Liputan6.com, Surabaya - Legenda ludruk Surabaya Cak Sapari dikabarkan tutup usia Kamis (15/9/2022) sekitar pukul 04.30 WIB. Meninggalnya Cak Sapari juga disampaikan anaknya, Dhani, melalui unggahan Media Sosial (Medsos) status whatsapnya.
"Innalillahi wa inna ilaihi raji'un selamat jalan Pak.. Bapak Super Hero terhebat dalam hidupku. Husnul Khatimah aamiin aamiin Allahuma aamiin barrakalahu terjadilah berbahagialam semua mahluk hidup didunia ini begitu sebaliknya," tulis Dhani Putra Cak Sapari dalam status whatsappnya, Kamis (15/9/2022).
Advertisement
Dhani juga meminta doa meminta doa kepada seluruh warga masyarakat Surabaya atas meninggalnya Cak Sapari.
"Bapak mas..doanya mas Husnul khatimah buat bapak," ucapnya.
Cak Sapati diketahui berjuang melawan sakit diabetes dan harus berkali-kali dirawat di rumah sakit. Dia sempat di rawat di RSUD dr. Mohamad Soewandhie, Surabaya.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi sebelumnya telah memerintahkan Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya dan Direktur RSUD Dr Mohamad Soewandhie untuk memberikan pelayanan kesehatan secara maksimal kepada seniman ludruk legendaris Cak Sapari, yakni anggota dari grup Ludruk Kartolo CS yang sedang terbaring sakit.
Karenanya, Eri Cahyadi menginginkan tenaga kesehatan dan rumah sakit untuk memeriksa dan memberikan penanganan medis yang terbaik bagi kesembuhan Cak Sapari. Hal ini adalah bentuk perhatian Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya terhadap salah satu seniman yang menjadi kebanggaan warga Surabaya.
“Cak Sapari, legenda ludruk Surabaya kini sedang terbaring sakit. Pemkot Surabaya tadi mengirimkan ambulance dan tenaga medis untuk menjemput beliau. Saat ini tengah dirawat di RSUD Dr. Mohamad Soewandhie, tim dokter sedang bekerja dan memberikan kesembuhan bagi beliau. Mohon doa agar beliau lekas sembuh,” kata Wali Kota Eri Cahyadi, Sabtu (18/6/2022).
Kepala Dinkes Kota Surabaya Nanik Sukristina mengungkapkan, bahwa saat ini Cak Sapari sudah berada di RSUD Dr. Mohamad Soewandhie dan sedang mendapatkan penanganan medis.
“Beliau sudah di RSUD Dr. Mohamad Soewandhie dan mendapatkan penanganan medis. Siang tadi, kami mengirimkan tenaga medis dan ambulance ke rumah untuk menjemput Cak Sapari,” ungkap Nanik.
Mengeluh Batuk
Direktur RSUD Dr. Mohamad Soewandhie Billly Daniel Messakh mengatakan, tenaga kesehatan dan Ambulance sampai di rumah Cak Sapari, di Jalan Simo Mulyo Baru Kota Surabaya pukul 12.24 WIB dan langsung mendapat penanganan medis. Yakni, memasangkan cairan infus sebelum menuju ke RSUD Dr. Mohamad Soewandhie
“Sejak pagi kami berusaha bermediasi dengan sang istri. Sebab sempat terjadi penolakan. Karena menurut sang istri, BPJS Cak Sapari sudah tidak aktif, serta hilangnya KTP beliau,” kata Billy.
Namun, saat dilakukan pengecekan melalui NIK Cak Sapari, Billy mengaku bahwa status BPJS Cak Sapari masih aktif. Ia kemudian menjelaskan mengenai mekanisme pelayanan kesehatan di Kota Surabaya kepada sang istri. Hasilnya, Cak Sapari setuju dilakukan penanganan medis di rumah sakit.
“Tetapi saat saya cek NIK nya, ternyata BPJS masih aktif. Sehingga kami tangani dengan BPJS. Kami memastikan bahwa semua telah aman dan tercover oleh BPJS, kemudian Cak Sapari dan istri mau untuk dilakukan penanganan medis,” jelas dia.
Sesampainya di RSUD Dr. Mohamad Soewandhie, seniman ludruk legendaris kelahiran 5 Juli 1948 itu, langsung di rawat di instalasi gawat darurat (IGD). Hingga saat ini, pihaknya masih melakukan diagnostik dengan foto thorax dan laboratorium.
“Cak Sapari mengeluhkan batuk pada empat bulan terakhir ini. Kondisi beliau juga stabil dan saat ini kami lakukan rawat inap. Jika kondisi Cak Sapari semakin membaik, maka bisa diputuskan untuk melakukan rawat jalan,” ujarnya.
Poto: Almarhum Cak Sapari saat mendapat penanganan medis di rumahnya yang berada di Jalan Simo Mulyo Baru, Kota Surabaya. Dan di RSUD Dr. Mohamad Soewandhie.
Advertisement