Liputan6.com, Pekanbaru - Kematian Fitria Yulisunarti yang jasadnya ditemukan di basement DPRD Riau masih menjadi misteri. Polresta Pekanbaru belum menyimpulkan apakah pegawai negeri sipil itu bunuh diri di mobil atau ada campur tangan orang lain alias pembunuhan.
Sejak kejadian penemuan jasad di basement DPRD Riau pada Sabtu siang pekan lalu itu, petugas sudah memeriksa 23 saksi secara maraton. Sejumlah rekaman CCTV juga masih dipelajari penyelidik.
Baca Juga
Advertisement
Dari rangkaian itu semua, petugas belum menaikan status perkara ini dari penyelidikan ke penyidikan. Artinya, petugas belum menemukan bukti cukup telah terjadi tindak pidana.
"Saat ini masih cukup baik penyelidikannya, perlu waktu untuk pendalaman," kata Kepala Satuan Reserse Kriminal Polresta Pekanbaru Komisaris Andrie Setiawan, Rabu (14/9/2022).
Andrie menjelaskan, tim penyelidik masih menganalisa petunjuk alat bukti, baik itu alat komunikasi korban dan rekaman CCTV. Pihaknya juga sudah melakukan gelar perkara.
"Gelar perkara sifatnya untuk memberikan masukan dalam penyelidikan dan menentukan rencana tindak lanjut," ucap Andrie.
Sebelumnya, penyidik Polresta Pekanbaru sudah mengantongi hasil autopsi dari Rumah Sakit Bhayangkara Polda Riau. Autopsi itu menyatakan pada leher korban ada kekerasan tumpul.
Kekerasan tumpul ini menekan jalan napas korban sehingga timbul asfiksia atau mati lemas. Kekerasan tumpul ini ditimbulkan adanya lilitan kain pada leher korban yang tergantung pada pegangan kursi penumpang bagian tengah.
Leher Terlilit Kain
Hanya saja, tidak diketahui apakah lilitan itu merupakan perbuatan orang lain atau disebabkan oleh korban karena ingin mengakhiri hidupnya di parkiran gedung di Jalan Jenderal Sudirman itu.
Sebagai informasi, jasad korban ditemukan oleh petugas sekuriti di basement DPRD Riau pada Sabtu siang, (10/9/2022). Pagi harinya, sekuriti sudah melihat mobil itu tapi tak memeriksa karena korban sudah biasa datang ke DPRD Riau.
Sehari sebelum kejadian, korban datang ke DPRD menemui seorang pria inisial F. Keduanya disebut punya hubungan, tak hanya urusan pekerjaan sebagai aparatur sipil negara.
Keduanya, ditemani seorang pria lainnya, disebut sempat keluar memakai mobil dari DPRD Riau. Tak lama setelah itu, korban kembali ke basement DPRD Riau, tapi saksi F tidak terlihat.
Pada malam harinya, ada informasi menyebut F kembali ke DPRD Riau. Tidak diketahui apakah pegawai di Bagian Protokoler DPRD itu menemui korban di basement.
Tak lama setelah itu, saksi F meninggalkan gedung DPRD Riau. Sementara korban tidak pernah terlihat keluar lagi hingga akhirnya ditemukan tewas di dalam mobilnya.
Advertisement