Beredar Video KSAD Dudung Sebut Prajurit Marah pada Effendi Simbolon, Ini Penjelasan TNI AD

Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat (Dispenad) Brigjen Hamim Tohari membenarkan, adanya kemunculan video kemarahan dari sejumlah perwakilan anggota TNI AD di tiap-tiap daerah.

oleh Muhammad Radityo Priyasmoro diperbarui 14 Sep 2022, 14:26 WIB
Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Dudung Abdurachman

Liputan6.com, Jakarta Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat (Dispenad) Brigjen Hamim Tohari membenarkan, adanya kemunculan video kemarahan dari sejumlah perwakilan anggota TNI AD di tiap-tiap daerah. Menurut dia, hal tersebut dipicu oleh pernyataan Anggota DPR Effendi Simbolon saat rapat Komisi I DPR RI bersama TNI dan Kementerian Pertahanan telah membuat sakit hati dengan menyamakan TNI AD dengan gerombolan ormas.

“Video dari prajurit maupun masyarakat yang beredar, mungkin saja terjadi sebagai reaksi spontan atas pernyataan seorang tokoh di ruang publik yang dianggap memancing kegaduhan,” kata Hamim dalam siaran pers diterima Liputan6.com, Rabu (14/9/2022).

Selain itu, Hamim juga membenarkan, bahwa Kepala Staf Angkatan Darat (KASAD) Jenderal TNI Dudung Abdurachman meminta agar matra darat jangan takut terhadap politisi Effendi Simbolon. Namun jangan sampai pernyataan Effendi Simbolon itu disikapi secara berlebihan oleh prajurit TNI AD.

“Kepala Staf Angkatan Darat menyadari sepenuhnya bahwa itu bukanlah tindakan yang mewakili institusi DPR atau partai politik, melainkan sikap individu seseorang. Oleh karenanya, secara internal Kepala Staf Angkatan Darat juga menghimbau para prajurit untuk tidak bereaksi berlebihan,” jelas Hamim.

Hamim berharap, pernyataan Effendi Simbolon yang menuding TNI AD bak gerakan ormas dapat menjadi pembelajaran terhadap siapapun untuk berkata lebih bijak. Sebab, saat ini adalah era media sosial dimana semua informasi secara transparan dapat cepat menyebar dan menuai reaksi dari siapa saja.

“Peristiwa ini menjadi pembelajaran bagi kita semua. Saat ini setiap orang bisa menyampaikan dan mengakses informasi melalui media sosial secara langsung dan cepat, sehingga banyak hal yang terekspos di media sosial, kemudian langsung dilihat dan direspon oleh orang lain,” Hamim menandasi.


Pernyataan Kepala Staf Angkatan Darat (KASAD) Jenderal TNI Dudung Abdurachman

Berikut transkrip lengkap pernyataan perintah Dudung terkait sengkarut TNI AD dengan Effendi Simbolon dari video tersebut:

"Kita jadi petarung, jadi jagoan. Jangan jadi ayam sayur. Saya lihat itu diam semua. jelas? 

Jangan kita diam saja, Dia itu siapa? gak berpengaruh. Harga diri, kehormatan kita, kok diinjak-injak sama dia. Karena saya tahu juga dia dapat 'angin' masalahnya, sehingga kita duduk semua, diam.

Ke depan nggak ada lagi orang-orang seperti itu. Saya sudah diajarin apa yang harus disampaikan di media, jangan salahkan nanti prajurit kita ngamuk gitu loh, Prajurit kita ini di grup, di kelompok, di grup tamtama sudah bergelora sudah panas. Kelompok bintara sudah marah. 

Kok kita kelompok perwira santai-santai saja gitu loh? Gak ada yang saya lihat pangdam yang bergerak sedikit pun. Apa takut jabatannya dilepas atau gimana?

Danrem-dandim juga saya lihat santai saja, meninabobokan jabatannya. Jangan terbiasa seperti itu saya minta, ya?!

Silakan kalian bergerak, berdayakan FKPPI dan segala macam untuk tidak menerima penyampaian Effendi Simbolon, masif, lakukan. Nggak usah ada yang takut ya. Nggak usah takut kalian dicopot segala macam, saya tanggung jawab.

Nah, saya minta ini buktikan ya, jangan kemudian diam saja, takut pangkat dan jabatannya dicopot. Kalian sudah bisa buktikan apa yang saya lakukan kepada negara ini.

Pangkat dan jabatan itu Gusti Allah, Tuhan yang ngatur. Bukan siapa pun ya, bukan siapa pun. Jadi nggak usah takut kalau harga diri dan kehormatan diinjak-injak, kok kita diam saja gitu loh?

Saya tidak lihat ada letkol, kolonel, ngomong, bintang 1, bintang 2 ngomong, bergejolak gitu loh. Tidak ada yang saya lihat itu. Diam-diam saja, dan dia pun akhirnya merasa benar ya. 

Saya tekankan lagi tidak ada lagi pengkondisian dari Effendi Simbolon untuk minta minta ke wilayah, Nggak usah takut kita, kalian nggak usah takut. Tidak berpengaruh, Komisi I itu tidak berpengaruh ya. Dia kerjanya hanya minta".

 


Effendi Simbolon Hubungi KSAD Hingga Panglima TNI untuk Minta Maaf

Anggota Komisi I DPR RI Effendi Simbolon menyampaikan permintaan maaf kepada seluruh TNI terkait pernyataannya yang menyebut TNI gerombolan dan menjadi polemik.

Effendi mengaku sebelum menyampaikan maaf ke publik, dirinya sudah menghubungi langsung Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa dan Kepala Sataf ANgkatan Darat (KSAD) Dudung Abdurachman. Namun, hanya Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa yang membalas pesannya.

“Pak Dudung belum respons. Saya tanggung jawab atas yang saya sampaikan. Ke Tuhan saya juga punya kehormatan yang saya akan bawa sampai ke pusara,” kata Effendi saat konferensi pers Fraksi PDIP, Rabu (14/9/2022).

Meski Dudung tidak membalas permintaan maafnya, Effendi menyebut Andika Perkasa sudah merespons dan bersedia bertemu langsung dengannya.

“Dua hari lalu saya WA Panglima dan KSAD untuk mohon waktu. Panglima respon, saya kemarin ham 12 ke kantor bliau tanyakan sikap TNI dan saya sampaikan mohon maaf,” kata dia.

Menurut Politikus PDIP itu, Andika menyatakan tidak ada masalah di tubuh TNI terkait pernyataannya.

“Pak Panglima katakan tidak ada masalah. Sangaf clear. Silakan teman tanya langsung elok ke yang bersangkutan. Tapi sekali lagi saya datang untuk minta maaf,” kata dia.

“Saya sudah ke Panglima, ke Pak KSAD belum (bertemu) langsung. Saya bukan pemilik kebenaran, saya hanya ingin penjelasaan. Demi Allah, demi Tuhan saya tudak pernah menjudge. Apalagi saya bagian keluarga besar TNI,” pungkasnya.

Sebelumnya, Effendi dilaporkan ke Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR RI terkait dugaan melanggar kode etik dengan menyebut TNI seperti gerombolan saat rapat Komisi I DPR RI beberapa waktu lalu

Selain dilaporkan, Effendi juga mendapat protes dari beberapa prajurit TNI. Adapun, raker antara Komisi I DPR dan Panglima TNI Jenderal Andika digelar pada 5 September 2022. Rapat itu dihadiri panglima namun tidak dihadiri KSAD Jenderal Dudung Abdurachman.

Saat itu, Effendi menyinggung disharmoni hubungan Panglima dan KSAD. “Kalau perlu, setelah kita pembahasan anggaran, kita jadwalkan nanti malam, ya, kita hadirkan Kepala Staf Angkatan Darat, hadirkan Panglima TNI, kepala staf, untuk membahas, kami banyak sekali ini temuan-temuan ini, yang insubordinary, disharmoni, ketidakpatuhan. Ini TNI kayak gerombolan ini, lebih-lebih ormas jadinya. Tidak ada kepatuhan,” kata Effendi kala itu.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya