Harga Logam Timah Diprediksi Meningkat pada 2023

Harga jual logam timah diperkirakan meningkat di atas USD 25.000 per metrik ton (MT).

oleh Elga Nurmutia diperbarui 14 Sep 2022, 20:17 WIB
(Foto: PT Timah)

Liputan6.com, Jakarta - - PT Timah Tbk (TINS) mengungkapkan terkait faktor sentimen global yang mempengaruhi penurunan harga logam timah.

"Pada semester II ini memang harga jual mengalami penurunan, belum berakhirnya lockdown di China, perang Rusia-Ukraina, dan kebijakan suku bunga Fed, cukup mempengaruhi permintaan yang melambat pada semester II ini,” kata Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PT Timah Tbk, Fina Eliani, dalam Public Expose Live secara virtual, Rabu (14/9/2022).

Meskipun demikian, berdasarkan data analis, permintaan logam timah diproyeksikan kembali pulih pada 2023. Sehingga, harga jual timah akan kembali meningkat.

"Namun berdasarkan data analis, diproyeksikan dengan tumbuhnya industri electronic dan populasi dan kebutuhan mobil listrik, diproyeksikan demand di tahun 2023, akan kembali pulih, sehingga harga jual logam dapat kembali meningkat,” kata Fina.

Sementara itu, harga jual logam timah diperkirakan meningkat di atas USD 25.000 per metrik ton (MT).

“Jadi harga jual logam sendiri kami banyak menggunakan analis dari Bloomberg, mereka sebetulnya mereka memiliki asumsi optimis, pesimis, dan moderate, dan di tahun 2023, dengan asumsi moderate diperkirakan harga jual logam akan meningkat di atas USD25.000 per metrik ton,” ujar dia.

Selain itu, Fina mengungkapkan basis TINS ini menggunakan harga logam di LME (London Metal Exchange).

“Harga jual perseroan saat ini full menggunakan harga market, kita tidak ada menggunakan fixed price, saat ini basis kita adalah harga logam di LME (London Metal Exchange). Di semester I, perseroan mendapatkan harga jual yang cukup tinggi di average USD 41.000 dolar per metrik ton,” kata dia.

 


Strategi Pertahankan Kinerja pada Semester II 2022

Paparan publik PT Timah Tbk (TINS), Rabu (14/9/2022) (Foto: Liputan6.com/Elga N)

Sebelumnya, PT Timah Tbk (TINS) memiliki sejumlah strategi mempertahankan kinerja hingga semester II 2022 di tengah penurunan harga jual timah.

Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PT Timah Tbk, Fina Eliani menuturkan, pada semester II 2022 harga jual timah turun cukup signifikan. 

"Sebagaimana kita ketahui bahwa di semester II harga jual mengalami penurunan yang cukup signifikan, bahkan mencapai 50 persen jika dibandingkan harga jual logam di semester I  2022. Untuk proyeksi di semester II ini, Perseroan akan tetap mempertahankan kinerjanya agar terdapat pertumbuhan, meskipun harga jual mengalami penurunan,” kata Fina dalam Public Expose Live secara virtual, Rabu (14/9/2022).

Fina menyebutkan, salah satu strategi yang dilakukan Timah agar kinerja pada semester II 2022 terjaga dengan menjaga harga jual logam.

"Perseroan telah memiliki beberapa strategi agar kinerja di semester 2 dapat terjaga, salah satunya Perseroan untuk menjaga harga jual logam kita mengoptimalkan aktivitas hedging terutama untuk penjualan yang sifatnya long term kontrak,” kata Fina.

 


Optimalkan Sisi Produksi

Pengunjung mengabadikan papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Jakarta, Rabu (15/4/2020). Pergerakan IHSG berakhir turun tajam 1,71% atau 80,59 poin ke level 4.625,9 pada perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Johan Tallo)

PT Timah Tbk juga mengoptimalkan dari sisi produksi pada semester ini, karena semakin tinggi produksi akan semakin menurunkan harga pokok Perseroan.

“Dari sisi produksi aktivitas akan kita optimalkan pada semester kedua karena semakin tinggi produksi akan semakin menurunkan harga pokok Perseroan yang memang karakter biayanya cenderung fix dan semi variabel,” imbuhnya.

Strategi selanjutnya, Timah akan melakukan efisiensi dalam seluruh lini usaha yang dimiliki agar memberikan kontribusi yang besar pada tahun ini.

“Perseroan akan terus menerus melakukan efisiensi di seluruh lini usaha Perseroan, bahkan lebih ditekankan di semester kedua ini dan Perseroan akan memacu kinerja anak perusahaan di luar non segmen pertimahan agar dapat memberikan kontribusi yang lebih besar di 2022 ini,” ujar Fina.

Fina menegaskan, Timah memproyeksikan kontribusi anak usaha bisa melampaui tahun sebelumnya. 

“Kami proyeksikan kontribusi anak perusahaan jauh lebih tinggi di tahun 2022 ini jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya,” ujar dia.

Sedangkan, belanja modal (capital expenditure/capex) Timah pada 2022 berasal dari pendanaan internal dan bank.

“Serapan capex 2022 ini diperkirakan masih akan sama dengan 2021, sumber pendanaan kombinasi dari pendanaan  internal dan bank,” ungkapnya.


PT Timah Tbk Setor Pajak Rp 1,19 Triliun pada Semester I 2022

Papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (30/12/2020). Pada penutupan akhir tahun, IHSG ditutup melemah 0,95 persen ke level 5.979,07. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sebelumnya, PT Timah Tbk (TINS) pada semester I 2022 menyetorkan kontribusi pajak dan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) sebesar Rp1,196 triliun kepada Negara. 

Meningkatnya setoran pajak dan PNBP PT Timah Tbk didorong oleh tingginya harga komoditas timah pada semester I 2022 dengan rerata harga  41.110 USD/Mton. Jumlah setoran pajak ini meningkat sekitar 400 persen dari periode yang sama 2021 yakni Rp 234,6 miliar.

Sementara itu, peningkatan kontribusi pajak dan PNBP dari Timah karena ada peningkatkan jumlah pajak PPH Badan. Di mana semester I 2022, Timah berhasil membukukan laba sebesar Rp1.082 miliar. 

Selain itu, TINS tahun ini juga membagikan dividen kepada pemegang saham sebesar Rp 455 miliar atau 35 persen dari keuntungan perusahaan. 

Perbaikan tata kelola industri timah juga memengaruhi peningkatan pajak, TINS melalui pola kemitraan merangkul masyarakat untuk menambang di wilayah konsesi perusahaan, sehingga masyarakat penambang yang bermitra dengan PT Timah Tbk juga melaksanakan kewajiban perpajakannya. 

"Kontribusi pajak dan PNBP PT Timah Tbk semester satu tahun 2022 mencapai Rp1,196 Triliun. Membaiknya performa kinerja perusahaan tentunya selaras dengan kontribusi perusahaan kepada negara," kata Sekretaris Perusahaan PT Timah Tbk, Abdullah Umar dalam keterangan resminya, Senin (12/9/2022).

 


Selanjutnya

Pengunjung melintas dekat layar monitor pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (2/1). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada pembukaan perdagangan saham 2019 menguat 10,4 poin atau 0,16% ke 6.204. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Abdullah mengatakan, pihaknya optimistis setoran pajak dan PNBP kepada negara akan terus naik hingga tutup buku pada 2022. Meski tidak dipungkirinya harga komoditas timah kurang menggembirakan di semester II tahun ini.

"Manajemen perseroan berupaya untuk meningkatkan kinerja sehingga bisa memberikan kontribusi kepada negara, pemegang saham dan masyarakat," kata  Abdullah. 

Selain memberikan kontribusi kepada negara, PT Timah Tbk secara konsisten melaksanakan program CSR bagi masyarakat di wilayah operasional perusahaan untuk mendukung pembangunan ekonomi dan pemberdayaan masyarakat. 

Berikut catatan kontribusi pajak dan PNBP PT Timah Tbk empat tahun terakhir: 

 2018: Rp818,7 miliar

2019: Rp1,2 triliun

2020: Rp677,9 miliar

2021: Rp776,657 mililar

Semester  I 2022: Rp Rp1,196 triliun

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya