Liputan6.com, Jakarta Imbauan cek kesehatan gigi dan mulut setiap 6 bulan sekali, sampai saat ini mungkin hanya menjadi jargon para dokter gigi saja. Banyak orang yang tetap hanya ke dokter gigi jika sudah ada keluhan.
Padahal, banyak manfaat yang didapat apabila imbauan ini rutin dijalani. Salah satunya, menjaga tubuh tetap sehat dan terhindar dari berbagai penyakit. Lho, apa hubungannya ya?
Advertisement
Sakit gigi memang jarang menyebabkan kematian. Namun, kejadian sakit gigi tak dapat dipungkiri dapat mengganggu aktivitas sehari-hari. Bahkan, masalah gigi berlubang yang dibiarkan berlarut-larut pun, jika tidak ditangani segera, dapat menyebabkan keluhan kesehatan lainnya.
Pemeriksaan gigi secara berkala dapat membantu seseorang memiliki gigi yang kuat dan mulut yang sehat, sehingga dapat makanan dengan lebih baik. Apabila kondisi gigi dan mulut yang perlu perawatan dapat ditemukan pada tahap awal, penanganan dapat segera dilakukan sebelum kondisi menjadi semakin parah. Selain penanganannya lebih mudah, dari segi finansial pun akan menjadi lebih ekonomis.
Penyebab gigi berlubang
Faktor dominan penyebab gigi berlubang adalah kondisi mulut yang tidak bersih. Hal ini menjadi awal timbulnya lubang gigi (karies) yang terbentuk karena adanya sisa-sisa makanan di sekitar gigi dan jaringan pendukung yang terkontaminasi dengan bakteri.
Lama-kelamaan, sisa makanan yang menumpuk ini akan membentuk plak dan berubah menjadi asam. Suasana asam dari sisa makanan inilah yang menyebabkan demineralisasi dari email dan dentin yang ada di permukaan gigi.
Lubang pada gigi yang masih belum ditangani dapat menembus dan merusak tulang di sekitar gigi, dan pada akhirnya akan mengganggu saraf gigi. Apabila masih dibiarkan, gigi akan mati dan membusuk.
Risiko Munculnya Keluhan Kesehatan Lain dari Gigi Berlubang
Bakteri dalam gigi yang sudah membusuk dapat menyebar dan mengakibatkan peradangan pada bagian tubuh yang lain, mulai dari otot jantung, ginjal, hidung, hingga mata, bahkan mengakibatkan peradangan artritis pada sendi.
Penyebaran penyakit dari gigi ke organ tubuh lain ini dapat dijelaskan melalui teori fokal infeksi. Fokal infeksi adalah infeksi kronis di suatu tempat yang memicu penyakit di lokasi lain dalam tubuh. Racun, sisa-sisa kotoran, maupun mikroba penginfeksi bisa menyebar ke organ tubuh lainnya melalui sirkulasi dan pembuluh darah.
Lesi-lesi pada mulut yang merupakan fokal infeksi di antaranya adalah gigi dengan:
· infeksi saluran akar,
· abses,
· kista,
· granuloma,
· peradangan, serta
· infeksi jaringan periodontal (penyangga gigi) yang melibatkan gusi dan tulang alveolar.
Pada gigi-gigi tersebut, perlu dilakukan prosedur berupa perawatan saluran akar guna membersihkan mikroorganisme yang terdapat di dalamnya, ataupun pembersihan karang gigi dan perawatan jaringan penyangga gigi/gusi.
Advertisement
Bisa Sebabkan Sinusitis
Sudah umum diberitakan bahwa bakteri dalam gigi dapat menyebabkan penyakit jantung. Namun ternyata tak hanya itu saja, bakteri dalam mulut juga dapat menyebabkan sinusitis.
Sinus maksilaris adalah rongga sinus terbesar yang letaknya berada di bawah mata dan di atas gigi geraham rahang atas.
Sinus merupakan beberapa pasang ruang kosong yang terhubung ke rongga hidung. Akar gigi geraham rahang atas umumnya berada sangat dekat dengan dasar sinus maksilaris.
Bahkan, pada beberapa kasus, ada yang akar giginya menyatu dengan dasar sinus. Posisi anatomis tersebutlah yang menyebabkan infeksi gigi yang meluas hingga ke akar bisa menyebabkan sinusitis.
Begitu juga sebaliknya, radang yang terjadi pada sinus akan menyebabkan sakit pada gigi di bawahnya. Apabila sudah terjadi kondisi ini, maka tak hanya perawatan pada gigi yang harus dilakukan, melainkan juga disertai dengan penanganan sinusitis dengan terapi antibiotik dan obat-obatan penunjang.
Pencegahan Gigi Berlubang
Langkah-langkah pencegahan gigi berlubang sangatlah sederhana, yaitu dengan melakukan hal-hal berikut:
- Menyikat gigi pada pagi hari sesudah sarapan dan malam hari sebelum tidur
- Menggosok lidah selama 30 detik untuk mengurangi jumlah bakteri dalam mulut
- Menggunakan dental floss agar sisa makanan yang tersangkut di celah-celah gigi dapat terangkat
- Berkumur dengan mouthwash (yang tidak mengandung alkohol) untuk mengoptimalkan pembersihan gigi
- Menghindari konsumsi makanan setelah menyikat gigi pada malam hari
- Mengurangi konsumsi makanan yang manis dan lengket
- Memperbanyak konsumsi buah-buahan dan sayur
- Memperkuat gigi dengan pasta gigi yang mengandung fluoride
- Mengganti sikat gigi setiap dua bulan pemakaian dan atau ketika bulu-bulu sikat gigi sudah mekar
- Menjaga sikat gigi selalu kering jika tidak digunakan agar tidak berlumut dan berjamur
Jangan lupakan juga rutin memeriksakan diri ke dokter gigi setiap enam bulan sekali untuk mendapatkan perawatan gigi dan rongga mulut yang sesuai dengan kondisi gigi dan mulut Anda.
Beberapa perawatan yang dapat dilakukan oleh dokter gigi dalam pemeriksaan rutin, antara lain:
- Pemeriksaan seluruh permukaan gigi
- Membersihkan gigi dari berbagai plak dan noda akibat rokok, teh, ataupun kopi
- Penambalan dilakukan ketika ditemukan karies
- Pembersihan karang gigi dengan scaller
- Jika gigi sudah terbebas dari masalah, seluruh permukaan gigi dioles dengan fluoride yang berfungsi melindungi gigi dari karies
Jadi, mulai sekarang, jangan ke dokter gigi kalau sudah ada keluhan saja, ya. Yuk, bentuk kebiasaan baru untuk cek rutin kondisi gigi dan mulut ke dokter gigi!
**Penulis adalah drg. Hanny Ilanda, Sp.KG, Dokter Gigi Spesialis Konservasi Gigi Dental Specialist Clinic RS Pondok Indah – Puri Indah
Advertisement