Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Jago Tbk (ARTO) telah menggelar Public Expose 2022 pada Rabu (14/9/2022) sebagai bentuk transparansi dan akuntabilitas kepada publik, termasuk para pemegang saham.
Dalam paparan publik yang digelar secara virtual, manajemen Bank Jago memaparkan kinerja keuangan semester satu 2022 dan rencana perusahaan ke depan. Pada tahun ini Bank Jago fokus mengembangkan kolaborasi dengan sejumlah ekosistem, baik dengan multifinance, financial technology, serta lembaga keuangan digital lainnya.
Advertisement
Direktur Utama Bank Jago Kharim Siregar, mengatakan kolaborasi menjadi kata kunci bagi Bank Jago untuk terus tumbuh positif dan solid.
“Untuk itu, Bank Jago akan terus memperluas dan memperdalam kolaborasi dengan sejumlah ekosistem,” ujar Kharim dalam keterangan tertulis, dikutip Kamis (15/9/2022).
Terbaru, Bank Jago meningkatkan kolaborasi dengan ekosistem GoTo dalam mendukung GoPaylater Cicil, produk terbaru dari Tokopedia. Dalam produk pinjaman digital ini, Bank Jago memberikan dukungan pendanaan.
Selain itu Bank Jago juga memperdalam kolaborasi dengan GoTo Financial dengan mengintegrasikan layanannya ke dalam GoBiz, aplikasi untuk mitra usaha GoFood.
“Kedua kolaborasi ini melengkapi integrasi Bank Jago dengan Gojek dan GoTo Financial yang sudah dimulai sejak 2021 lalu,” jelas Kharim.
Kharim juga menuturkan, pada Mei 2022, Bank Jago telah berkolaborasi dengan platform e-commerce jual beli mobil bekas terkemuka PT Carsome Indonesia dalam menyalurkan kredit.
Hingga akhir Juni 2022, Bank Jago telah berkolaborasi dengan 34 institusi, termasuk 26 mitra dalam kerja sama penyaluran pembiayaan atau partnership lending.
“Partnership lending merupakan strategi Bank Jago untuk memperluas penetrasi pasar sekaligus menciptakan akses keuangan ke para pelaku UMKM serta masyarakat luas,” tutur Kharim.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Kinerja Perseroan
Hingga akhir semester satu 2022, Bank Jago mencatat pertumbuhan positif dan solid pada jumlah nasabah, penghimpunan dana pihak ketiga (DPK), dan penyaluran kredit. Animo tinggi masyarakat terhadap Aplikasi Jago mendorong jumlah nasabah funding mencapai lebih dari 3,9 juta nasabah pada akhir Agustus 2022.
Jumlah nasabah ini tumbuh lebih dari 175 persen dalam enam bulan atau tercatat 1,4 juta nasabah pada akhir 2021. Hal ini mendorong DPK tumbuh 253 persen secara year on year (yoy) menjadi Rp 6,1 triliun pada akhir semester satu 2022.
Secara year to date (ytd), jumlah DPK yang dihimpun melesat 65,9 persen dibandingkan akhir 2021 yang tercatat Rp 3,7 triliun. Struktur biaya dana semakin membaik yang tercermin pada rasio CASA terhadap total DPK menjadi 63 persen.
Kinerja positif juga ditunjukkan dalam penyaluran kredit dan pembiayaan syariah yang tumbuh 234 persen secara yoy menjadi Rp 7,3 triliun pada akhir semester satu 2022.
Advertisement
Penyaluran Kredit
Adapun secara ytd, penyaluran kredit dan pembiayaan syariah meningkat Rp 1,9 triliun atau tumbuh 35 persen dibandingkan akhir 2021 yang tercatat Rp 5,4 triliun. Peningkatan CASA berhasil menjaga beban bunga dan beban syariah tetap rendah, yakni Rp 64 miliar pada kuartal dua 2022.
Sementara itu, pendapatan bunga dan pendapatan syariah Bank Jago meningkat 340 persen menjadi Rp 705 miliar pada kuartal dua 2022. Dengan demikian pendapatan bunga bersih tercatat Rp 641 miliar atau tumbuh 361 persen secara yoy.
Laba bersih setelah pajak hingga kuartal dua 2022 sebesar Rp 29 miliar, berbanding terbalik dengan kuartal dua 2021 yang masih mencatatkan rugi. Pertumbuhan DPK yang tinggi mendorong perbaikan rasio likuiditas atau loan to deposit ratio (LDR) menjadi 119 persen pada akhir kuartal dua 2022 dari 146 persen pada akhir 2021.
Bank Jago mencatatkan NIM 10,8 persen dan memiliki rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) 110 persen, cukup kuat untuk mendukung ekspansi bisnis ke depan. Hingga akhir Juni 2022 Bank Jago mencatatkan total aset sebesar Rp 14,6 triliun, tumbuh 44,8 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.