Bisa Picu Masalah, 5 Hal Ini Tak Boleh Dikonsumsi Ibu Hamil

Sederet makanan dan minuman yang harus dihindari oleh ibu hamil.

oleh Liputan6.com diperbarui 17 Sep 2022, 14:07 WIB
Ilustrasi kehamilan. (dok. Unsplash.com/@by_syeoni)

Liputan6.com, Jakarta - Melihat si kecil sehat dan bertumbuh dengan baik adalah dambaan setiap orang tua. Untuk itu, orang tua harus berusaha maksimalkan kebutuhan si kecil sejak dalam kandungan.  

Umumnya, ibu hamil setidaknya sekali melewati masa-masa ngidam. Mau makan ini dan itu. Namun, tidak semua makanan yang ibu inginkan harus dituruti. Beberapa makanan sebaiknya dihindari semasa kehamilan demi tumbuh kembang si kecil. 

Apa yang ibu konsumsi tak hanya berpengaruh pada bayi semasa kehamilan saja. Pengaruh dari apa yang ibu komsumsi bisa sampai kelahiran dan pertumbuhan si kecil di masa depan. 

Tentunya semua ibu ingin yang terbaik untuk anaknya. Ada beberapa makanan dan minuman yang sebaiknya dihindari oleh ibu hamil karena dapat berdampak negatif tak hanya bagi si kecil, tetapi juga ibu. 

Yuk, intip sederet makanan dan minuman yang harus dihindari oleh ibu hamil berikut ini!

1. Ikan Mentah

Pantangan yang satu ini mungkin sulit bagi ibu-ibu penggemar sushi, tetapi ini penting. Ikan mentah dapat menyebabkan infeksi karena mengandung virus, bakteri, dan parasit. Contohnya bakteri salmonella dan listeria. 

Wanita hamil rentan terhadap infeksi listeria. Melansir dari Healthline, Sabtu (17/9/2022), menurut Center for Disease Control and Prevention (CDC), wanita hamil 10 kali berisiko terinfeksi listeria dibandingkan populasi umum. 

Bakteri Listeria dapat ditularkan ke bayi Anda melalui plasenta. Hal ini berisiko menyebabkan kelahiran prematur, keguguran, dan masalah kesehatan serius lainnya.

Untuk itu, CDC menyarankan wanita hamil untuk sementara waktu menghindari ikan mentah termasuk sushi. 


2. Kafein

Ilustrasi teh hijau dan kopi (Dok.Unspkash/ Katrin Hauf)

Anda mungkin salah satu dari banyaknya orang di dunia ini yang sangat menyukai kopi dan teh. 

American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG) menganjurkan wanita hamil untuk membatasi asupan kafein kurang dari 200 mg per hari. 

Kafein sangat cepat diserap dan masuk ke dalam plasenta. Asupan kafein yang melebihi batas anjuran berisiko menyebabkan bayi saat lahir memiliki berat badan yang lebih kecil dari berat bayi pada umumnya hingga berisiko memicu masalah kesehatan bayi lainnya. 

3. Makanan yang Tidak Dicuci

Penting untuk menjaga kebersihan makanan yang masuk ke dalam tubuh, terutama bagi wanita hamil. Permukaan sayur dan buah yang tidak dicuci bersih dapat terkontaminasi dengan bakteri dan parasit.

Salah satu parasit berbahaya yang menempel pada permukaan sayur dan buah adalah toksoplasma. 

Bayi yang terinfeksi toksoplasma saat masih dalam kandungan berisiko mengalami cacat intelektual dan kerusakan mata di kemudian hari. 

Maka dari itu, sangat penting bagi para wanita hamil memperhatikan kebersihan makanan yang dikonsumsinya. 


4. Telur Mentah

Ilustrasi Telur Credit: freepik.com

Telur mentah berisiko terkontaminasi bakteri salmonella. Gejala infeksi salmonella seperti demam, mual dan muntal, kram perut, dan diare.

Dalam beberapa kasus, infeksi dapat menyebabkan kram di rahim dan dapat menyebabkan kelahiran prematur atau lahir mati pada bayi. 

Untuk keamanan, pastikan untuk selalu memasak telur hingga matang. 

5. Alkohol

Wanita hamil disarankan untuk benar-benar menghindari minum alkohol karena meningkatkan risiko keguguran, lahir mati. 

Selain itu, minum alkohol selama masa kehamilan dapat menyebabkan kelainan bentuk wajah, gangguan pada jantung, dan berdampak negatif pada perkembangan otak si kecil.


6. Makanan Cepat Saji dan Olahan

Ilustrasi Fast Food Credit: unsplash.com/Hasseb

Masa-masa kehamilan lebih baik diisi dengan makanan-makanan yang padat nutrisi. Wanita hamil membutuhkan banyak nutrisi yang lebih banyak seperti protein, kolin, folat, dan zat besi. Nutrisi ini membantu tumbuh kembang si kecil lebih maksimal. 

Makanan cepat saji umumnya rendah nutrisi serta tinggi kalori, gula, dan lemak tambahan. Hal ini dapat memicu komplikasi dan penyakit selama masa kehamilan atau kelahiran.

Penulis:

Pathrichia Putriani Syamsury

Universitas Multimedia Nusantara

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya