat rekam jejak selama turut Piala Dunia, ditambah dengan pergantian pelatih jelang 75 hari menghadapi Inggris, akan berat meraih hasil maksimal. Menjadi juru kunci Grup B merupakan hal yang harus diterima oleh Iran.