Liputan6.com, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) terus mendorong penerbitan produk waran terstruktur di pasar modal tanah air. Direktur Pengembangan BEI, Jeffrey Hendrik mengatakan, instrumen ini diharapkan dapat menambah pilihan investor dalam berinvestasi di pasar modal.
“Selain itu, waran terstruktur juga dapat membantu investor dalam strategi investasi yang mungkin selama ini tidak dapat dilakukan dengan saham individual terutama yang bluechip,” kata Jeffrey kepada awak media, dikutip Rabu (14/9/2022).
Advertisement
Sebagai gambaran, waran terstruktur merupakan efek yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli dan menjual underlying waran terstruktur pada harga dan waktu tertentu.
Mekanisme perdagangannya waran terstruktur mirip dengan equity yang ada di bursa, tetapi dengan perbedaan mendasar seperti penerbit, saham yang diterbitkan dan metode penyelesaian saat jatuh tempo.
“BEI mendorong lebih banyak pihak yang ikut menawarkan produk waran terstruktur. Sehingga tujuan kita untuk melakukan pendalaman pasar akan tercapai,” imbuh Jeffrey.
BEI bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan pelaku pasar akan meluncurkan waran terstruktur pada September ini. Sebelumnya, Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Iman Rachman mengatakan, waran terstruktur ini diharapkan bisa memberikan kontribusi 10-20 persen dari total perdagangan.
"Kita harapkan produknya kita akan bertambah market deepening akan bertambah walaupun investor kita peningkatannya mungkin tidak terlalu signifikan tapi mereka mempunyai produk baru untuk diinvestasikan," ungkap Iman.
Waran Terstruktur
Menurut Iman, beberapa perusahaan sekuritas juga telah mengajukan izin terkait waran terstruktur dari OJK untuk memperoleh efektif izin. Rencananya, produk investasi itu akan diluncurkan pada pertengahan bulan ini.
"Launching pertama 25 September. Ada 1 perusahaan sekuritas akan launch. Kita diskusi terus dengan mereka dan akan diikuti dengan yang lainnya untuk aktif pada launching ini,” ujar dia.
BEI telah menerbitkan Peraturan Bursa terkait Produk Waran Terstruktur pada 11 April 2022. Adapun Peraturan yang diluncurkan oleh BEI antara lain adalah Peraturan Nomor I-P tentang Pencatatan Waran Terstruktur di Bursa, Peraturan II-P tentang Perdagangan Waran Terstruktur di Bursa, dan Peraturan III-P tentang Liquidity Provider Waran Terstruktur di Bursa. Peluncuran Waran Terstruktur diharapkan dapat meningkatkan minat masyarakat untuk berinvestasi di pasar modal Indonesia.
Sehingga, pada akhirnya dapat mendukung peningkatan nilai transaksi, jumlah investor, serta peningkatan daya tahan industri pasar modal terhadap fluktuasi pasar global dan domestik di masa depan.
Advertisement
BEI Bidik Waran Terstruktur Andil 10 Persen dari Transaksi Bursa
Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) berencana meluncurkan produk terbarunya, yakni waran terstruktur (structured warrants). Direktur Pengembangan BEI, Hasan Fawzi mengungkapkan, produk ini ditargetkan andil hingga 10 persen dalam keseluruhan transaksi di bursa.
"Kalau belajar dan berkaca dari market lain yang sudah lebih matang dan lebih dulu mengenalkan waran terstruktur, kita harap suatu sata proporsi turnover harian dari nilai transaksi bursa setidaknya 10 persen akan bersumber dari transaksi di pasar sekunder untuk instrumen waran terstruktur ini," kata Hasan dalam Konferensi Pers Implementasi Produk Waran Terstruktur, Senin, 11 April 2022.
Sebagai langkah awal, BEI resmi memberlakukan aturan terkait waran terstruktur pada Senin, 11 April 2022.
Adapun peraturan yang diluncurkan oleh BEI antara lain, peraturan nomor I-P tentang pencatatan waran terstruktur di bursa, peraturan II-P tentang perdagangan waran terstruktur di bursa, dan peraturan III-P tentang liquidity provider waran terstruktur di bursa.
"Di awal ini kita harapkan setidaknya 1–3 persen transaksi dari keseluruhan likuiditas transaksi harian di bursa akan datang dari waran terstruktur ini,” ujar Hasan.
Perbandingan
Sebagai perbandingan, Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI, Laksono W. Widodo menyebutkan rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) di bursa Thailand bisa mencapai 2–3 lipat dari Indonesia. Di mana salah satunya ditopang transaksi dari waran terstruktur.
"Di Thailand, transaksi waran terstruktur ini mendorong transaksi di sana. Sehingga pasar saham Thailand bisa memiliki RNTH rata-rata 2-3 kali dari Indonesia," kata Laksono.
"Kita juga sudah punya banyak perusahaan tercatat sehingga basic-nya sudah ada. Kita tambah dengan produk waran terstruktur sehingga investor bisa memanfaatkan pergerakan harga saham di BEI tanpa perlu biaya modal yang besar. Jadi ini diharapkan jadi salah satu produk andalan BEI ke depannya," ia menambahkan.
Advertisement