Liputan6.com, Jakarta - Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali sentuh posisi tertinggi sepanjang masa pada sesi pertama perdagangan saham, Kamis, 15 September 2022. Analis menuturkan, penguatan IHSG hingga sentuh level tertinggi didorong data ekonomi Indonesia yaitu neraca dagang.
Mengutip data RTI, pada penutupan perdagangan sesi pertama, IHSG melonjak 1,17 persen ke posisi 7.363,41. Indeks LQ45 bertambah 1,4 persen ke posisi 1.050. Sebagian besar indeks acuan menghijau. Pada sesi pertama, IHSG berada di level tertinggi sepanjang masa di 7.372,74.
Advertisement
IHSG pernah sentuh posisi all time high 7.355,29 pada 11 April 2022. Sementara itu, IHSG sentuh posisi terendah di 7.311,06. Sebanyak 298 saham menguat dan 216 saham melemah.
182 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan 1.038.743 kali dengan volume perdagangan 18,2 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 10,8 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 14.812.
Secara sektoral, sebagian besar sektor saham menghijau. Indeks sektor saham IDXindustry menguat 1,96 persen, dan catat penguatan terbesar. Diikuti indeks sektor saham IDXproperty bertambah 1,94 persen, indeks sektor saham IDXfinance menanjak 1,57 persen, indeks sektor saham IDXhealth menguat 1,2 persen, dan indeks sektor saham IDXenergy mendaki 1,01 persen.
Sementara itu, indeks sektor saham IDXbasic turun 0,41 persen, indeks sektor saham IDXtechno melemah 0,34 persen dan indeks sektor saham IDXtransportasi tergelincir 0,12 persen.
Bursa saham Asia cenderung bervariasi hingga Kamis siang ini. Indeks Hang Seng bertambah 0,36 persen, indeks Korea Selatan Kospi melemah 0,30 persen, indeks Jepang Nikkei bertambah 0,17 persen. Selain itu, indeks Thailand susut 0,43 persen, indeks Shanghai merosot 1,29 persen. Kemudian indeks Singapura menanjak 0,45 persen dan indeks Taiwan naik 0,17 persen.
Sentimen yang Bayangi IHSG
Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana mengatakan, posisi IHSG saat ini sudah menembus resistance di 7.355 dan membentuk all time high (ATH).
"Penguatan IHSG ini masih inline dengan teknikal yang kami berikan tadi pagi dengan IHSG cenderung menguat ke rentang 7.345-7.429,” kata dia.
Penguatan IHSG, menurut Herditya didorong sejumlah faktor. Dari dalam negeri, rilis data neraca dagang yang surplus USD 5,76 miliar sehingga jadi katalis positif bagi pergerakan IHSG. Selain itu, pergerakan harga komoditas batu bara yang masih berada pada fase uptren.
Dari sentimen global, menurut Herditya, penguatan IHSG juga sejalan dengan pergerakan bursa saham Amerika Serikat (AS) yang ditutup menguat setelah kemarin koreksi akibat rilis data inflasi pada level 8,3 persen YoY. Kemudian berada di atas harapan pasar yang hanya sebesar 8,1 persen. “Penguatan bursa AS ini juga berimbas ke pergerakan bursa Asia yang juga positif,” kata dia.
Pada sesi dua, Herditya prediksi IHSG melanjutkan penguatan untuk kembali uji 7.370-7.380.
Advertisement
Selanjutnya
Seiring IHSG yang sentuh posisi tertinggi, Herditya menilai, pelaku pasar dapat melakukan trading dalam jangka pendek. Hal ini seiring IHSG diprediksi sudah berada di akhir penguatannya.
Sementara itu, Vice President PT Infovesta Utama, Wawan Hendrayana menuturkan, IHSG sentuh posisi tertinggi seiring optimisme atas fundamental perekonomian, termasuk surplus perdagangan oleh komoditas, kekhawatiran sebelumnya atas merebaknya COVID-19 varian baru terbukti terkendali dan tidak membuat PPKM naik.
“Untuk itu kita memasuki kuartal IV dengan modal yang baik dan pendapatan para emiten diperkirakan terus meningkat. kenaikan BBM juga diperkirakan dapat diserap oleh masyarakat dengan pertumbuhan ekonomi yang di atas 5 persen, di tahun 2023 pun RAPBN mentargetkan pertumbuhan ekonomi 5.3 persen,” kata dia.
Wawan menuturkan, IHSG akan masih mencoba ditutup di atas 7.300 pada sesi dua. “Karena all time high umumnya akan dilanda profit taking,” kata dia.
Neraca Dagang Surplus USD 5,7 Miliar
Sebelumnya, Indonesia kembali mencatat surplus neraca perdagangan pada Agustus 2022, memperpanjang rekor selama 28 bulan berturut-turut. Kali ini, neraca perdagangan surplus sekitar USD 5,76 miliar.
Capaian ini diperoleh lantaran angka ekspor per Agustus 2022 yang sebesar USD 27,91 miliar masih lebih tinggi dibanding nilai impor pada bulan yang sama, sebesar USD 22,15 miliar.
Kendati demikian, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, nilai impor tersebut mengalami kenaikan sebesar 3,77 persen secara bulanan atau month to month (MtM) dibanding Juli 2022, yang sebesar USD 21,35 miliar.
"Secara tahunan, angka impor Agustus 2022 juga meroket 32,81 persen dibanding Agustus 2021 yang sebesar 16,68 persen," terang Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Setianto, Kamis (15/9/2022).
Untuk ekspor sendiri, Indonesia membukukan angka ekspor sebesar USD 27,91 miliar pada Agustus 2022. Angka tersebut naik 30,15 persen secara tahunan atau year on year (YoY) dibanding Agustus 2021.
Setianto mengatakan, ekspor Indonesia secara month to month naik 9,17 persen dibanding bulan sebelumnya, yakni sebesar USD 25,56 miliar pada Juli 2022.
"Dilihat secara year on year, ekspor di bulan Agustus meningkat sebesar 30,15 persen dibandingkan Agustus 2021 yang sebesar USD 21,44 miliar," jelas dia.
Adapun nilai USD 27,91 miliar ini terdiri dari ekspor barang nonmigas dan migas. Untuk komoditas non migas meningkat 8,24 persen secara bulanan, sementara untuk migas meningkat 25,59 persen secara month to month.
Advertisement