Liputan6.com, Jakarta Kementerian Perindustrian berkomitmen untuk terus mendukung pembangunan industri nasional yang berdaya saing global. Hal ini sejalan dalam upaya mewujudkan Indonesia menjadi negara industri yang tangguh.
Advertisement
Salah satu langkah strategis yang dilakukan adalah melalui penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan vokasi oleh Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI).
Beberapa waktu lalu, BPSDMI Kemenperin telah menyelenggarakan acara Pembukaan Pengenalan Kehidupan Kampus Bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) di unit pendidikan tinggi yang baru, yakni Politeknik Industri Petrokimia Banten.
Pendirian dan perizinan Politeknik Industri Petrokimia Banten ini sudah melalui proses yang panjang hingga resmi mendapatkan izin dari Kementerian terkait pada tahun 2022.
“Dalam perjalanan panjang pengurusan izin ini, Kemenperin juga senantiasa mendapatkan dukungan dari Asosiasi Industri Olefin, Aromatik dan Plastik, Industri Petrokimia, dan Pemerintah Daerah di Banten,” kata Kepala BPSDMI Kemenperin, Arus Gunawan di Jakarta, Rabu (14/9/2022).
Pendirian Politeknik Industri Petrokimia Banten ini merupakan salah satu upaya Kemenperin untuk memenuhi kebutuhan produk-produk dan kebutuhan tenaga kerja di sektor industri petrokimia dengan memanfaatkan potensi daerah, khususnya di Kota Cilegon, Provinsi Banten.
“Industri petrokimia merupakan sektor industri tingkat hulu penghasil berbagai produk dan bahan kimia penting yang menjadi bahan baku primer untuk menyokong operasi komersial industri otomotif, mesin, elektronika, konstruksi, aplikasi rumah tangga, dan lainnya,” papar Arus.
Kebutuhan tenaga kerja industri petrokimia di Provinsi Banten hingga kini mencapai 2.800 orang. Hal inilah yang mendorong Kemenperin bekerja sama dengan asosiasi dan mitra industri setempat untuk mendirikan politeknik yang lulusannya akan langsung diserap kerja pada industri.
Politeknik Industri Petrokimia
Ketua Asosiasi Industri Plastik Indonesia (INAPLAS) Suhat Miyarso menjelaskan, Kemenperin dan INAPLAS telah merencanakan pendirian Politeknik Industri Petrokimia Banten sejak 2018 dalam rangka memenuhi kebutuhan SDM yang siap pakai dan kompeten untuk industri petrokimia yang kian meningkat.
“Politeknik ini sejalan dengan program peningkatan pendidikan yang sedang dilaksanakan di Kota Cilegon dan Kabupaten Serang,” tuturnya.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Serang Asep Nugrahajaya menerangkan, tuntutan tenaga kerja harus disesuaikan dengan kebutuhan di bidang industri sehingga diperlukan SDM yang memenuhi kebutuhan tersebut.
“Pemerintah Kabupaten Serang menjadikan aktivitas pendidikan prioritas program kami, dan kami mendukung seluruh kegiatan pembelajaran di politeknik ini,” ujarnya.
Setelah resmi mendapatkan izin pendirian dan pengoperasian Politeknik Industri Petrokimia Banten, BPSDMI Kemenperin melakukan penerimaan mahasiswa baru melalui Jalur Penerimaan Vokasi Industri (JARVIS) di bulan Juli 2022 dengan pendaftar sebanyak 2.379 orang. Dari jumlah tersebut, 125 orang diterima atau lulus sebagai mahasiswa baru Politeknik Industri Petrokimia Banten.
“Kami mengucapkan selamat kepada para mahasiswa baru. Pada jenjang pendidikan vokasi ini, kegiatan praktik akan mendominasi dibandingkan dengan kegiatan teori sebagai upaya membangun kompetensi lulusan,” jelas Arus.
Advertisement
3 Program Studi
Para mahasiswa akan mengikuti kegiatan perkuliahan dan praktik di industri petrokimia selama tiga tahun di Politeknik Industri Petrokimia Banten, dan setelah lulus program Diploma 3 nantinya langsung ditempatkan bekerja pada 11 perusahaan industri petrokimia.
Politeknik Industri Petrokimia Banten saat ini membuka tiga program studi, yaitu Teknologi Mesin Industri Petrokimia, Teknologi Instrumentasi Industri Petrokimia, dan Teknologi Proses Industri Petrokimia.
“Harapannya, politeknik ini dapat terus menghasilkan lulusan yang siap kerja dengan kompetensi sesuai kebutuhan industri petrokimia ke depan serta mendapatkan dukungan penuh dari asosiasi dan mitra industri. Dengan begitu, penyediaan SDM industri petrokimia berjalan dengan baik guna mendukung pertumbuhan dan perkembangan industri petrokimia nasional,” pungkas Arus.