Liputan6.com, Jakarta - Beberapa waktu terakhir, jagat maya tengah ramai oleh aksi tak terpuji Eko Kuntadhi, yang menyematkan kata 'tolol' dalam unggahan potongan video Ning Imaz Fatimatuz Zahra yang tengah menjelaskan tafsir surah Ali Imran ayat 14.
Memang, Eko telah menghapus twit itu. Namun, tangkapan layar kata-kata sarkas itu sudah kadung beredar kencang di dunia maya: 'Tolol tingkat kadal. Hidup kok cuma mimpi selangkangan'. Tak cuma itu, si pegiat medsos ini juga sempat mencuit 'Ternyata pikiran gue bener. Lelaki dapat bidadari. Perempuan dapatnya Tupperware'.
Sadar kesalahannya, Eko buru-buru meminta maaf melalui media mainstream lantaran takut kembali dirisak jika mengucapkan maaf melalui video atau media sosial lainnya. Eko juga berjanji akan meminta maaf secara langsung ke Ponpes Lirboyo.
Nah, sebenarnya, apa sih yang sedang dijelaskan oleh Ning Imaz hingga Eko bisa menyematkan kepsyen kasar begitu rupa?
Baca Juga
Advertisement
Dalam video yang awalnya diunggah akun NU Online tersebut, Ning Imaz sebenarnya tengah menjelaskan tafsir Ali Imran. "Jadi sebetulnya orientasi kenikmatan tertinggi bagi laki-laki adalah perempuan. Makanya hadiahnya di surga nanti adalah bidadari. Tapi kalau perempuan tidak. Perempuan di surga nanti, kenikmatan tertingginya bukan laki-laki. Makanya tidak ada bidadara, tidak ada. Perhiasan, perempuan itu menyukai perhiasan. Hal-hal yang indah, karena dia sendiri perhiasan dan dia juga menyukai perhiasan…,".
Entah mendapat potongan video dari mana, atau karena terbatasnya pengetahuan, mendadak Eko menyematkan kepsyen kasar. Meski, belakangan, Eko pun mengklarifikasi bahwa sematan kepsyen itu berasal dari potongan video yang dia dapat.
"Saya mohon maaf. Memang saya nggak teliti soal caption-nya. Caption itu yang bikin bukan saya. Saya dapat (video Ning Imaz) dari twitter," ungkap Eko Kuntadhi dikutip dari NU Online, Kamis (15/9/2022).
Namun begitu, patut diduga, Eko Kuntadhi tak mengetahui asbabun nuzul kenapa Ning Imaz menjelaskan bahasan yang memang sensitif atau tabu bagi masyarakat awam, namun biasa di kalangan pesantren ini. Sebenarnya, Ning Imaz tengah menjelaskan perihal tafsir atas pertanyaan warganet.
Di luar keriuhan ini, patut pula bagi kita untuk mengetahui penjelasan tafsir Surah Ali Imran ayat 14 seperti yang dijelaskan oleh Ning Imaz.
Saksikan Video Pilihan Ini:
Tafsir Ibnu Katsir Surah Ali Imran Ayat 14
Mengutip NU Online, Imam Ibnu Katsir (701-774 H), pakar tafsir asal Kota Damaskus, dalam kitab tafsirnya berjudul Tafsirul Qur’anil ‘Azhim menjelaskan ayat 14 surat Ali Imran:
زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ النِّسَاءِ وَالْبَنِينَ وَالْقَنَاطِيرِ الْمُقَنْطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَالْأَنْعَامِ وَالْحَرْثِ ذَلِكَ مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَاللَّهُ عِنْدَهُ حُسْنُ الْمَآَبِ
Artinya, “(14) Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan pada hal-hal yang diinginkan, yaitu wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak, dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia; dan di sisi Allah tempat kembali yang baik (surga)." (QS Ali ‘Imran: 14).
Menurut Ibnu Katsir, dalam ayat ini Allah sedang memberi kabar tentang berbagai hal yang disukai oleh syahwat manusia di dunia, dalam konteks yang lebih khusus adalah kaum Adam, yaitu perempuan, dan anak keturunan. Lalu dalam ayat tersebut, Allah memulainya dengan menyebut perempuan terlebih dahulu, karena fitnah atau godaan perempuan bagi laki-laki menjadi godaan yang paling berat daripada godaan lainnya.
Menjelaskan hal ini, Imam Ibnu Katsir mengutip beberapa hadits Nabi Muhammad saw. Di antaranya:
مَا تَرَكْتُ بَعْدِى فِى النَّاسِ فِتْنَةً أَضَرَّ عَلَى الرِّجَالِ مِنَ النِّسَاءِ
Artinya, “Tidak ada fitnah yang aku tinggalkan pada manusia setelah kewafatanku yang lebih membahayakan laki-laki daripada perempuan.” (Muttafaqun ‘Alaih).
Melihat penafsiran seperti ini, menjadi benar adanya bahwa orientasi kebahagian tertinggi bagi laki-laki adalah perempuan. Namun demikian, meskipun perempuan menjadi fitnah terbesar bagi laki-laki, jika maksud menikahi perempuan adalah untuk menjaga diri dan memperoleh keturunan, maka perempuan justru akan menjadi berkah bagi laki-laki dan Allah pun meridhainya. “Fa hadza mathlubun marghubun fihi mandubun ilaih (ini dianjurkan, disukai, dan disunahkan)," kata Ibnu Katsir. (Ismail bin Umar bin Katsir ad-Dimasyqi, Tafsirul Qur’anil ‘Azhim, [Darut Thaibah: 1420 H/1999 M], juz II, halaman 19).
Advertisement
Bidadari dan Perhiasan
Laki-laki yang mencinta perempuan dengan motif positif seperti inilah laki-laki yang bertakwa, yang oleh Allah dijanjikan surga dan bidadari-bidadarinya, sebagaimana ayat selanjutnya:
قُلْ أَؤُنَبِّئُكُمْ بِخَيْرٍ مِنْ ذَلِكُمْ لِلَّذِينَ اتَّقَوْا عِنْدَ رَبِّهِمْ جَنَّاتٌ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا وَأَزْوَاجٌ مُطَهَّرَةٌ وَرِضْوَانٌ مِنَ اللَّهِ وَاللَّهُ بَصِيرٌ بِالْعِبَادِ
Artinya, “Katakanlah, "Inginkah aku kabarkan kepada kalian apa yang lebih baik daripada yang demikian itu?" Untuk orang-orang yang bertakwa (kepada Allah), pada sisi Tuhan mereka ada surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya. Dan (ada pula) istri-istri yang disucikan serta keridaan Allah. Dan Allah Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya.” (QS Ali ‘Imran: 15).
Nash Al-Qur’an pada ayat 15 ini secara terang sekali menyatakan, bagi laki-laki yang bertakwa terdapat janji pahala dari Allah berupa surga, azwajun muthahharah, dan ridha Allah Ta’ala. Diksi azwajun muthahharah yang dimaksud sebagaimana penafsiran Ibnu Katsir adalah istri-istri yang disucikan dari kotoran, penyakit, haid, nifas, dan kotoran lainnya, yang biasa dijumpai pada perempuan di dunia. (Ad-Dimasyqi, Tafsirul Qur’anil ‘Azhim, juz II, halaman 22).
Walhasil, merujuk penafsiran Ibnu Katsir, perempuan adalah fitnah terbesar bagi para lelaki. Pun demikian, bila lelaki menyukai perempuan berdasarkan motif positif, seperti untuk menjaga diri dari keharaman dan mendapat anak keturunan, maka kesukaannya justru akan menjadi berkah bagi hidupnya, di dunia hingga akhirat kelak. Wallahu a’lam.
(Sumber: NU Online-Ahmad Muntaha AM)
Tim Rembulan