Liputan6.com, Muara Enim PT Bukit Asam Tbk (PTBA) terus meningkatkan perannya dalam pemberdayaan masyarakat. Upaya ini dilakukan demi meningkatkan ekonomi di beberapa wilayah sekitar penambangan batu bara.
Seperti yang dilakukan di Desa Pagar Dewa, Muara Enim, Sumatera Selatan. Di desa ini, PTBA mengembangkan ekonomi kerakyatan dengan berbasis pertanian. Melalui produk pertanian seperti padi, jagung, hingga durian, masyarakat diajak mandiri secara ekonomi.
Advertisement
Maklum saja, masyarakat di desa ini, masih dikendalikan oleh rentenir dan tengkulak dalam menjual hasil panennya. Oleh karena itu, kesejahteraan petani tak kunjung meningkat.
Tergerak dari kondisi masyarakat tersebut, PTBA mengajak para generasi milenial asli Desa Pagar Dewa untuk membangun kampung halamannya. Caranya dengan mendirikan Perseroan Terbatas (PT) bernama PT Pagar Bukit Asam sebagai solusi bagi para petani untuk keluar dari jeratan rentenir dan tengkulak.
"Jadi selama ini petani Desa Pagar Dewa kalau mau panen harus lewat tengkulak. Dan di sana mereka dikenakan bunga 40 persen," cerita Direktur Utama PT Pagar Bukit Asam, Windri Wijaya seperti ditulis, Kamis (15/9/2022).
Windri pun memiliki strategi supaya para petani tidak menjual berasnya kepada para tengkulak yakni dengan menaikan harga beras petani. Misal para tengkulak membeli beras petani seharga Rp 7 ribu per kilogram makan PT Pagar Bukit Asam akan membeli beras tersebut yakni Rp 8 ribu hingga Rp 12 ribu per kg. Ini merupakan strategi agar para petani tidak terjerat oleh para tengkulak dan rentenir.
"Saya naikan harga berasnya, kalau tengkulak Rp 7 ribu saya naikan Rp 8 ribu sampai Rp 12 ribu. Karena saya asli di sini mereka tidak berani," tutur dia.
"Bahkan dari beberapa petani, berhasil kita bantu bayarkan utang-utang mereka ke tengkulak," tambahnya.
Pekerjaan Rumah
Kendati demikian, masih ada petani yang menjual berasnya ke para tengkulak, itu menjadi pekerjaan rumah PT Pagar Bukit Asam untuk memberantas para tengkulak.
Selain beras, Desa Pagar Dewa juga memproduksi jagung dan durian. Sebanyak 95 orang petani sawah dengan lahan sawah sendiri yang masuk ke dalam PT Pagar Bukit Asam. Sementara untuk jagung ada 15 petani dengan luas lahan 30 hektar.
"Di sini semua warga mayoritas petani, nah kalau durian memang semua disini petani durian juga," ucap Direktur PT Pagar Bukit Asam.
Lebih lanjut, dirinya takut apabila 20 tahun ke depan para petani hanya menjadi penonton di lahan sendiri jika para rentenir atau tengkulak mengambil lahan mereka.
"Takutnya kita hanya jadi penonton di lahan sendiri, makanya saya harus bergerak," tambah dia.
Saat ini, PTBA terus memberikan bantuan berupa alat-alat pertanian, pemasaran hasil pertanian, hingga pembinaan para petani untuk bisa menghasilkan produk yang berkualitas.
Advertisement
Bukit Asam Sudah Produksi 23 Juta Ton Batu Bara hingga Agustus 2022
PT Bukit Asam (Persero) Tbk (PTBA) terus berusaha dalam mencapai target bisnis perusahaan, khususnya dalam hal produksi batu bara.
Pada 2022, perusahaan yang bermarkas di Tanjung Enim, Sumatera Selatan ini menargetkan produksi sebanyak 35,5 juta ton batu bara. Lantas bagaimana progresnya hingga saaat ini?
"Kalau soal produksi kita hingga 32 Agustus 2022 sudah mencapai 23 juta ton batu bara," kata Manajer Penambangan Air Laya PTBA, Suratman, di area tambang PTBA, Tanjung Enim, Sumatera Selatan, Selasa (13/9/2022).
Dari Izin Usaha Penambangan (IUP) yang sudah berproduksi di tambang Tanjung Enim, Tambang Air Laya yang ditargetkan produksi 7,750 juta ton yang telah direalisasikan hingga 31 Agustus 2022 sebanyak 4,811 juta ton, Tambang Muara Tiga Besar target 8,5 juta ton yang sudah terealisasikan 6,595 juta ton.
Lalu untuk target produksi Tambang Banko Barat 7 juta ton sudah terealisasikan 5,316 juta ton, dan Tambang Banko Tengah 12,250 juta ton batu bara sudah terealisasikan hingga 31 Agustus 2022 sebanyak 6,374 juta ton batu bara.
"Hanya saja memang untuk memenuhi target sesuai RKAP perusahaan ini tidak mudah. Banyak kendala seperti cuaca hujan, dan masih banyak kendala lainnya. Tapi kami pastikan target tercapaikan," tambahnya.
Reporter: Siti Ayu Rachma
Sumber: Merdeka.com