Demi Hemat Energi, Menara Eiffel Akan Matikan Lampu Lebih Awal

Cahaya di Menara Eiffel akan dimatikan lebih awal untuk hemat energi.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 15 Sep 2022, 16:21 WIB
Kembang api menerangi Menara Eiffel selama perayaan Hari Bastille di Paris, Kamis (14/7/2022) malam. Penyerbuan penjara Bastille dipandang sebagai simbol pemberontakan bangsa dan rekonsiliasi seluruh rakyat Prancis. (AP Photo/Lewis Joly)

Liputan6.com, Paris - Wali Kota Paris Anne Hidalgo mengumumkan bahwa monumen-monumen di wilayahnya akan hemat energi. Alhasil, lampu Menara Eiffel juga dimatikan lebih awal.

Pengumuman ini dibuat pada Selasa 13 September 2022. Turis pun berpotensi akan kecewa.

Menurut laporan DW.com, Kamis (15/9/2022), lampu-lampu ornamental biasanya menerangi Menara Eiffel hingga pukul 01.00 dini hari. Tiap jam, cahaya dibuat gemerlap.

Pada aturan yang baru ini cahaya Eiffel akan dimatikan setelah 11.45 malam.

Cahaya-cahaya lainnya juga akan dipadamkan mulai pukul 22.00 malam di bangunan-bangunan pemerintah di Paris. Namun, Hidalgo berkata lampu-lampu jalanan akan terus menyala seperti biasa untuk keselamatan publik.

Rencana hemat energi ini akan berlaku mulai 23 September 2022. Rencana Hidalgo adalah mengurangi pemakaian energi hingga 10 persen supaya bisa hemat pengeluaran energi hingga 10 juta euro.

Mengurangi cahaya Menara Eiffel bisa mengurangi 4 persen penggunaan energi di menara tersebut.

Saat ini, Uni Eropa memang sedang hemat energi akibat krisis energi yang dipicu perang Rusia. Uni Eropa memberikan sanksi yang dibalas oleh penyetopan suplai gas oleh Presiden Rusia Vladimir Putin. Alhasil, Uni Eropa kini sedang buru-buru beralih ke energi terbarukan, serta mencari sumber energi ke negara-negara lain.

Presiden Prancis Emmanuel Macron juga berusaha agar industri, rumah tangga, dan otoritas daerah bisa mengurangi konsumumsi hingga 10 persen.

Prancis sebenarnya tidak begitu terdampak oleh masalah gas Rusia, namun Prancis juga sedang mengalami permasalahan di reaktor nuklir mereka, sehingga mereka harus impor energi.


Suhu AC Dibatasi

Komisioner Energi (setingkat menteri) di Komisi Eropa, Kadri Simson, Selasa (9/6/2022) di kantor Kedubes Uni Eropa, Jakarta. Dok: Kedubes Uni Eropa di Jakarta

Menjelang musim dingin, Uni Eropa kini sedang dihadapi krisis energi akibat dampak invasi Rusia ke Ukraina. Uni Eropa menolak bergantung ke energi Rusia, sehingga mereka harus mencari ide agar hemat energi. 

Kebijakan hemat energi itu bahkan dimulai dari suhu AC. Salah satu taktiknya adalah pembatasan suhu ruangan agar tidak terlalu dingin. 

"Opsi paling yang paling mudah untuk menghemat energi adalah selama musim panas, bulan panas, kita tidak mendinginkan ruangan sampai dingin seperti sebelumnya. Ada beberapa pemerintah yang secara kuat menyarankan bahwa tidak boleh mendinginkan di bawah 25 derajat," ujar Komisioner Eropa, Kadri Simson, kepada media di Kedutaan Besar Uni Eropa di Jakarta, Selasa (6/9). 

Sebelumnya euronews melaporkan bahwa kebijakan pembatasan ini sudah diambil oleh Spanyol. Pendingin ruangan di restoran dan bar juga terdampak. The Guardian juga menyebut Italia mengambil kebijakan serupa.

Menjelang musim dingin, ada pula taktik untuk menjaga suhu ruangan agar tidak terlalu hangat. Ini juga untuk mengurangi ketergantungan pada gas.

"Dan pada musim dingin ketika kita mengalami suhu derajat minus, di gedung-gedung pemerintah mereka menyarankan kita seharusnya tidak menghangatkan lebih dari 19 derajat. Sebab sektor pemanas di Eropa utamanya menggunakan gas bumi," lanjut Simson. 

Perusahaan gas Rusia, Gazprom, sedang menyetop kiriman gas ke Eropa pada pekan pertama September 2022. Langkah itu membuat Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen kesal. Ia berkata Rusia akan kalah dan ia akan menjaga kelompok rentan dari dampak mahalnya harga energi.


Taktik Rusia Jadi Senjata Makan Tuan

Presiden Rusia Vladimir Putin menyampaikan pidatonya pada konser perayaan delapan tahun referendum tentang status negara bagian Krimea dan Sevastopol serta penyatuannya kembali dengan Rusia, di Moskow, Rusia (18/3/2022). (Ramil Sitdikov/Sputnik Pool Photo via AP)

Pada Juli 2022, Komisioner Anggaran Johannes Hahn dari Komisi Eropa menyatakan bahwa taktik Rusia akan menjadi senjata makan tuan. Pasalnya, taktik energi mereka akan membuat konsumer tidak percaya lagi dengan Rusia. 

"Ia (Putin) menghancurkan ekonominya sendiri. Ia menghancurkan relasi. Jadi ia kehilangan kepercayaan dan confidence internasional," ujar Johannes Hahn kepada Liputan6.com di Jakarta, Jumat 22 Juli 2022.

Masalah kepercayaan global ini penting bagi Rusia, pasalnya Hahn menyebut produk andalan Rusia adalah energi. Ia berkata jarang produk-produk Rusia yang terkenal selain energinya. 

Lebih lanjut, Eropa merupakan pasar yang penting bagi Rusia. Akibat invasi Rusia dan permainan di bidang energi, Eropa kini makin bertekad agar independen dari Rusia. Ekspor LNG Eropa dari AS juga meningkat tiga kali lipat dari sebelum invasi. Uni Eropa juga mencari mitra energi lain, seperti Mesir dan Israel.

Sementara, Rusia dinilai akan kesulitan mencari pembeli ke negara lain.

"Infrastruktur gas mayoritas berdasarkan pipeline atau jalur pipa gas. Dan infrastruktur pipeline (milik Rusia) berorientasi ke Eropa," jelas Hahn. 


Harga BBM Sudah Naik, Subsidi Energi Tetap Jebol

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menginstruksikan Kementerian PUPR untuk memperbaiki fasilitas sosial dan umum seperti pasar, gedung pemerintahan, toko, dan sekolah di Wamena.

Sementara itu di Indonesia, pemerintah telah menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di 3 September 2022 untuk jenis Pertalite, Solar dan Pertamax. Harga BBM naik demo menyelamatkan anggaran negara terutama subsidi energi.  

Namun, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, meskipun harga BBM sudah naik tetapi angka subsidi energi dan kompensasi energi masih tetap jebol dari anggaran yang sudah ditetapkan. 

"Subsidi yang dipatok Rp 520 triliun naik ke Rp 698 triliun. Kalau kita tekan ini juga tidak menurunkan banyak karena kita menurunkannya di bulan terakhir," kata Airlangga dalam Rapat Koordinasi Pusat dan Daerah Pengendalian Inflasi Tahun 2022 di Hotel Shangri-La, Surabaya, Jawa Timur, Rabu (14/9/2022).

Kondisi ini terjadi karena kebutuhan energi mengalami peningkatan. BBM jenis Pertalite konsumsinya naik dari 23 juta kilo liter (KL) menjadi 29 juta KL. Begitu juga dengan solar yang semula hanya 15 juta KL menjadi 17 juta KL.

"Kenaikan harga BBM menaikkan subsidi karena kebutuhannya berdasarkan penggunaan BBM," kata dia.

Hal ini kata Airlangga menjadi tantangan baru bagi pemerintah. Apalagi kenaikan harga BBM juga berdampak ke berbagai aspek di masyarakat.

Sehingga untuk meredam dampak yang semakin berat, pemerintah pusat telah menganggarkan Bantuan Langsung Tunai (BLT) sebesar Rp 12,4 triliun. Dana ini akan disalurkan sebagai jaring pengaman sosial masyarakat rentan miskin dan masyarakat miskin.

Infografis 3 Bansos untuk Hadapi Harga BBM Naik. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya