Liputan6.com, Pyongyang - Sering terlihat dalam balutan setelan jas, kacamata, dan membawa tas tangan hitam, ada karakter baru di lingkaran dalam Kim Jong-un, pemimpin Korea Utara -- sebuah negara yang bersenjata nuklir.
Namun identitasnya untuk saat ini, tetap menjadi misteri.
Advertisement
Dia berada di sisi Kim Jong-un pekan lalu selama acara luar ruangan besar-besaran, dan juga terlihat membawa folder pada pidato di hadapan parlemen negara itu. Di Supreme People’s Assembly (Majelis Rakyat Tertinggi), tempat Kim Jong-un bersumpah untuk tidak pernah melepaskan senjata nuklir.
Mengutip dari The Guardian, Selasa (13/9/2022), media pemerintah Korea Utara yang dikontrol ketat karena telah menerbitkan foto atau video yang menunjukkan wanita itu, yang terkadang di samping Kim dan terkadang jauh di latar belakang selama berbulan-bulan, tetapi tidak pernah mengidentifikasinya.
Situs web NK News yang berbasis di AS, yang melaporkan secara dekat dan kritis tentang Korea Utara, pertama kali memperhatikannya pada bulan Februari dan telah mengikutinya sejak saat itu.
"Dia biasanya terlihat membawa tas tangan, mungkin berisi barang-barang yang dibutuhkan pemimpin Korea Utara setiap saat seperti telepon, rokok, atau obat-obatan," kata situs tersebut.
Spekulasi Saudara Kim Jong-un
Situs itu memperkirakan dia berusia 30-an atau 40-an tahun dan berspekulasi bahwa dia bahkan mungkin salah satu kerabat Kim Jong-un.
Pemimpin Korea Utara itu diperkirakan memiliki setidaknya dua saudara tiri, bernama Kim Sol-song dan Kim Chun-song, keduanya lahir pada tahun 1970-an.
NK News mengatakan Kim Sol-song, saudara tiri yang lebih tua, mungkin "tetap aktif dalam kepemimpinan partai di belakang layar".
Sangat sedikit yang diketahui tentang Kim Chun-song karena keluarga Kim Jong-un sangat menjaga rapat-rapat.
Dinasti Kim, yang didirikan pada tahun 1948 oleh Kim Il-sung, telah memerintah dengan tangan besi selama tiga generasi dan jarang menunjuk wanita ke posisi senior. Namun, Kim Jong-un telah mengizinkan beberapa wanita untuk menduduki posisi yang kuat, baik resmi maupun tidak resmi.
Yang paling menonjol adalah saudara perempuannya, Kim Yo-jong yang berusia 34 tahun. Ia menjadi tokoh paling penting dalam rezim Korea Utara setelah kakaknya, sering mewakili Kim Jong-un di dunia internasional dan dipandang sebagai propagandist-in-chief.
Dia dikabarkan menjadi otak di balik citra publik Kim Jong-un yang dibangun dengan hati-hati, baik di dalam negeri maupun di luar negeri.
Advertisement
Wanita-Wanita di Lingkaran Kim Jong-un
Wanita-wanita lain di lingkaran Kim Jong-un lainnya adalah Choe Son-hui.
Tahun ini, pemimpin tertinggi Korut itu menunjuk menteri luar negeri wanita pertama di negara itu, Choe Son-hui yang berusia 57 tahun.
Dia juga muncul bersama Hyon Song-wol yang berusia 44 tahun, seorang bintang pop yang dikabarkan pernah menjadi mantan pacar Kim Jong-un. Di mana bandnya menyanyikan lagu-lagu pujian untuk pemimpin mereka sambil mengenakan seragam militer.
Pada tahun 2018, Kim memberi istrinya, Ri Sol-ju, gelar "ibu negara yang dihormati", dalam apa yang menurut para analis merupakan dorongan besar bagi status politiknya.
Kim Jong-un: Kami Tidak Akan Pernah Tinggalkan Program Nuklir
Sebelumnya, pemimpin Korea Utara Kim Jong-un pada Kamis (8/9) menyatakan tekad negaranya tidak akan pernah meninggalkan senjata nuklirnya atau menggunakannya sebagai alat tawar menawar dalam perundingan. Ini merupakan isyarat terbaru dari sikap keras Kim terhadap AS dan sekutu-sekutunya.
Majelis Rakyat Tertinggi, badan legislatif tertinggi Korea Utara, awal pekan ini mengesahkan UU yang lebih jauh mengabadikan status senjata nuklir negara itu, kata kantor berita resmi KCNA pada Jumat (9/9).
Korea Utara “tidak akan pernah meninggalkan senjata nuklir dan sama sekali tidak ada denuklirisasi, tidak ada perundingan, dan tidak ada alat tawar menawar untuk ditukar dalam proses,” kata Kim dalam pidato hari Kamis, menurut KCNA.
Kim menuduh AS berusaha menjatuhkan pemerintahnya dengan menekannya agar menyerahkan senjata nuklirnya tetapi ia mengatakan bahwa kebijakan itu akan gagal, demikian dikutip dari VOA Indonesia, Sabtu (10/9/2022).
Korea Utara meninggalkan pembicaraan nuklir dengan AS pada tahun 2019. Sejak itu negara tersebut memulai kembali uji coba rudal, melakukan peluncuran yang mencapai rekor pada tahun ini. Para pejabat AS mengatakan Korea Utara juga telah bersiap untuk melakukan peledakan nuklirnya yang ketujuh.
Menurut UU baru yang disahkan pada Senin, Korea Utara akan membalas dengan serangan nuklir langsung jika negara itu diserang oleh “kekuatan-kekuatan musuh.”
UU itu juga menguraikan beberapa skenario lain di mana Korea Utara akan menggunakan nuklirnya, termasuk serangan terhadap pemimpin negara atau kekuatan nuklir strategis, atau untuk melindungi eksistensi negara.
Advertisement