Liputan6.com, Jakarta - Asep Kamal jadi korban penyebaran nomor pribadi. Hal ini terjadi ketika nomor ponselnnya dicantumkan orang tidak bertanggung jawab di sebuah pengumuman palsu Konferensi Asep Asep ke-5.
Baca Juga
Advertisement
Dalam pengumuman itu tertera logo Paguyuban Asep Dunia, perkumpulan para pemilik nama Asep. Lalu, di bagian tengah terdapat desain Konferensi Asep Asep V (5). Dicantumkan juga tanggal pelaksanaan beserta lokasinya.
Konferensi tersebut dicatut akan berlangsung di Gedung Merdeka, Jl. Asia Afrika Bandung, Jawa Barat, pada 22 Oktober 2022. Ketika dihubungi Liputan6.com, Asep Kamal yang nomornya tercantum dalam pengumuman menegaskan bahwa itu palsu.
Ia bahkan tidak tahu-menahu tentang penyelenggaraan acara ini. Foto pengumuman sendiri disebut tersebar di sebuah grup WhatsApp. Di sana, tertera satu nomor lain, selain milik Asep Kamal. Namun, ketika Liputan6.com hubungi, nomor tersebut tidak tersedia.
"Enggak tahu (tentang Konferensi Asep Asep ke-5). Hoaks itu. Saya enggak tahu apa-apa," tulis Asep Kamal melalui pesan, Rabu, 14 September 2022. Ia menduga, mungkin yang membuat acara mencantumkan nomor yang salah.
Asep pun heran mengapa tiba-tiba banyak yang menghubungi. "Coba tanya Ridwan Kamil (Gubernur Jawas Barat). Saya mah enggak tahu apa-apa," selorohnya.
Nomor yang Tersebar
Asep menyebut banyak sekali yang menghubunginya. Ia bahkan "tidak bisa menghitung berapa kontak yang mengirim pesan padanya." "Sampai saya pusing," akunya.
"Apa mungkin di-hack Bjorka, tapi apa manfaatnya saya hanya rakyat biasa," tulisnya menggunakan emoji sedih. Asep juga langsung mencari informasi mengenai Paguyuban Asep Dunia dan acara Konferensi Asep Asep. Namun, dirinya tidak tahu lebih lanjut tentang acara itu.
"Kalau saya search memang pernah ada acara seperti itu, tapi saya enggak tahu perihal acara ini karena saya bukan yang membuatnya," imbuh pria asal Bandung, Jawa Barat tersebut sambil memperlihatkan tangkapan layar hasil pencariannya tersebut.
Lebih lanjut ia bercerita, sebenarnya kontak yang tertera dalam pengumuman itu merupakan nomor ponsel ibunya. Isi pesan orang yang menghubunginya kebanyakan ingin mendaftarkan diri untuk ikut acara Konferensi Asep Asep.
"Punten kang. Perkawis acara ieu hoyong ngiringan (Permisi kang. Tentang acara ini ingin ikutan," begitu isi pesan yang datang ke nomor Asep.
Advertisement
Transfer Uang
Asep juga terkejut ketika ada orang yang mengaku telah mentransfer sejumlah uang padanya dengan mengirim bukti transfer. Padahal, tidak ada sama sekali jumlah uang yang masuk ke rekeningnya.
Ia mengaku tidak tahu nomor rekening siapa yang dituju dalam transaksi tersebut, hanya menyebut ada nomor rekening atas nama Asep Dedoh Wahyudin, dan ia tidak kenal dengan orang itu. Dalam bukti transfer, pengirim chat menuliskan keterangan "uang kaos Asep Ape."
Uang yang dikirimkan senilai Rp75 ribu. "Kaget. Dalam artian sudah ke tahap transfer-transfer gitu, makannya saya kaget banget, ada yang nge-Wa juga saya kaget, ini ada yang kirim bukti tranfer segala," ujarnya.
Ia mengaku takut banyak orang yang dirugikan atas pengumuman palsu tersebut. Asep juga menanyakan pada orang-orang yang menghubunginya dari mana pengumuman itu berasal. Lalu, mereka menjawab mendapatkannya dari grup WhatsApp.
Asep menyebut bingung harus berbuat apa. Ia pun bertanya-tanya apakah harus sampai melapor polisi.
Paguyuban Asep Dunia
Paguyuban Asep Dunia (PAD) merupakan gerakan sosial yang bertujuan mempertemukan para pemilik nama Asep di seluruh dunia untuk bersilaturahmi dan mengaktualisasikan diri secara konkret agar berdaya dan bermanfaat bagi masyarakat, bangsa, dan negara. PAD didirikan Asep Iwan Gunawa, Asep Kambali, Asep Bambang Fauzi, Asep RS, dan Asep Dudi di Jakarta, mengutip dari situs PAD.
Paguyuban Asep Dunia menggelar Konferensi Asep Asep pertama di Kota Bandung, Jawa Barat, pada 25 Oktober 2015. Melansir Merdeka.com, konferensi yang saat itu mengusung tema "Ti Asep, Ku Asep, Keur Indonesia (Dari Asep, Oleh Asep untuk Indonesia)" itu membahas mengenai masa depan Paguyuban Asep.
Melalui acara tersebut, keberadaan PAD juga diharapkan bisa bermanfaat bagi masyarakat. Pendaftaran konferensi tersebut membeludak, mencapai lebih dari 300 pemilik nama Asep yang mendaftar.
Menariknya, di antara ratusan pendaftar konferensi, ternyata ada beberapa pemilik nama Asep berjenis kelamin perempuan. Lalu, ada yang bukan berasal dari suku Sunda dan tidak berdomisili di Jawa Barat.
Advertisement